Kamis, 31 Desember 2015

Dadah 2015.

Saya cuma mau bilang, " saya lelah menjadi orang baik. "

Read More

Menjadi Kuat

Ketika dunia terasa memuakkan, kemanakah tujuanmu kembali?
Ketika kamu melangkahkan kaki untuk pulang ke rumah dan ternyata tak ada orang yang menyambut, apakah yang akan dilakukan?
Ketika semua orang yang dicinta pergi meninggalkan -entah apapun itu caranya-, akankah kamu tetap memutuskan untuk menjalani hidup ? Sendirian?
Ketika di dunia ini kamu mempertahankan hidup sendirian tanpa ada pundak untuk bersandar, telinga untuk mendengarkan, apakah kamu akan menjadi kuat?

Menjadi kuat sendirian di dunia yang terlalu kejam ini,
Apakah kamu sanggup?

...

Dikisahkan, seorang gadis lugu yang tinggal di bumi menjalani hidup normal. Masa kecilnya begitu indah, masih terdengar canda tawanya. Masih banyak orang yang menyukainya. Temannya pun banyak pula.

Seiring waktu berjalan, banyak hal yang dilaluinya. Manis dan pahit mulai dicicipinya. Hingga pada satu titik ia merasa lelah dengan hidupnya. Semakin ia mencari jati dirinya, semakin ia kehilangan jati dirinya. Ia hidup di balik punggung orang lain. Ketergantungan. Saat di lepas bagaikan kepompong yang gagal bermetamorfosis -sayapnya tak muncul. Saat itulah ia sadar dunia begitu kejam hingga ia tak sanggup untuk mengarunginya. Ia pun menyerah.

Di tengah keputusasaan tersebut, teman-temannya berangsur-angsur menghilang, keluarganya seakan-akan selalu tak sepaham dengannya. Ia pun merasa sendiri. Beruntungnya, gadis tersebut masih sanggup bertahan. Tidak tergerus kejamnya hidup. Tidak tenggelam fananya dunia. Ternyata, kesendiriannya menjadikan ia gadis yang kuat.

Apakah seutuhnya kuat? Oh, tentunya tidak. Gadis itu hanya mengumpulkan hatinya yang berserakan. Yang telah dipatahkan orang-orang yang dicintanya. Gadis yang dulunya tawanya paling menggelegar dan kini menjadi yang paling datar senyumnya ini, pernah menyayangi orang-orang di sekelilingnya. Sayangnya, sekali ia menyayangi dan mempercayai seseorang, sekali itu pula hatinya dipatahkan. Mengapa? Karena setulus-tulusnya kasih yang diberi dan kepedulian yang ditunjukkan tak pernah satu orang pun yang menghargainya. Dulu, ia percaya pada pepatah, "Berbuat baiklah pada orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan seperti itu.". Sayangnya, pepatah itu pun mematahkan kepercayaannya karena sekalipun ia berbuat baik dan berusaha peduli hingga mengorbankan kepentingan bahkan hidupnya sendiri, tak pernah seseorang pun yang berusaha membalasnya atau sekadar berterima kasih. Tak ada.


Maka, tumbuhlah gadis itu menjadi seseorang yang dingin. Tak ada pendamping. Tak ada sahabat. Tak ada teman. Tak ada "rumah".

Jadi, apakah dia kuat?

Dia kuat hanya saja dibentuk dari patah hati yang tak ada habisnya.

...

Mungkin, orang akan bilang, "malangnya hidup gadis tersebut". Tidak sekalipun tidak. Dia bahagia walau dalam sedih yang menyakitkan.

...

Tetaplah jadi kuat, wahai gadis yang katanya malang
Biar kau tumbuh sendiri
Menumbuhkan jiwa yang sepi
Merangkai sosok sekuat baja
Tak perlulah hangatnya interaksi dengan manusia lain
Karena kenyataannya hatimu telah mati
Pergi meninggalkan dunia yang menggerusmu

Read More

Selamat Tinggal 2015

[21:53]

Oh, bentar lagi 2016.  Tinggal menghitung jam. Sayangnya, saya bukan orang yang senang merayakan pergantian tahun. Apa yang harus dirayakan? Tahun yang baru? Walau sadar bahwa tahun sebelumnya "gini-gini" aja, masih mau ngerayain?

Sebelum 2015 nya bener-bener habis ya mending direnungin udh ngapain aja setahun kemarin.

...

Malam ini, tumben-tumbennya petasan masih sedikit bunyinya. Tahun kemarin udah jedar-jedor kek apa tau. Sepi. 2015 ternyata ga lebih baik dari tahun kemarin. Malah banyak banget penyesalan-penyesalan yang numpuk gara2 salah ngambil keputusan. Apalagi......keputusan tentang masa depan. Sampai detik ini pun masih teramat nyesel.

Hah. Resolusi ternyata tidak pernah bekerja dengan baik buat hidup gue. Hanya sekadar formalitas bahwa tahun selanjutnya sudah ada target walaupun bukan sebenar-benarnya target. Tahun demi tahun selama 4 tahun ke belakang masih terasa sama. Datar. Entahlah seakan ga ada yang berubah malah kayak terpuruk.

Semakin beranjak tua, semakin nyadar pula bahwa sejatinya pergantian tahun bukanlah suatu hal yang harus dirayakan melainkan direnungkan. Mengapa? Karena banyak hal yang semestinya diintropeksi mana saja bagian yang salah agar tak akan terulang lagi. Sayangnya, orang2 terlalu buta untuk sekadar memeriksa dirinya. Terlalu bahagia untuk meninggalkan tahun yang lalu dan segala kesalahannya. Memang, manusia harus bangkit dari keterpurukan dan tidak berlarut-larut dalam kesedihan. Tapi, apa salahnya untuk sekadar merenungi dan memperbaiki?

Dan setelah seharian mikirin apa aja yang udah diukir di tahun ini ternyata... ga ada. Malah semua target bergeser ke arah yang sama sekali ga pernah dipikirin sebelumnya. Lucu. Selalu begitu siklusnya dimana awal tahun begitu berambisi dan di penghujung tahun nyesel gara2 kenapa begitu males buat berubah lebih baik.

Ya, jadi itu 2015 versi gue. Naik, turun, ga ada artinya. Penuh penyesalan.

...

Setelah kilas balik gue udah ngerasa cukup untuk buat resolusi.  Entahlah menurut gue ga begitu penting pula jika hanya sekadar formalitas dan kata "semoga" hanya penghias belaka.

Tapi, terimakasih 2015 telah mengajarkan pelajaran paling berharga,

"Jadi diri sendiri. Ambil keputusan yang pasti dan jalani hidup sebagaimana itu hidupmu -yang patut diperjuangkan."

...

Sekian, selamat tinggal 2015.
Read More

Rabu, 28 Oktober 2015

Sedikit Rahasia

Ssssttt ada yang berbisik
Hendak berbagi rahasia
Tentang dirinya
Tentang kisahnya

....

Manusia, jelas raganya tapi abstrak perasaannya. Bagaimana tidak ? Setiap kata selalu ada maknanya. Setiap makna kadang berlawanan dengan katanya. Membingungkan ? Memang.

Saya juga manusia. Penuh misteri. Penuh rahasia. Bertopeng.

Orang yang duduk di sebelah saat perjalanan pulang di kereta juga manusia.

Teman saya manusia.

Keluarga saya manusia.

Mereka berbicara? Ya. Mereka berekspresi ? Ya.

Tapi, apakah nyata? Atau hanya pulasan wajah saja atau topeng yang biasa dikenakannya? Hal itu....saya tidak tahu.

Maka, saya ingin berbagi rahasia tentang topeng yang selama ini dikenakan.


......

Berbalut perasaan tidak enak serta tak ingin menyusahkan orang lain. Kata "tidak apa-apa" selalu menjadi refleks tersendiri. Mengiyakan semuanya seakan menjadi kewajiban. Pada akhirnya, terkapar dengan sendirinya. Terlunta mencari solusi dari "masalah" yang dibuat sendiri.

Saya terlalu polos jika dibandingkan boneka di atas lemari. Terlalu idealis dibanding pemikiran para penggerak nasionalis. Terlalu putih dibanding sayap merpati. Terlalu bodoh menghadapi tipu muslihat dunia.

Senyum yang dulu sempat tersungging manis pun hanya sekadar ekspresi bahwa saya baik-baik saja. Selalu menolak bantuan orang lain. Berusaha berdiri sendiri. Mengejar stereotype "anak baik". Dan, kebiasaan-kebiasaan ini menumbuhkan saya. Seorang manusia bertopeng yang tak jelas jati dirinya.

Pahitnya, apa yang diharapkan memang tak selamanya terwujud. Berusaha mandiri dibilang sok bisa. Berusaha berbaik hati tapi diabaikan. Berusaha mengenal baik tapi diabaikan. Berusaha menjadi yang terbaik tapi selalu jatuh.

Kini, kenyataan tersebut melunturkan topeng yang selama ini bertengger manis. Senyumnya pudar. Apatis. Menyerahkan segalanya pada orang lain. Tak ingin peduli.

Ternyata, bertopeng maupun tidak sama saja. Menyusahkan. Dibenci dunia. Membenci dunia.

....

Jadi,  ini sedikit rahasia.
Jangan bilang siapa-siapa.
Barangkali kita bertemu nanti,
mungkin kau bisa menerka apakah saya sedang bertopeng atau tidak.

Selamat Malam.
Read More

Sabtu, 24 Oktober 2015

Meninggalkan Dirimu

Siang ini, matahari begitu menyengat. Tak terasa jarum jam menunjukkan pukul 12. Di bawah langit terik ini, aku sedang bergumul dengan kerumunan orang di jalanan. Terlalu padat dan sesak. Tergesa-gesa melewati kerumunan tersebut karena waktu tak kunjung berhenti.

"Akhirnya, sampai di halte", pikirku. Kulirik jam di tangan, masih lama rupanya. Selama penantian bus, pandangan diedarkan pada sekitar. Ada yang sedang bercengkrama. Menyebrang jalan. Sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Kulayangkan pikiran ke masa dimana mimpi masih layak diperbincangkan. Masa dimana belajar pun masih dapat bercanda. Masa dimana aku dan kamu mengunjungi kampus kuning ini.

Mungkin hingga saat ini, kamu tak pernah menyadari sedikitpun apa yang kurasa. Mungkin hingga nanti kita berjumpa kembali, keadaannya tetap sama. Tak ada artinya aku. Biasa saja. Atau mungkin, kita tak akan pernah berjumpa lagi?

Aku rindu.

Pada mata sendu yg sekali menatapku.

Disini, aku masih tak kuasa membayangkan bahwa kamu tak dapat berjuang dalam ruang yang sama. Disini, aku masih berharap tiba-tiba saja kamu datang. Entah apa alasannya. Entah bagaimana caranya.

Disini, aku berharap ada satu waktu dimana kamu tahu pemilik doa yang selalu ditujukan padamu.

Aku.

...

Suara rem bus menyadarkanku. Hah, kupaksa langkah kaki berayun. Meninggalkan kenangan. Meninggalkan dirimu.

Read More

Selasa, 20 Oktober 2015

"Dan saya mati karena hal yang dijalani bukan yang ingin diperjuangkan."

Read More

Karena ketika saya bersama keluarga, topeng yang dikenakan pun luntur.

Sekali pun, hanya segelintir orang -yang bukan keluarga- yang mampu melihat wajah asli saya.

Read More

Senin, 19 Oktober 2015

-

Teruntuk yang sedang berjuang lebih hingga lupa bahwa malam telah larut,

Semangat dan semangat

..

Walau proses seringkali tak dipandang, tapi yakinlah peluh dan letihnya lebih  bermakna dibanding sekadar status keberhasilannya.

Sekali lagi,
Semangat UTS perdananya,
2015

Read More

Minggu, 18 Oktober 2015

Dengarkan Cerita Ini

Bila esok nanti masih ada perjumpaan,
Sanggupkah saya berdiri tegak menghadapi kenyataan?

...

Sudah berapa lama melewatkan malam tanpa serangkai tulisan? Saya yakin sudah cukup lama. Sayangnya, tak cukup lama untuk menghapus kenangan yang seharusnya tak usah diingat kembali. Tak cukup lama untuk dapat berpindah hati.

Pernah menyesal akan sesuatu yang pernah terjadi? Akan hal yang tak pernah diduga bahkan direncanakan?
Saya pernah.

Apa yang terjadi memang bukan sebuah kebetulan, katanya. Takdir memang menggariskannya seperti itu, katanya. Agar manusia mampu mengambil pelajaran, katanya. Tapi, bagaimana bila yang tersisa hanya luka dan air mata? Bagaimana bila kenangan itu terasa menyiksa? Hingga letih untuk sekadar melupakannya.

...

Masih terpatri di pikiran, ketika hati telah kuasa untuk melupakan apa yang dikata orang manusiawi. Kala itu, saya sudah cukup tegar dan mati rasa jika harus dikatakan. Apatis akan romantisme yang berada di sekitar. Tak peduli bila harus berkeliaran sendiri, sementara orang-orang mengatakan anti sosial banget. Dunia saya ya milik saya. Tak usahlah dibagi dengan orang lain yang tak cukup mengerti bahagia dalam kesendirian.

Hingga akhirnya pertemuan itu menyeruak dalam garis hidup. Tak kuasa dicegah. Dikira tak akan memberi dampak apapun. Satu waktu, saya sadar bahwa pertahanan hati telah runtuh. Hancur-lebur. Satu waktu itu, tetes air mata mengalir. Jatuh tak tertahankan.

Sayangnya, saya terlambat untuk menyadarinya. Ketika tersadar, ketika itu pula mata yang sendu itu memudar. Hilang. Pudar.

Jelas tersirat bahwa perempuan di hadapannya bukanlah siapa-siapa. Bukan satu yang menjadi alasannya bertahan. Bukan alasan di balik perjuangannya.

Bukan.

Bukan.

Bukan.

Bodohnya, perempuan itu masih berharap keajaiban datang dari langit. Bodohnya, langit pun acuh untuk sekadar mendengar jeritnya. Bodohnya, dia kembali jatuh pada orang yang salah.

Bodohnya, perempuan itu adalah saya.


Read More

Sabtu, 17 Oktober 2015

Lelaki di Sebrang Sana

Teruntuk,
Lelaki di sebrang sana

Ada banyak rindu menantimu
Ada banyak doa tertuju padamu
Ada banyak kasih tercipta untukmu

Bila saja kau tahu,
Akulah salah seorangnya

Yang menitip rindu pada langit malam
Yang menitikkan air mata di balik bantal
Yang berselimut tapi sesungguhnya tak tidur

Kau tahu ?
Ada yang bercerita tentangmu
Namun aku hanya mampu tersenyum
Menguatkannya
Walau diriku runtuh

Kau tahu ?
Aku sempat tenggelam pada dalamnya matamu
Pada tulusnya senyummu

Kau tahu ?
Kini aku tenggelam dari mereka yang menantimu
Hilang dari pandanganmu
Tak bersisa wujudnya

....

Kau tahu ?
Hingga detik ini aku masih merindu padamu,
Lelaki di sebrang sana

Read More

Ketika waktu telah bergulir
Sempatkah kembali seperti sediakala?

Tentu tidak,
Karena waktu membunuh dengan sunyi
Karena waktu berlalu begitu cepat
Hingga putusan demi putusan diambil dengan tergesa-gesa

Kini,
Saya menyesal

Telah melewatkan dirimu

Read More

Me challenge myself

Hai.
Jadi, ceritanya mau nantangin diri sendiri.
Nantangin apa sih?

1. Tiap hari setidaknya nulis 1 post di blog
2. Workout sesuai yg ada di app hape

Ini nekat loh. Lagi UTS wkwkwk.

Read More

Jumat, 16 Oktober 2015

Workshop Jurnalistik AYEY

Malam,

Hari ini sangat sangat sangat tidak wacana. Setelah mendapat kabar dari teman tentang workshop jurnalistik, saya berhasil mendarat di fasilkom dengan mulus. Awalnya, banyak hambatan gitu deh gegara perut ga bisa berkompromi terus tapi akhirnya mah dipaksa hehe.

Saya bukan orang yang suka ikutan workshop, sekalipun liat posternya di social media hanya sekadar "ih pengen ikut" tapi gajadi. Maklum, waktu itu masih jadi siswa yang punya keterbatasan waktu dan izin. Setelah jadi mahasiswa, satu mimpi udah terwujud; ikut workshop penulis favorit, sendiri, dan kenalan sama stranger. Gatau sih, soalnya selalu ngira bakal cuma ngayal doang kayak gini atau cuma ada di novel aja yang tokohnya jalan2 sendiri kenalan sama stranger terus nontonin idolanya. Hah, ternyata skenario hidup saya bisa seperti ini :)

Rada kesel juga karena telat dan gadapet konsumsi LAH. Terus dapet ilmunya asa sedikit :( Tapi gapapa tetap senang kok bikin semangat buat nulis lagi, Buat mecut lagi.

Btw, pematerinya siapa sih sampe seneng banget ?

Siapa yha.

.
.
.

Kurniawan Gunadi.
Tau ga? wkwk. Ya, awalnya saya asik fudulin tumblr temen terus ternyata banyak kayak re-blog (saya gatau istilahnya apa) tumblrnya Mas Gun. Yaudah saya baca aja. Waktu itu, saya emang lagi seneng-senengnya baca tulisan semacam prosa yang bijak gitu. Ternyata first impressionnya "lah gue banget". Setelah scroll berkali-kali, akhirnya cuma bisa bilang "ini orang bisa baca pikiran gue bukan sih." Dan, berlanjut seterusnya di tengah hectic masa kelas 12 yang banyak ups and downs nya saya selalu coba buka tumblr Mas Gun. Apalagi, waktu kelas 12 ditambah baperin doi. Eh, tulisannya Mas Gun banyak yg sesuai gitu. Jadi baper. Pas workshop juga tadi dibikin inget doi. Eh maap salah fokus,

Sebenarnya, emang agak tabu sih untuk tahu siap di balik layar tulisan favorit kita. Takut malah jadi subjektif gitu. Tapi, setelah saya workshop dan baca tumblr Mas Gun di kereta ternyata ya tetap gitu cuma jadi kayak  menelaah lebih dalam gitu soalnya udh tau tips and trick dia nulisnya gimana hehe.

Dan, saya baru ngerasain namanya ketemu idola langsung sambil ngegumam "ooh orangnya begini toh". Iya, Mas Gun orangnya keliatan nyantai dan humoris. Bahasan waktu workshopnya ga pake bahasa yang berat dan kadang diselingin joke. Murah senyum pula. Bijaknya juga kepancar gitu -apa karena efek suka baca tulisannya? hehe

Intinya sih, hari ini seneneg. Ternyata emang hidup tuh tentang mencari pengalaman dan menambah ilmu. Ya, bener-bener berharap sama masa kuliah karena waktu sekolah banyak hal yang gabisa dicapai. Semoga to-do-listnya makin banyak centangnya !


Oh ya, mau nyeritain cerita di balik foto ini. Akhirnya, bisa kesampean foto walaupun harus nunggu antrian ttd buku. Nyesel juga ga minta ttd nya -_- Hamdallah, bisa minta foto bareng walaupun setengah maksa. Maafin ya, Mas Gun :p










P.S. : Jadi, baper gitu waktu Mas Gun bilang ada orang yang mau support tulisan dia dan baik banget (ga gini sih bilangnya tapi intinya gitu). Jadi inget sama yang bilang "Has kenapa gama dipublish sih blognya? Ntar gue yang promosiin deh." Hm.
Read More

Kamis, 15 Oktober 2015

Sekali Ini Saja

Sekali ini saja, saya ingin apatis
Menjalani apa yg saya inginkan
Apa yg saya sukai
Tak peduli apa kata orang
Saya hanya ingin terbebas
Dari tuntutan
Tanggung jawab

Saya egois?
Ya, katakan sajalah begitu

Karena, sekali ini saja saya tahu apa yg diinginkan

Read More

Rabu, 14 Oktober 2015

"Lalu, salah bila saya ingin mengulang satu kenangan saja? Salah bila terlalu berharap?"

Read More

Dikira liat2 masa lalu bakal biasa aja. Ternyata, jadi ngarep. Salah lagi.

.
.
.
.



Kuliah udh ga pernah baper.

Read More

Minggu, 11 Oktober 2015

Cerita Hati Masa Sekolah

Katanya sih, cerita masa sekolah

...

Masa sekolah sudah berakhir ya. Masa dimana pagi buta datang ke sekolah dan tak tahu kapan pulangnya-ya, tak tahu karena tak tentu.

Dan, seburuk-buruknya masa yang dikira akan mudah dilupakan tetap saja meninggalkan sisi manis. Apalagi tentang cerita hati.

...

Sekolah, masa dimana emosi fluktuatif dan labil -hingga sekarang pun begitu. Saya masih ingat zaman sd ketika pertama kali menyukai seseorang, rasanya lucu. Berlanjut ke masa putih biru, ah ini terlalu memalukan. Masa dimana emosi benar-benar labil tapi setidaknya saya mampu bertahan menaruh rasa pada seseorang hingga kurang lebih 5 tahun. Berlanjut masa putih abu. Datar tapi tak selamanya. Hingga di penghujung tahun kembali jatuh, sayangnya bukan dia yg sebenar-benarnya tepat.

Harus diakui hati ini sempat berpindah-pindah, tidak tetap. Tapi, setidaknya banyak pelajaran yg mendewasakan. Yang membuat lebih paham dalam mengendalikan emosi juga belajar ikhlas untuk merelakan yang tidak dapat dimiliki, karena memang belum waktunya bukan?

Terimakasih untuk mereka yang sempat menjadi lakon utama di hati. Yang sempat membuat saya tersenyum seharian hanya karena bertemu atau bertegur sapa. Yang sempat membuat air mata berjatuhan dan berujung pada racauan di postingan blog. Terimakasih telah mengajarkan saya bahwa tak semua hal akan berpihak pada kita. Bahwa banyak hal rumit yang sulit dipahami, perasaan.

Cerita hati di sekolah tak akan dilupakan, kan? Saya memang selalu meninggalkan dengan rasa pahit tapi bahagia karena sempat menyimpan rasa itu.

....

Selamat menjadi pelayar hebat, dia dan dia.

Read More

Selasa, 06 Oktober 2015

Kangen sama sosok ini. Jaraknya semakin dijauhkan dan waktu untuk bersua semakin singkat.

Sosok yang menjadi alasan saya untuk selalu bangun dan tersenyum. Sosok yang saya tak mampu berkeluh kesah di depannya karena perjuangannya lebih berat dan sekalipun ia tak pernah mengeluh. Sosok yang selalu meyakinkan saya bahwa hidup tak seburuk yang dipikirkan, bahwa semua akan baik-baik saja.

Saya rindu bapak.

Read More

Lagi Baper

Jadi, gini. Ada yang lagi kangen jadi anak sekolahan padahal dulu sering ngeluh bgt pengen langsung kuliah. Eh ternyata ga segampang itu buat bener2 siap jadi seorang mahanya siswa. Masih merasa jadi siswa.

Jadi, ya saya kangen sama candaan dulu. Masih bisa lenyeh-lenyeh. Presentasi masih bisa sambil bercanda. Nunggu bel istirahat. Nunggu bel pulang. Nonton film di kelas. Tidur di musola. Jajan di kantin. Dan lain-lainnya. Iya saya kangen.

Dulu, kalau ga betah di sekolah ya tinggal pulang ke rumah. Main sama ade. Berantem lah. Pagi2 dengerin teriakan mama buat bangun tidur. Tiap malem ada obrolan ringan sambil nonton. Iya saya kangen.

Intinya, masih adaptasi kan na?
Butuh proses kan?
Emang ga bakal secepat itu buat nyaman sama fase ini karena semuanya terlalu berbeda. Tetiba harus mandiri dan menjadi dewasa saat masih merasa seperti anak kecil.

Ya, balik lagi sih ada kaki untuk bertopang setidaknya saya masih dapat berpijak. Ada tangan yang mampu membangunkan tubuh setidaknya saya tidak terlalu lama terpuruk. Walaupun rasanya sulit buat nemuin pundak untuk bersandar di fase ini. Dan juga masih belum nemuin rumah ke berapanya untuk kembali.

Bisa kok ya.

....

"Berpura-puralah hingga kamu lupa bahwa kamu sedang berpura-pura."

Read More

Minggu, 04 Oktober 2015

Mau post random. Masih inget kejadian sabtu kemarin. Awkward bgt. Sampe sekarang gamau ketemu lagi. Tapi, sialnya seharian sabtu kemarin malab ketemu terus. Rasanya..... pengen pake kresek aja seharian itu :"








....

Udah selesai deh na. Yha. Baper.

Read More

Ga ada yang lebih pahit dari penyesalan karena ga pernah nyoba, karena ngambil keputusan yg salah untuk masa depan lo





















.....

Masih belum bisa kerasan di tempat ini. Masih belum bisa janjiin masa depan yg diinginkan.

Read More

Kamis, 01 Oktober 2015

"Cause I never thought living a life without passion would be a nightmare."

Read More

Saya Malu

Teruntuk
Yang berlari lebih cepat
Yang tidur lebih larut
Yang menjadi lebih peka
Yang menjadi garda terdepan
Yang keluhnya tak pernah tersirat

Saya malu

Karena
Berlari pun tak mau
Tidur pun ingin selalu di awal
Egoisme selalu menguasai
Selalu berusaha menjadi yang dilindungi
Keluhnya tak pernah usai

Lagi-lagi,
Saya malu

...

08.36, kereta menuju kota hujan

Read More

Senin, 14 September 2015

-

Teruntuk yg bertemu dalam mimpi,

Apa kabar?

Mungkin jarak yg tercipta hanya meninggalkan beban di pundakku saja. Tidak bagimu.

Mungkin perpisahan hanya menyakitiku saja. Tidak bagimu.

Mungkin pertemuan menjadi hal yang paling dinanti. Tidak bagimu.

Biarlah. Semoga jarak mampu menjaraki perasaanku. Hingga tak berujung. Tak terlihat tampaknya.

Read More

Aku Ingin Pulang

Suara kereta melengking keras
Mencipta rindu pada satu kota

Menatap kepergiannya tuk menitip rindu
Pada orang-orang tersayang

Sekali ini, kereta mengiris hati
Meninggalkan pilu dan rindu

Kepergiannya angkuh
Seakan berkata,
"Aku bisa pulang."

Dan, disini aku hanya mampu membalas.
"Bawa diriku. Aku (juga) ingin pulang."

Read More

Jumat, 11 September 2015

Sekangen ini, has?

...

Se-bener-benernya jatuh, has?

...

Se-pengennya ngulang semuanya?

...

Diruntuhin lagi.

...

Read More

Selasa, 25 Agustus 2015

" ya kalo mau ngobatin hati yang luka kenapa mesti dengan cari hati yang baru? Siapa yang tahu kalau akhirnya bakal luka lagi?"

Read More

Selasa, 18 Agustus 2015

Jika

Jika nantinya jalan hidup kita bersilangan, biarkan semua mengalir begitu saja karena saya hanya ingin menikmati tiap detiknya. Bersamamu.

Jika nantinya kita kan berpisah, tak usahlah tangis berderai karena sesal itu tak perlu ada jika kita tak mengizinkannya.

Jika nantinya saya kembali jatuh, bukan salah siapa-siapa. Bukan kamu juga aku.
Read More

-

"Biar saya saja yang merasa, tak usahlah mereka tahu. Jangan kau jadikan hatimu jaminan, bisa saja terluka. Hati ini telah terisi, saya tak ingin melukai siapapun."

-yang telah merasakan perasaan tak berbalas
Read More

Jumat, 14 Agustus 2015

Tanpa Mereka

Telusuri kota
Temukan memori di tiap sudutnya

Tawa canda tersirat jelas
Seakan terekam manis
Tangis duka tak luput
Dari setiap memori

Hijau
Mendung
Ah, nyaman

Saya,
Yang dulu ingin hengkang
Yang dulu ingin lupa
Yang dulu ingin hilang
Dari kota ini

Kini,
Akan melangkah pergi
Hanya sementara
Tapi.....

Mulai ditinggalkan oleh mereka yang menjadi lakon utama dari panggung hidup

Sepi menyelimuti
Rindu menggigit hati
Secepat ini?

Tak lagi sama
Berbeda

Bukan saya yang harus pergi
Tapi mereka

Saya yang dulu benci
Hanya melangkah sedikit

Bukan saya yang meninggalkan
Tapi mereka

Entahlah,
Tak lagi sama
Tanpa mereka

Read More

Rabu, 12 Agustus 2015

Study Tour To Bali

Hai ! Habis browsing tentang blog competition gitu eh nemu Blog Contest "Travelogue Wisata Pantai di Indonesia" dari liang teh cap panda niih https://www.facebook.com/pages/LIANG-TEH-CAP-PANDA/111417062230706. Jadi, ikutan deh!

Flashback SMA deh (mentang-mentang udah jadi maba). Liburan akhir kelas 11 ikut study tour dari sekolah ke Bali yeaay! Pertama kalinya jalan-jalan jauh sama temen-temen perjalanan darat nyebrang pulau. Awalnya, ragu gitu ya secara perjalanan darat Bogor-Bali dan aku belum pernah pergi jauh lewat jalur darat yang waktu di jalannya bisa berhari - hari -_-. Udah gitu, pas udah deket hari keberangkatan nonton berita dan ada kecelakaan di jalur yang bakal dilewatin pas ke Bali. Tapi, untungnya atas restu orang tua bisa liburan dengan selamat dan bahagia :)

Hari keberangkatan..

Ya, sekolah penuh gitu deh terus bawa bawaan berat banget udah kayak mau pindahan. Kelasku 11 ipa 7 se bus bareng 11 ipa 2. Namanya juga masih awal2 berangkat, mukanya masih kinclong berseri gitu deeh hehehe. Terus aku sebangku ya sama rina. Kita berangkat sore gitu jadi selama perjalanan tidur mulu deh terus berhenti buat makan malem. Iya, makan malem di tengah malem wkwkwk. Selama perjalanan ya gitu - gitu sih.Pengalaman pertama mandi di tempat umum (padahal berencana ga mandi aja sampe di Balinya). Itu ngantri banget sampe pengunjung tempat makannya kesel sama kita.

Sama Rina, temen duduk berangkat yeaay!


Nyebrang pulau dulu. Haa mukanya udah lelah wkwk
Akhirnya sampaiii

Aku dan rombongan sekolah sampai hotel malem tuh karena sebelumnya kita makan dulu di Danau Beratan. Suka banget sama view nya terus dingiiinnn. Aku sama temen-temen ga lupa foto-foto setelah sehari lebih mendekam di bus.... Sampai di hotel, langsung tidurrr. Ngantuk !

Sama sebagian anak kelas yippiee!



Hari Pertama 

Aku sekamar sama Mitha dan Hana. Padahal, kita udh pasang alarm terus pake speaker yang ada di hotel biar keras suaranya tapi tetep aja kita bangun. Untung, ga telat. Destinasi pertama ke pantai dulu nih. Kemana? Ke Tanjung Benoa. Disana, aku sama cewek-cewek kelas ke pulau penyu gituuu. Seru hehehe megang penyu gitu terus liat-liat hewan lainnya. Kita di pulau penyu cepe banget. Nah, ada insiden gitu pas mau nyebrang pulang. Perahu yang kita tumpangin pas berangkat gaada -_- yaudah kita panik kan mana panas banget udah siang terus mesti nyari-nyari perahu.Harusnya, siap sedia Liang Teh Cap Panda supaya adem yaa. Gak lama kemudian datanglah perahunya... kata abangnya sih kita kecepetan soalnya abangnya juga baru balik lagi kes pulau penyunya hahaha. Untunglah, kita bisa nyebrang lagi, aku udah mikir yang aneh-aneh aja kalo sampe ga bisa balik lagi hehehe

Sorenya, ke pantai Kuta yeaaay! Menurutku destinasi paling seru ke sini nih soalnya....foto bareng bule hahahaha. Aku sama temen-temen main pasir gitu terus main air menerjang ombak. Waktu itu, aku sama Mitha lagi jalan-jalan di pesisir pantai terus liat bule lagi lari gitu ganteng hehehe. Tadinya, mau minta foto tapi gajadi bulenya keburu pergi ._. Terus anak-anak lain pada foto gitu sama bule. Setelah ragu-ragu buat minta foto dan di menit-menit terakhir bulenya mau pergi.... akhirnya Mitha mengorbankan diri buat minta foto. Ampun ya miit. taraaa kita berhasil foto sama bule hahahaha. Di sana kita foto kaki gitu pake sendal yang penuh pasir. Jadi bikin sandal squad gitu deeh (tapi aku pake selop sih -_-). Seru deh pokoknya di pantai kuta main2 sampe sore gitu.

Malamnya, ada malam angkatan gitu. Itu  udah hampir tengah malem, kita kumpul gitu di ruang makan hotel. Acaranya ya sharing-sharing gitu dari tiap kelas sama nonton video angkatan. Sebenarnya seru, tapi berhubung udah malem banget jadi anak-anaknya udah keburu ngantuk gitu...
Cewek-cewek ipa 7

masih pagi masih fresh!




perahunya ga dateng-dateng mending foto dulu deh...

Kaki Kotor Squad


Hari Terakhir

Yah udah hari terakhir deh. Hari terakhir kebanyakan ke tempat oleh-oleh gitu sih. Kita nonton kesenian Bali sama ke Pasar Seni Sukawati Bali. Rada-rada kecewa di hari terakhir, soalnya ga ke tempat main gitu. Tadinya, mau ke tanah lot tapi gajadi gara-gara udah keburu malem :(

Setelah sehari lebih perjalanan pulang, akhirnya sampai di Bogor dini hari :) Study tournya seruuu nambah pengalaman jalan-jalan jauh sama temen- temen. Terimakasih Liang Teh Cap Panda atas kesempatan lomba blognya :) Semoga menaaang aamiin



P.S : Terimakasih mitha foto-fotonyaa :)


Read More

Salahkah Saya

Sudah lama hati ini tak merasa
Suatu hal yang harusnya manusiawi
Sudah lama hati ini tak mendamba
Seseorang di relung hatinya

Hampa


Sudah lama pintu hatinya terkunci rapat
Entah dimana sekarang kuncinya


Kosong


Berdebar
Merona
Menanti
Sudah tak ingat rasanya


Salahkah?
Bila menghindar dari perasaan yang memang manusiawi?
Bila menepis kesempatan yang ada?
Bila menjadi apatis?
Bila.... mematikan hati?


Karena tak ingin jatuh
Karena tak ingin menangis
Karena tak ingin berjuang sendiri
Karena tak ingin merajut mimpi sendiri
Karena.... lelah


Jadi, salahkah saya?

Read More

Senin, 10 Agustus 2015

Bulgan Hunters : Kangen Woi

Lagi cizi. Dulu, pas sekolah muak bgt kek bosen idup gitu2 aja. Eh, udah kuliah kangen jadi anak sekolahan. Kangen pake seragam. Kangen jadi bocah. Kangen ngomongin mimpi. Kangen semua-muanya.

Gara2 liat foto2 di laptop sama di fb. Hah. Kangen pagi2 dateng ke sekolah pasang muka bete terus denger obrolannya anak cowo, denger gosipannya anak cewe, guenya mah merem melek di meja. Kangen nonton di kelas, gatau sih hamdalah bgt kelas 11 sama 12 sekelas sama ipa 7. Ga garing jadinya, nonton mulu wkwk. Terus ketemu manusia Bulgan Hunters wkwkwk. Emang mereka teh suka nyebelin, absurd, tapi ngangenin. Terus sma mah jadi manusia ga peka. Beneran ga peka bgt. ga peduli sama orang2. Iye emang salah hahaha.

Kangen masa smp juga. Keknya dulu bocah bgt ya terus suka modus juga bapernya akut bgt. Ya Allah ampuni masa jahiliyah ku. Baca chat sama temen2 getek parah. Kebanyakan hal absurdnya. Smp ngerasa ga pernah belajar.... ketawa mulu kerjaanya, galauin orang mulu, gosip mulu, pokoknya galau galau galau.


Gatau gimana nati kehidupan kuliah. Semoga w ga stress.


...

Mau ngenalin 4 orang yang udah nemenin 2 tahun tapi baru deket nya 1 tahun wkwkwk.

Lala

Annoying pokoknya. Kalo ngomong suka sadis. Alhamdulillah gue udah kebal sama omongannya. Walaupun keliatannya maco gitu, dia teh suka menye2 gitu dan... menyeramkan. HAHAHHA. Ga kok dia love-able bgt. Pertanyaang2 absurd gue dengan setia dijawab olehnya eak. Apa ya, lala tuh termasuk orang yang kayak ngebangunin gue buat gue ga terlalu pake perasaan tapi pake logika juga. Oiya, tempat minta rekomendasi film korea. Fyi, pertama kali ketemu ni orang gue takut banget, keknya dia gasuka bgt sama gue. kayak mau makan gue :( sumpah serem bgt. Terus pas pembagian kelas 11 gue udh males tea. Apalagi dulu dia aktif di suatu ekskul, yang gue gabut disana. Jadi, makin takut. Eh, sekarang malah deket hahahahha. La, kuliah jangan jutek jangan blak2an ya jangan sadis ngomongnya kecuali kalo kayak gue yang udah kebal sama kata2 lu. Sukses ya ibu psikolog!!!

Anin

Temen SD gue hahahhaha ketemu lagi dah.Dulu, kita ga deket ya nin. Biasalah kita mah nge geng gitu ye ga? Gahol kite wakakakak. Sama sih nin gue dulu ngerasa lu gasuka sama gue gitu kayak gamau temenan sama gue huhuhuhuhu :( engga deng pas udah deket mah anaknya koplak bgt. Baca chatnya gatau beneran ngelawak apa emang kalimat biasa aja tapi gue suka ngakak. Nin, kalo udah jadi animator plis bgt ini mah gue minta film buat anak gue nanti wkwk. Btw, kuliah banyakin makan. Jangan lupa makan plis bgt ini mah nin. Jangan jalan sendirian gue suka ga tega kalo lu jalan sendirian kayak anak ilang :( Jangan suka ngopek2 kulit jari lagi!!! Gue gakuat liat darah di baju lu gara2 lu ngopek2 kulit mulu. Selamat menjadi strong di pecinta alam !! woohoo

Hana

Ga punya first impression sama ni anak. Apa ya. Kalo waktu kelas 10 ngeliat, gue suka mikir lu anaknya doyan belajar. Iya, doyan belajar, belajar memahami hatinya HAHAHA. Ya, dia temen baperan temen nge- quote baper. Orang pertama di kelas yang gue percayakan buat jadi tempat cerita masalah hati, Biasanya, kalo mau minta saran tentang masalah hati gue suka ubah kek pertanyaan gitu biar ga ketawan h3h3. Jago ngomong. Gue angkat tangan kalo liat dia debat atau semacamnya. Ga kukuh. Apalagi kalo udah ngomong bahasa inggris. Gue angkat bendera putih aja hee. Oiya temen sekamar pas study tour ya? apa han? lu tidurnya 1 kasur? ga bagi2? HAHAHAHHA. gara2 dia gue jadi fangirling. Terimakasih, kak hana kau mempertemukanku dengan jodohku hahahaha. Han, jagain hatinya bisa kan? Gue titip hewan endemik indonesia sama lu ya!!

Mitha

Temen smp, temen studex, temen sma, temen pmr, temen bulgan hunters wkwkwk. Diantara yg lain keknya mitha "ibu"nya wkwk. Gue gapernah liat mitha baper :( btw, gue kira dia anaknya baik2 aja ga bakal bilang kata2 semacam sinisme gitu.. taunya mit :''' sama aja absurd kek gue wkwkwk. Smp ga deket, waktu studex juga ga deket bgt, pas kelas 10 jadi anak pmr juga ga deket bgt (yaiyalah w gabut kek apa tau). Dan, kelas 11 sama 12 sekelas.... jeng jeng jeng. Kita deket dehhh. Dia yang paling jarang kode keknya malah ga pernah sampe bingung beliin kado apa buat ni anak. Udah mah gue ga peka, yang lain juga bingung (iya gue mah gitu orangnya pgn dipekain tapi ga peka sama orang) terus lunya ga kode2 hufttt ternyata kode itu penting bung. Yang kadonya selalu ga zonk bgt. kado pertama mah w gaikutan ya mit maapin :(( temen sekamar pas study tour juga. kita berbagi kasur (?) wkwkwk. Yang akhirnya bisa mewujudkan mimpi gue buat foto bareng bule. Temen nyari tau jurusan kedokteran. Pada akhirnya, gue melenceng. Ga melenceng bgt sih tapi batal hee. Selamat menjadi budok yang pengertian dan sabar! Selamat menjadi istri idaman. beneran dah lu teh keibuan bgt :((

..

 Dah segitu aja ceritanya. Cizinya. Bapernya. Maapin kalo panjang kalimatnya beda2. Ga maksud diskriminasi. Gue nulis yg gue inget aja. Maklum udh "dewasa" suka lupaan :(((


Read More

-----

Teruntuk yang dulu pernah hilang,

Hai, sudah lama tak jumpa. Oh, bukan. Sudah lama saya tak mencari tahu kabarmu. Ternyata, takdir selalu tak berpihak, ya. Semesta tidak berkonspirasi, hanya... ya saya tak tahu hanya kenapa. Bagaimana kabarmu? Sama saja sepertinya. Sama seperti dulu tapi lebih baik tentunya.

Kurang lebih 5 tahun bertahan dalam kondisi seperti itu. Dikira sudah lepas nyatanya malah kembali terjerat. Sebenarnya,ingin sekali menjauh atau kalau bisa benar2 menghapus segalanya. Tapi, tak bisa. Semakin menghindar malah semakin didekatkan. Aneh, ya? Saya.. hanya tak ingin menjadi pengganggu lagi. Menjadi "stalker" yang mengesalkan atau apalah itu jika kamu mengetahuinya. Lagi-lagi, niat tak berjalan sebagaimana mestinya. Lagi-lagi, rencana yg dipersiapkan tak berjalan sebagaimana harusnya. Lagi-lagi, kita di tempat yang sama.

Bohong kalau tak memikirkannya. Saya hanya takut bilamana rasa kembali menghinggapi. Harap kembali menggelayut dalam hati. Takut jatuh untuk yang kesekian kalinya. Memang, kita tak seranah. Tak selalu akan bertemu. Tapi, kenapa sosoknya selalu ada di hadapan? Perasaan saja. Selalu itu yang saya katakan. Menguatkan hati.


.....

Sudahlah, biar semua tanya ditelan langit malam. Saya lelah menyusun mimpi sendiri, lagi.
 
Read More

Minggu, 09 Agustus 2015

Gelap
Tak ada pegangan
Tak ada harapan

Hilang
Tak berdaya

Ditelan langit malam
Hanyut terbawa ombak
Digerus kehidupan

Mati hatinya

Buta matanya
Tak mampu melihat putih dan hitam

Tuli telinganya
Nasihat hanya sekadar angin lalu

...

Mencari pulau impian
Apa daya kapal telah karam

Mati
Mati
Mati

Read More

Mati Hidup

Mati
Terhina

Mati
Terpuruk

Hidup
Merana

Hidup
Sia-sia

...

Saya,
Debu yang berlalu tanpa diketahui hadirnya

Read More

Rabu, 05 Agustus 2015

Seutuhnya

Tertusuk
Beribu kali

Terjatuh
Berjuta kali

Tertampar
Berkali-kali

Hingga mati rasanya

...

Luka tertinggal menyisakan cerita

Sakit terasa mengecap pahit

Tapi

Saya tetap bangun

Saya tetap mencari

Hingga saya kembali hidup seutuhnya

Read More

Sendiri

Biar saya berjalan sendiri
Biar saya arungi samudra sendiri
Biar saya jelajahi hutan sendiri
Biar saya menembus angkasa sendiri

Jika memang harus begitu
Jika memang dengan begitu
Saya temukan tempat yang terbaik tuk habiskan sisa hidup
Saya temukan pulau nan indah
Saya temukan air tenjur nan damai
Saya temukan planet tak terjamah

Jika akhirnya saya bisa mengukir sejarah terhebat di dunia

Read More

Kamis, 23 Juli 2015

Kalah

Tak baik memendam itu
Sakit rasanya

Tak baik menanti itu
Lelah rasanya

Tak baik menerka itu
Pahit rasanya

...

ketika yang dipendam tak lagi terbendung, saat itulah membuncah. Banjir tak terelakkan.


....

Katanya lebih baik mengetahui kenyataan, bukan? Daripada hidup dalam kungkungan tipuan.

Tapi, bagaimana bila kenyataan terlalu pahit?

Terlalu sakit tuk diterima

Menghujam jantung

Mematika hati

Sakitnya tiada terperi


...


Kenyataan pun datang, hingga penyesalan menghampiri.

Mengapa dipendam?

Mengapap tak dikatakan?

Atau sekadar ditunjukkan?

Biar dunia tahu

Biar dirinya tahu?

Mengapa?

Mengapa?


...

Saya lagi yang kalah
Read More

Lagi-Lagi

Sepertinya yang lebih menyakitkan jatuh berulang kali karena alasan yang sama

....

Sendu menatap senja
Menemani matahari kembali di peristirahatannya
Menyambut rembulan mengisi sepinya malam

Wanita itu termenung
Tak bergerak
Tak sedikitpun
Tak ada hasrat tuk berpindah
Tenggelam bersama matahari

Apa yang sedang dipikirkannya?
Matanya bulat begitu memikat tapi ada yang janggal
Ada yang kosong
Ada yang hilang
Tak elok seperti biasanya
Tak ceria seperti kemarin

...

Patah hati
Lagi
Lagi

Hatinya patah
Entah dimana berserakannya
Tak tahu lagi bagaimana menyatukannya

Kosong
Pikirannya

Mati
Rasanya

Hilang
Arahnya


...

Ia larut dalam buaian kata manis
Terlena
Tenggelam

Kenyataan pun menghampiri
Ia benar-benar tenggelam

...

Jatuh
Lagi
Lagi
Lagi


Pada lubang yang sama

Read More

Rabu, 22 Juli 2015

.....ketika lu sadar apa yang ditangisin, dikhawatirin, diharapin semuanya sia-sia.


...

Bukan apa ding tapi siapa

Haha.

Pait.

Read More

Selasa, 14 Juli 2015

Pemendam

Hai, kenalkan saya seorang pemendam. Oh bukan, bukan pemendam harta. Bukan pula seorang pemendam ilmu. Saya, pemendam rasa.

Bukan hal yang mudah menjadi manusia jenis ini. Melontarkan dan menunjukkan apa yg dirasakan sangatlah sulit. Rasanya seperti mengangkat beban berkilo-kilo. Berat.

Tak ada niatan apapun hingga saya menjadi pemendam rasa. Saya hanya tak tahu mengapa semua hal sulit diungkapkan kepada orang lain. Seakan tak ada siapapun yang dapat dipercaya kecuali diri sendiri.

Saya bukannya berdiam diri dan tak berusaha mengubahnya. Tetapi, beberapa pengalaman pahit telah menghapus kata percaya dalam kamus hidup. Jadilah saya menyendiri. Memendam semua sendiri.

Siapapun yg terdampar di postingan ini, bisakah anda memberi saran bagaimana agar saya tak selalu memendam? Bagaimana agar saya dapat percaya pada orang lain. Bagaimana agar hidup saya bisa terasa baik-baik saja?

....

Saya lelah.

Read More

Senin, 13 Juli 2015

Selalu ya didekatkan sama yg ingin dijauhi. Dijauhkan sama yg telah banyak secara tak langsung membuka pikiran saya

Read More

Kamis, 09 Juli 2015

Masih merinding sama jurusan itu di universitas itu.....

Ya Allah, ga boleh kufur nikmat na.

Read More

Kamis, 02 Juli 2015

Ditelan Waktu

Kelam
Hilang arah

Biar saya pergi
Meninggalkan semua

Sayangnya, kamu yg terlebih dahulu melangkah

Hilang ditelan waktu

Read More

Selasa, 30 Juni 2015

Cizi #1

Baru kerasa sedihnya. Bentar lagi pisah ya. Ah, semoga "keep in touch" bukan cuma sekadar basa-basi. Semoga masih bisa selalu ada walaupun tak benar2 ada. Good luck, guys.


Cizinya bersambung. Azeg.

Read More

Sabtu, 27 Juni 2015

Gausah ngarep

Gausah ngarep

Gausah ngarep

Gausah ngarep

Gausah ngarep

Gausah ngarep

...

Ntar jatoh lagi

Rapuh kan

Read More

Siapa lagi yang bisa dipercaya selain diri sendiri?

Kalo sama diri sendiri aja ga percaya gimana bisa buat orang lai percaya sama diri kita?

- lagi nyemangatin diri sendiri biar bisa percaya

Read More

Selasa, 23 Juni 2015

-

Waktu dan jarak adalah penyebab spasi antara kita.

...

Saya tak tahu bagaimana kabarmu sekarang.

Lebih tak tahu lagi bagaimana perasaanmu sekarang.

Saya hanya seseorang yg sedang jatuh hati pada lelaki yg saya tak tahu keberadaannya.

Saya tak pernah berusaha mencari tahu.

Saya tak ingin kamu terganggu.

Biarlah, semua mengalir begitu saja.

Saya masih takut untuk mengetahui kenyataan.

Mungkin, perasaanmu bagai kotak pandora yg tak perlu saya ketahui isinya.

Karena saya sendiri sedang berusaha menata hati

Saya hanya tak ingi ada perdebatan siapa yang salah atau siapa yg melukai.

Sudahlah.

Bilamana nantinya benar-benar berpisah, saya rela.

Sudah tak banyak harap lagi.

Saya tak mau bergantung padamu.

Biar kita tumbuh dewasa di jalan masing-masing, tanpa saya tahu apa isi hatimu.

Read More

Dewasa Nanti

Menjadi dewasa ya.

...

Saya cuma gamau jadi orang dewasa yg nyesel.
Nyesel sama pekerjaan yg dipunya.
Nyesel sama keputusan yg diambil.
Nyesek sama kesempatan yg disia-siain.

Dewasa nanti, saya cuma pengen tersenyum bangga dan bilang, " saya cinta pekerjaan saya."
Dewasa nanti, saya pengen bahagia sama orang yang tersayang.
Dewasa nanti, saya mau jadi alasan orang-orang tersenyum.

Sesederhana itu kok.

Read More

Definisi Mimpi

Mimpi itu apa?

....

Saya ingin menceritakan sedikit perjalanan saya menuju sebuah mimpi. Tidak, tidak hanya sebuah tapi beberapa. Mimpi yang berganti-ganti. Mimpi yg tak selalu pasti wujudnya.

Dulu, cita-cita saya menjadi dokter. Lebih tepatnya dokter anak. Saya ingin punya rumah sakit. Saya pernah membangun mimpi tersebut dengan ayah. Beliau bilang akan membuat sebuah rumah sakit untuk saya. Mulai dari perbincangan itu, semangat saya semakin bergejolak.

Mimpi itu semakin menggebu-gebu sampai kelas 12 semester 1. Dengan tekad yg pasti, saya tuliskan di papan tulis bismillah ca. Dokter anak. Tapi, semuanya berubah saat semester 2 datang. Perdebatan tak hentinya terjadi. Pikiran saya tak tahu lagi arahnya. Hingga ada satu waktu dimana saya merasa tak punya mimpi. Saat itu, saya benar-benar muak dengan keadaan. Saya merasa letih. Tak peduli dengan semuanya. Saat belajar di kelas, pikiran mengembara tak tentu arah. Saat mengerjakan tugas, hanya dilakukan setengah hati. Hari-hari terasa kusam, hanya air mata yg menemani. Ah, saya hilang harap.

Akhirnya, saya memutar haluan. Beberapa jurusan sempat terlintas. Teknik dan psikologi. Tapi semuanya kembali buyar. Hitungan bukan keahlian saya. Membaca kepribadian orang sudah jadi makanan sehari-hari dan saya sudah cukup letih untuk peka dengan manusia lain. Dan, jatuhlah pilihan saya ke jurusan kesehatan masyarakat. Sempat ragu. Tapi, saya sudah jatuh hati dengan rumpun kesehatan. Setelah browsing sana-sini, saya semakin mantap. Belum lagi saya sempat ngubek-ngubek lemari dan nemu hasil tes psikologi kelas 10. Social service. Ya, saya baru ingat bahwa apa yg membuat saya bermimpi menjadi dokter adalah saat saya turun tangan ke masyarakat. Walau tak jadi dokter, in shaa Allah saya akan tetap turun ke masyarakat sebagai agen pencegah. Bismillah.

Dan setelah berserah diri untuk apapun hasilnya di 9 mei nanti, semuanya pun terjawab. Saya, mahasiswi ilmu kesehatan masyarakat universitas indonesia. Saya bersyukur Allah memberikan jawaban atas segala tanya setahun ke belakang. Mungkin ini memang jalan yg terbaik. Manusia hanya bisa berencana, tetapi penentu sepenuhnya hanyalah Allah, bukan?

Doakan saya bisa memperjuangkan kesehatan masyarakat indonesia, ya :)

...

Penulis.

Saya sudah terlanjur jatuh hati dengan akasara. Tapi, jujur saya sangat amat tidak bisa dengan tata bahasa. Otak saya benar-benar kosong. Harusnya saya mulai belajar. Hah.

Sastra di mata saya, hanya terlihat seninya. Saat rangkaian kata mampu menghipnotis manusia untuk turut serta dalam cerita. Saat rangkaian kata begitu menyentuh hati. Saat rangkaian kata seakan memahami kita dalam diam.

Tapi, mimpi adalah mimpi. Seringkali berganti. Tiba-tiba ingin jadi editor walau tata bahasa pun tidak bisa. Saya suka sedikit kesal kalau ada typo dan semacamnya di sebuah cerita. Kesal karena menggangu suasana saat membaca. Saya bukan seseorang yg ulung dalam sastra kok hanya berdasarkan kenyamanan saat membaca. Hehe.

Doain ya entah editor atau penulis, semoga bisa punya kerjaan di bidang tulis-menulis :)

Oh ya, semoga taman baca/book gallery/kafe bukunya kesampaian. Aamiin.

...

Mimpi itu ya semacam pecutan buat hidup lu. Supaya ada yg bikin hidup lu tuh berarah. Ada targetnya. Tau yg pengen lu capai. Entah itu kesampean atau engga. Entah itu gonta-ganti atau tetep. Intinya, jangan lelah buat bermimpi. Hidup butuh cahaya dan mimpi menyumbang banyak cahaya untuk hidup.

Selamat bermimpi dan berjuang, kawan.

Read More

Sabtu, 20 Juni 2015

"Ternyata, ego ini terlalu besar. Emosi ini terlanjur menguasai. Bukan karena godaan setan, tapi saya sendiri yang masih tak mampu menguasai diri."

-hari ketiga di bulan Ramadhan

Read More

Jumat, 19 Juni 2015

Mimpi Kesekian Kalinya

Sst, seseorang sedang melambaikan tangan padamu.

Oh, dia berjalan ke arahmu.

Lihatlah! Dia tersenyum padamu.

Begitu menawan. Mempesona.

Lalu sekarang apa?

Dia memintamu pergi bersamanya!

...

Gubrak!

Hanya mimpi.

Lagi-lagi.

Mimpi kesekian kalinya.

Read More

Teman yang Pengertian

Sore itu, saya sedang berjalan menyusuri keramaian kota. Di jalan setapak ini, terdengar bunyi klakson tak henti-hentinya. Semilir angin menemani. Dedaunan kering beterbangan seakan mengiringi langkah saya.

Sejujurnya, saya setengah sadar. Berjalan tak tentu arah. Berkhayal entah kemana. Seketika khayalan pun buyar. Seseorang menepuk pundak saya. Dia, yang menepuk saya.

"Hai."
"Hai. Menuju perjalanan pulang?"
"Oh ya."

Sebegitu terkejutnya saya hingga seluruh kata seakan luruh dihembus angin sore.

"Kalau begitu saya juga. Angin sore ini berhembus terlalu kencang. Tak enak rasanya berjalan sendirian hanya dengan semilir angin memuakkan ini."

Saya hanya mampu tersenyum mendengar keluh kesahnya. Ah, saya tersihir magisnya.

"Bilang saja kau mau menemaniku pulang. Haha. Silakan berbincang dengan saya, mungkin mampu mengusir angin yang memuakkan itu."

Akhirnya dan pada akhirnya saya dapat mengikuti alur percakapan ini.

"Kau memang teman paling pengertian."

Hah. Teman. Ya memang sebatas itu hubungan kita.

...

Perbincangan pun berlanjut hingga akhirnyaa saya tersadar bahwa khayal tetaplah khayal. Sekalipun dirinya datang menghampiri, bukan berarti untuk mengetuk pintu hati. Ia hanya mencari kehangatan dari seseorang yg disebutnya teman. Teman yg pengertian.

Tak lebih.

Tak akan pernah lebih.

Read More

Kamis, 18 Juni 2015

"Siapa disana?"

"Ini aku. Seseorang yang akan menghangatkan hatimu yang beku."

...

"Persetan. Semua kata-katamu bualan. Angin besar kan segera datang. Meniup hangatnya dirimu di hatiku."

...

"Sebegitu tak percayanya dirimu pada manusia lain? Walaupun ada niatan tulus pada dirinya?"

"Anda tahu? Dahulu, saya adalah keluguan tetapi dunia merubahnya. Kini, saya bergantung pada sebuah kecurigaan. Menyeleksi setiap manusia yang mungkin akan meruntuhkan pertahanannya. Jika anda benar-benar tulus, setidaknya bangunlah kepercayaan pada hati saya."

Read More

Seandainya

Malam ini saya ingin berandai-andai tentang hal yang telah terjadi. Tentang hal yang saya ingin tahu bagaimana jadinya bila saya mengambil keputusan lain.

...

Seandainya, saya tak bertemu dengannya apakah  akan seperti ini jadinya?

Seandainya, saya tak memberi celah sedikitpun di hati apakah akan seperti ini jadinya?

Seandainya, saya tak pernah berhubungan dengannya apakah akab seperti ini jadinya?

Seandainya, saya tak jadi pergi apakah akan seperti ini jadinya?

Seandainya, saya tak membiarkannya datang apakah akan seperti ini jadinya?

Seandainya, saya tak terlalu memikirkannya apakah akan seperti ini jadinya?

...

Seandainya, saya bisa mewujudkannya secara nyata mungkin tak perlu ada kalimat "seandainya semua tak terjadi."

Read More

Selasa, 16 Juni 2015

Datang lagi dan saya semakin tidak bisa menafsirkannya dengan jelas

Read More

Sabtu, 06 Juni 2015

Aneh emang. Disaat lu ngehindar seseorang malah dideketin. Disaat lu ngarep seseorang malah dijauhin. Kan suka lucu.

Read More

Kamis, 04 Juni 2015

Memori Manis

"jangan pernah memaksa seseorang untuk melupakan sesuatu karena memori akan selalu menyeruak ketika dipaksa untuk hilang."

...

Langit malam begitu gelap
Tiada bintang bertaburan
Hanya bulan yg setia menemani

Di kala semua insan terlelap
Ada yang masih terjaga
Memandang kelamnya langit
Menanti seseorang yg tak kunjung datang

Gadis itu menyesap kopinya
Raut wajahnya lelah
Menekan segala emosi
Agar tidak meluap
Memaksa harap tak kembali tumbuh
Mencoba hapus memori tentang seseorang

...

Lelaki itu
Telah mengukir manis memori di otaknya
Tak bisa dihapus
Permanen

Bila waktunya tepat, memori itu indah
Bila waktunya salah, memori itu memuakkan

Melambungkan harap
Kemudian menghempaskannya
Hingga jatuh
Hancur berkeping - keping
Tak berwujud

...

Setetes air pun jatuh
Disusul tetes berikutnya

Bukan, bukan air hujan
Tapi air mata
Yang tak mampu lagi dibendung
Yang sudah memaksa untuk mengalir deras
Tanpa ampun

Gadis itu terisak
Memecah keheningan malam

Angin berhembus dari jendela
Seakan mencoba menghapus air matanya

Tak bisa
Sekalipun tak akan bisa

Sama seperti gadis itu
Yang tak akan bisa melupakan semua memori tentangnya

Ia hilang harap
Cinta yang dinantinya tak akan pernah datang

Karena semua memori manis ini
Hanya buaian belaka

Read More

Selasa, 02 Juni 2015

Saya tak ulung merangkai kata. Saya tak mampu membagikan suatu makna. Saya terdampar disini karena ada yg ingin diceritakan. Juga karena saya tak ingin merasa sendiri

Read More

Pertemuan

Suatu hari, ada seorang gadis sedang berjalan di taman, menikmati indahnya bunga di musim semi. Gadis itu memiliki wajah yang menarik, senyumnya menawan, juga matanya begitu berbinar. Ketika sedang berjalan, dia terjatuh di hamparan rerumputan. Kakinya terluka. Seketika itu datanglah seorang lelaki menghampirinya. Memapah langkah gadis yang tertatih. Lelaki itu mengobati lukanya. Tak sengaja sang gadis menatap wajah lelaki tersebut. Tampan, pikirnya. Tiba-tiba, pipi gadis itu memanas. Selesai mengobati, lelaki itu menatap sang gadis. "Ada apa ? Pipimu merah sekali, sebegitu panas kah cuaca hari ini?" Tanya sang lelaki.

"Oh tidak, mengapa jantungku berdegup kencang dan mulut ini mengatup begitu rapat?" Rutuk sang gadis. "Tak apa. hmm terimakasih kau telah menolongku.. mohon maaf aku harus... segera pergi." Jawab sang gadis, terbata. "Oh ya sama-sama. Hati-hati di jalan." Ucap sang lelaki.

Begitu singkatnya dua insan ini bertemu. Mereka berpisah seakan tak mungkin bertemu lagi. Padahal Tuhan memiliki skenario tak terduga yang akan menyisakan suatu rasa dan kenangan. Gadis itu akan jatuh untuk pertama kalinya. Lelaki itu akan menjatuhkan untuk pertama kalinya.

Ada yang dulu disakiti kini menyakiti. Ada yang dulu selalu bahagia kini dirundung pilu. Ada suatu ikatan yang kan mengikat mereka. Ada takdir yang mempertemukan mereka.

.....

Cerita ini fiktif belaka, saya tak pernah mengalaminya. Mungkin cerita ini tidak menyisakan makna sedikit pun. Tapi, saya hanya ingin membagikan suatu makna bahwa setiap pertemuan bukan hanya sebuah kevetulan bisa jadi itu adalah rentetan skenario hidup yg diperuntukkan padamu. Jika kamu bertemu seseorang, kamu tak tahu apa yang akan kamu rasakan padanya, bukan? Tiba-tiba saja kita dipaksa untuk bertemunya lagi dalam jangka waktu yang lama. Kadang menyisakan bahagia. Kadang menyisakan penyesalan. Saya hanya ingin mengatakan bahwa setiap seseorang yang pernah singgah di hidupmu terutama hatimu akan memberikan suatu pelajaran entah itu kau sadari atau tidak.

Sesingkat apapun awal pertemuan itu bisa jadi ada pertemuan-pertemuan selanjutnya yang mengejutkan.

Selamat malam.

Read More

Minggu, 31 Mei 2015

Sabtu, 30 Mei 2015

Random

Abis baca2 file di laptop... dan baca surat yg ga bakal nyampe ke penerimanya. Sedih bacanya. Surat yg pertama penuh harap. Surat yg selanjutnya nyesel. Hidup emang roller coaster ya. Kadang ngasih harapan kadang bikin down. Masalahnya sekarang... lagi di bawah. Lagi masa ngelupain tapi keingetan terus. Nyay.

Read More

Kamis, 28 Mei 2015

Penjara Tak Berwujud

Ada gadis yang meracau
Mempertanyakan hidup
Sebegitu tak adilnya
Sebegitu tak berpihak padanya
Ia benci
Benci

Terkurung di balik jeruji besi
Dihina
Tak dianggap

Dunia tak adil
Tak adil
Jeritnya

Pilu menyayat hati
Tapi tak ada yang mampu tuk selamatkannya
Hanya dialah yang mampu selamatkan
Batinnya dari keterkoyakan
Pikirannya yang dikendalikan
Manusia lain dengan segala cemoohnya

Kini ia terlepas dari jeruji besi
Menghirup udara segar
Lepas
Bebas

Secepat mungkin ia pergi
Sejauh mungkin ia pergi

Dari penjara tak berwujud

Read More

Alasan Sang Peri

Dahulu, seorang peri kecil diturunkan ke bumi. Sayapnya indah nmenawan. Terlihat lemah tapi sebenarnya tak begitu. Ada gejolak harap menggelora tuk tebarkan benih kebahagiaan di muka bumi.

Ia tak seorang diri, dua sosok insan mengasuhnya. Sepasang kekasih yang diikatkan janji suci. Mereka bahagia Tuhan telah menitipkan peri kecil tersebut. Menyulut gejolak harap pada sang peri semakin besar.  Menanam cinta dan kasih.

Kini, peri kecil tersebut telah dewasa. Sayapnya tak semanis dahulu. Senyumnya tak begitu merekah. Harapnya kebanyakan pupus. Gejolak harap tlah sirna. Ia tergerus kejamnya dunia. Benci telah terpatri dalam hatinya. Ia membenci dunia.

Tetapi, dua sosok insan tersebut selalu tersenyum dan bersabar. Tak kenal letih tuk menbuat sang peri untuk terus berjuang mengarungi samudra kehidupan. Mereka percaya bahwa sang peri memiliki kekuatan. Hanya saja, ia terlalu takut tuk menunjukkannya. Tertutupi rasa kecewanya pada dunia.

Oh ya, dua sosok insan itu seringkali sang peri sebut sebagai bapa dan mama. Sang peri selalu percaya bahwa sebutan tersebut memiliki kekuatan magis tersendiri yang melecutnya agar tetap bertahan. Ya, dia harus bertahan agar senyum mereka tetap merekah. Agar segala peluh dan tetes keringat mereka dapat terbayar walau hanya sedikit.

Sekalipun sang peri kehilangan alasan untuk tinggal di muka bumi, ia kan teringat dua sosok insan tersebut. Bapa dan mama adalah alasan perjuangan hidupnya.

Read More

Rabu, 27 Mei 2015

Melepas Rasa

Untuk yang sempat mengisi hati belakangan ini,

...

Ada yang terpendam
Menyesaki hati
Memenuhi pikiran
Suatu rahasia
Yang saya simpan rapat - rapat

Ada yang memaksa
Ego tuk miliki
Logika pun melarang
Biar semua berjarak
Biar tak ada yang jatuh
Apalagi hancur
Terpuruk

Ada yang berharap
Tapi tak ingin
Karena realita berbanding terbalik
Tak ingin dirinya terjungkir balik
Karena kejujuran yang menyakitkan

Ada yang merindu
Tak mampu sampaikan
Cukup Sang Pencipta sampaikan
Segala doa yang tercurah
Di malam kelam

Diam-diam
Diam-diam
Sudahlah sudah

Biar penghujung tahun melepas
Segala harap yang tercipta
Merelakan yang tersayang
Pergi tanpa mengetahui
Bahwa
Ada yang menaruh rasa padanya

...

Bilamana beberapa tahun ke depan kita berjumpa, mungkin kita telah terpaut pada hati yang lain.
Selamat tinggal.
Read More

Lembar Baru

Dan, masa sekolah pun telah berakhir.

...

Sudah resmi menjadi alumni, nih. Artinya, masa SMA saya sudah selesai. Tak ada yang spesial selama 3 tahun ke belakang karena jujur saya anti-sosial sekali di masa ini. Teman pun ya hanya sebatas teman kelas atau ekskul. Tida kurang atau lebih. Saya tak begitu menikmati masa ini. Mengapa? Memang pada dasarnya masa SMA adalah masa terindah bagi seseorang. Dimana mereka mebentuk momen - momen manis yang langka ditemukan pada jenjang kehidupan selanjutnya. Tapi, saya terlalu larut dalam pikiran sendiri. Terlalu banyak pikiran negatif menghampiri hingga saya terlalu lelah untuk mengenal orang - orang. Mungkin, saya tidak menemukan zona nyaman dalam masa ini. Manusia mencari zona nyaman, bukan?

Setidaknya banyak kekurangan yang saya temukan di masa ini. Saya pun jadi bisa intropeksi diri. Memperbaiki kesalahan agar tidak kembali terulang di masa selanjutnya. Tidak, saya tidak ingin intropeksi diri hanya sebagai teori belaka. Saya benar-benar ingin merubah diri menjadi lebih baik semacam lebih optimis, percaya diri, dan aktif karena saya lelah menjadi diri saya yang sekarang.

Selamat datang masa baru. Semoga segala harap dapat terwujud. Semoga lembar baru menjadikan pribadi baru yang lebih baik bagi saya. Walau dunia SMA sangatlah abu - abu, tetapi saya berterimakasih karena tanpa masa ini saya tak akan bisa memahami diri saya. Saya tak akan mampu memecut diri untuk menjadi lebih baik. Terimakasih :)

Semoga 5 tahun ke depan saya telah menjadi pribadi yang lebih baik lagi yang orang kira saya tak akan mampu menjadi seperti itu. Tidak sering cengengesan. Mampu membawa diri pada keadaan.

Selamat berjumpa lagi di masa depan, teman SMA :)
Read More

Jumat, 22 Mei 2015

"Rasa sakit itu bukan saat kali pertama hati terluka. Tapi, ketika ada yang kembali membuka luka lama tersebut."

-hasnanabilaa

Read More

Kamis, 21 Mei 2015

Harapnya

Hujan
Datang
Temani langkah kakiku
Bergemericik
Menggema

Basah kuyup
Tak mengapa
Hujan telah menjadi teman
Di kala mata berkaca-kaca
Membendung perih yang mengisi
Meneteskan letih yang menyiksa

Airnya jatuh ke bumi
Bercampur tetes air mata
Yang tersamarkan

Ada harap dalam tetes itu
Meresap ke tanah
Berharap kan tumbuh
Berbuah kemudian dipetik

Tapi tidak
Tidak

Harap ini kosong belaka
Tiada makna
Tiada arti

Sang empunya telah melepas pergi harapnya
Bersamaan dengan orang yang diharapnya

Merelakan harapnya jatuh ke tanah
Mati
Terkubur
Hilang

Read More

Senin, 18 Mei 2015

Numb. Numb. Numb. Numb. Numb. Numb. Numb. Numb. Numb .numb. numb. Numb. Numb. Numb. Numb .numb. numb. Numb. Numb. Numb.


Udah ga peduli. Cape gini terus. Cape jatoh.

Read More

Minggu, 17 Mei 2015

"Ada kalanya logika harus merajai perasaan supaya menjadi tameng bagi hati. Biar tak terluka. Biar saja semua mengalir."

"Mungkin masing2 harus berjuang tanpa ada yang menemani."

"Sepertinya saya harus berhenti dabln meninggalkan masa lalu."

- tertanda, yang sedang lelah batinnya

Read More

Jumat, 15 Mei 2015

Merindu

Merindu.
Saya merindu.
Pada seorang yang bisa jadi tak merindu.
Pada saya.
Yang sedang menerka.
Tentang siapa yang mengisi ruang hatinya.

Merindu.
Ingin hati berkata.
Ingin hati bersua.
Ingin hati berbincang.
Apa daya tak kuasa.
Takut.
Takut.
Takut.

Merindu.
Bagi sebagian orang adalah hal yang wajar.
Sebagiannya lagi tersiksa.

Merindu.
Membuncah.
Menyesakkan.

Read More

Lantunan Musik Malam Hari

Sunyi. Hanya detik jarum jam menemani serta lantunan musik mengalun. Andai telinga mampu dengarkan kata hati mungkin malam ini sangat ramai dengan keluh kesah banyak orang sebelum tidur. Hati saya pun begitu, sedang menjeritkan perasaan yang terpendam tak berujung.

Sudah berapa lama? Menunggu tanpa menunjukkan. Diam seribu bahasa. Menantinya membuka pintu hati yang bisa jadi sarang laba-laba sudah memenuhinya. Letih tuk menerka. Letih tuk berharap.

Siklusnya selalu sama. Menanti kemudian jatuh. Terluka tuk kesekian kalinya karena rasa hanya mampu dipendam. Hanya mampu memercikkan api pengharapan, tiada kata atau pertanda.

Saya tak tahu.
Saya bingung.

Malam ini sangatlah ramai. Hati saya sedang menjerit tuk mencoba lepas dari segala hal. Segala kenangan. Segala memori.

Mengapa? Karena setiap hal kecilnya selalu mengingatkan saya padanya.

....

dan playlist pun memutar lagu tentang perasaan saya.

Hah, semesta kembali berkonspirasi. Paling mengerti bagaimana mewujudkan abstraksi rasa ini. Sayang, si empunya perasaan ini tak sekalipun mampu mewujudkannya.

Lantunan lagu ini seakan membawa saya pada kilasan memori yang untungnya semakin pudar. Terasa manis namun pahit. Manis tuk dikenang. Pahit tuk disadari.

Segala praduga pun bermunculan. Cukup. Cukup. Cukup. Tak ada lagi. Tak akan ada lagi.

Sudahilah semua perkara ini. Saya muak. Lagu ini semakin membunuh saya secara perlahan. Membuai kemudian menampar.

....

Semuanya memang belum jelas. Hanya saja saya tak ingin berharap lebih karena jatuh yang kesekian kalinya mungkin saja membuat mati rasa.

Read More

Kamis, 14 Mei 2015

Selasa, 12 Mei 2015

Pergi, Pergi, Pergi

Sekian lama terkungkung rantai pengharapan
Menjerit, memberontak pun tak kuasa
Berlari hanya membuang peluh
Menguras emosi dan tenaga
Saya lelah

Semesta berkonspirasi 
Membuat situasi rumit
Takdir menyudutkan 
Memojokkan pada sudut mati
Saya menyerah

Saya ingin pergi, tak diizinkan
Saya ingin menghindar, tak diizinkan
Saya ingin menghilang, tak diizinkan
Saya ingin rasa ini mati, ditolak mentah - mentah

Lalu bagaimana?

Tolong pergi
Saya memohon

Jangan datang lagi
Jangan kembali lagi
Jangan meninggalkan apapun

Cukup luka ini saja yang menjadi kenangan
Cukup air mata ini yang menjelaskan
Tentang rasa terpendam yang telah mati
Yang telah berontak 
Yang telah letih
Untuk terus berharap dunia memihaknya

Jadi,
pergilah
pergilah
pergilah

Dan, jangan kembali.



Read More

Senin, 11 Mei 2015

Lagi - Lagi Kamu

Gelap, kelam, dingin                                         Seketika itu pula cahaya menerangi
Tak terlihat apapun                                            Ah, cahaya lilin
Tak terdengar apapun                                        Siapa?
                                                                           Sesosok bayangan tegap menghampiri
Dimana?                                                             Sekilas terlihat wajahnya
Dimana?                                                             Ah, kamu. Lagi - lagi kamu.
Dimana?                                                
                                                                           Kesadaranku sudah tak kuasa
Bruk, jatuh tersungkur                                       Aku pun tak sadarkan diri
Perih menggigiti kaki                                        Pikiran terakhirku hanyalah,                               
Kerikil tajam mengoyak kulit                           "Mengapa lagi-lagi kamu yang datang?"
Sakit.

Tolong, siapapun.
Tidak, suaraku habis.

Tetes air mata kini membasahi

Seseorang tolonglah.



Read More

Rabu, 06 Mei 2015

"Jika ada yang bertanya fase hidup apa yang telah saya jalani, saya akan menjawab...
"Bayi, anak-anak, (hampir) dewasa." 
Mengapa tak ada fase remaja dalam hidup saya?
Karena memang begitulah adanya.
Fase remaja terlalu kelam hingga tak terlihat wujudnya."
Read More

Jangan Hakimi Seorang Anti-Sosial.

  Hidup seringkali disangkut-pautkan dengan keadaan sosial. Tentu saja karena manusia membutuhkan manusia lainnya untuk bertahan hidup. Tapi, adakalanya kita menemukan seseorang membenci kehidupan sosial dan menjauhkan dirinya bahkan mengasingkan diri. Tidak, dia bukan tidak normal. Pasti ada alasannya. Jadi, jangan hakimi seorang anti-sosial.

  Pernahkah sesekali merenungi keadaan diri sendiri? Pernahkah sesekali menanyakan, "Apakah saya bahagia dengan keadaan sosial yang melingkupi diri?" atau "Apakah saya bahagia dengan hidup saya ?". Saya seringkali merenungi hal tersebut dan acapkali menjawab tidak. Oh, saya bukan seorang yang tidak bersyukur. Bukan pula seorang pembangkang atau munafik. Saya hanya merasa masih banyak ruang dalam diri yang memberontak ingin hilang dari kehidupan sosial. Ah, saya seorang anti-sosial.

 Maka berdasarkan kesimpulan itulah saya ingin menjelaskan mengapa seseorang bisa begitu anti-sosial berdasarkan apa yang saya rasakan. Subjektif memang tapi setiap manusia punya latar belakang masing2 atas yang mereka lakukan, bukan?

 Seorang anti-sosial tidak pernah menginginkan hidup jauh dari pergaulan. Dia mungkin membenci dirinya yang tidak bisa masuk atau tidak merasa nyaman dalam pergaulan yang ada sehingga dia merasa lebih baik menjauhkan diri. Seorang anti-sosial mungkin memiliki masa lalu yang kelam dimana ia sering mendapatkan penolakan dari orang lain atau dia seringkali merasa tidak  dianggap dalam sebuah lingkup. Rasa sakit hati yang ditahannya pun tidak terbendung sehingga ia memilih untuk menjauhkan diri. Lebih tepatnya, untuk menjaga hatinya. Seorang anti-sosial mungkin seringkali merasa tidak berguna atas apa yang ia lakukan. Ia merasa selalu disalahkan oleh siapapun. Maka, ia pun menjauhkan diri.

 Sebenarnya, menjadi anti-sosial itu sangat sederhana. Berbagai penolakan, cemoohan atau perasaan sering disalahkan telah mencuci otaknya untuk segera menjauhkan diri dari manusia lain. Tidak mau bergaul pun menjadi akibatnya. Jadi, jangan hakimi seorang anti-sosial.

 Seringkali orang-orang mencemooh seorang anti-sosial atau sekadar mengatakan dirinya sombong karena tak mau bergaul sedikit pun. Kalian tidak tahu apa yang telah dilaluinya. Tidak tahu apa yang dirasakannya. Tidak tahu bagaimana kehidupan sosial telah memojokknya hingga ia terjatuh pada palung kehidupan yang paling kelam. Menjadi seorang anti-sosial adalah pilihan hidup yang diambilnya sebagai jalan pemberontakan. Berontak pada manusia yang mencemoohnya, menolaknya, menyalahkannya. Jadi, jangan hakimi seorang anti-sosial.

....

Sudahkah anda mengerti mengapa di bagian dunia ini ada makhluk yang selama ini anda anggap aneh? Yang selama ini menjauhkan diri dari pergaulan? Sudahkah anda memahami?


Read More

Selasa, 05 Mei 2015

Bingung.
Mulai darimana.

Ya gamau "terlambat" lagi sih. 

Udah itu aja.





Read More

Kamis, 23 April 2015

Ketika Introvert Jatuh Hati.

Sadar dirinya punya perasaan saja sudah bersyukur.

Kadang, masih saja bingung menafsirkannya.

Diam seribu bahasa, hanya menanti.

Bicara pun, lidah kelu.

Ingin peduli pun tak kuasa.

Mengutarakan tak kunjung mampu.

Jatuh hati berarti jatuh pada siklus yang sama.

Dihadapkan dua pilihan.

Terlambat dan menyesal atau tak tersampaikan.

Ceritanya hanya diam dan harap.

Diam, harap, diam, harap.

Yang berujung pada rindu yang membucah.

Hingga sakit tiada terperi.

...




Read More

Menurut saya,


"Perasaan yang setulus-tulusnya ketika menumpahkan semuanya pada Sang Pencipta, Yang Maha membolak-balikan hati dan menetapkannya."


Juga,

"Perasaan yang dikata polos karena hanya mampu diam tak mengerti apa yang harus dilakukan, tetapi mendoakannya seusai shalat."







....

Ternyata, sudah sampai tahap ini, has.
Read More

Sabtu, 11 April 2015

Sekurangnya 6 Tahun

Sepi mengundang tanya
Tanya menanti jawaban
Jawaban tak kunjung sampai
Hingga penantian tak pernah usai

....

Kurang lebih 6 tahun menggantungi hati dengan perasaan tak pasti. Sempat beralih namun berujung kembali. Di saat yang ditunggu pun tak pernah terjadi. Sepatah kata memang benar - benar hanya satu kata saja yang mampu terucap, "Ya." . Tak ayal saya merutuki diri mengapa bisa sebodoh ini. Seperti memberikannya peluru yang menembus dada saya bertubi - tubi. 

Kini semuanya tak lagi samar. Mungkin kabut yang selama ini menepis cahaya akhirnya pergi. Saya tahu apa yang harus saya lakukan. Cukup mengarahkan hati agar tak hanya diam dan menanti. Mungkin saja sudah banyak pintu yang tertutup karena ego hati ini.  Dan, mungkin saja sudah banyak kesempatan yang diabaikan. Saya tak ingin lagi terjerat rantai hati atau pula terkungkung jeruji penantian. Say ingin bebas. Menuju kepastian yang menanti. Menuju jawaban yang seutuhnya ada.

Selamat tinggal bayang-bayang tak tersampaikan. Bilamana nanti kita berjumpa, harap saya 2 patah kata mampu terucap, "Apa kabar?"

Semoga sukses. 

H-2 UN 
Read More

Rabu, 18 Maret 2015

"Gimana caranya buat fokus sementara ada hal yang selalu berhasil nguasain pikiran."
Read More

Selasa, 17 Maret 2015

Biasanya alam selalu tau caranya mewakili perasaan saya. 


...

Yeay. Teori ini bisa luntur juga.
Hari ini hujan, tapi hujannya bikin bahagia. hehehe.
Read More

Sabtu, 14 Maret 2015

Sama.

 "Andai saya mampu melupakan semuanya. Mungkin tak perlu ada rasa khawatir untuk mengulang perasaan manusiawi ini pada orang yang berbeda. Sayangnya, saya masih takut untuk melangkah. Saya takut semuanya kembali sama."
Read More

Hai, Hujan.

"Hujannya enakeun gatau kenapa. Apalagi sambil makan mie. Nikmat dunia."

....


Tentang hujan yang melukis kehangatan


Bilamana rintiknya jatuhi bumi
Seketika itu pula alam bergeming
Terbasuh air jatuhan dari langit
Tersapu angin yang menyusuli

Bilamana deras air mengucuri bumi
Seketika itu pula hatiku bergumam
Berharap segala hal yang diinginkan
Mengandaikan hujan tuk sampaikan doaku pada-Nya

Teduh tapi sendu
Dingin tapi hangat
Sepi tapi ramai

Bilamana guyuran air mereda
Seketika itu pula bebauan khasnya tercium
Menenangkan hati yang gundah
Meredakan amarah yang sedang terpendam

Bilamana ia datang kembali
Akankah segala harap sudah terkabul?
Akankah segala doa digantikan dengan doa yang lain?

....

Dan, bilamana hujan membasahi kembali
Kuharap aku sedang bersyukur atas hidup yang sedang aku jalani.



Selamat datang kembali, Hujan.

Bogor, 14 Maret 2015

Read More

Jumat, 13 Maret 2015

Rindu.

Rindu.
Mengulang setiap kilasan hidup.
Memutar semua memori.


...

Saya rindu dengan mereka. Rindu dengan tawa candanya. Rindu akan segala hal yang diperbincangkan.

Kini, masing-masing dari kita sedang berjuang untuk mimpinya. Sudah semakin terbentuk jati dirinya. Sudah tidak labil lagi ya. Haha.

Kini, beberapa dari mereka sudah terasa jauh. Ah, pasti akan ada waktunya dimana semuanya kembali lagi dengan cara yang berbeda ya, kan?


...

Selamat berjuang, kawan. Jangan lupain gue ya :)
Read More

Kamis, 12 Maret 2015

 Hm. Ternyata idealisme saya bisa luntur juga.





Doakan ya 9 Mei nanti :)
Read More

Yang Terlupakan

Tentang kisah yang tak lagi terdengar ceritanya.
Tentang nada yang tak lagi terdengar lantunannya.
Tentang sosok yang tak lagi nampak adanya.


.....


Akhirnya, saya mampu melewati hari tanpa harus sadar akan keberadaannya.
Akhirnya, saya menikmati hujan tanpa harus terlintas bayangnya.
Akhirnya, saya terbebas dari jerat yang selalu menahan.


.....

Akhirnya, saya berlalu dan meninggalkan semua cerita yang tertulis.


-Untuk sosok yang terlupakan.
Read More

Jenuh.

Seharusnya lagi berkutat sama soal-soal latihan. Tapi, apa daya lagi di titik jenuh yang kayaknya semakin memuncak. Capek. Tapi, kalo ga inget buat masa depan.... Hah.




.....




Masa depan, tunggu saya ya. Doakan supaya saya tidak menyerah begitu saja.
Read More

Selasa, 10 Maret 2015

Dituntut terus-terusan.

Dituntut untuk memahami.

Dituntut untuk mengalah.


tapi, ga ada yang sedikitpun peduli.



Iya, gapapa kok.
Read More

udah cape mentalnya, emosinya. 
memang tempat kembali sepenuhnya adalah Dia Yang Maha Kuasa tapi bohong jika saya tidak butuh "seseorang" buat numpahin semuanya.
gatau sih, kayak semua orang udah jadi predator yang kelaparan.



...


Intinya, capek.
Read More

Rabu, 04 Maret 2015

Nightmare

"Oh, ini toh waktu dimana manusia menampakkan wajah yang sebenarnya."

Teruntuk orang-orang yang meng-alibikan perjuangan untuk menghalalkan segala cara

......

Beringas
Liar
Egois

Mencibir
Merendahkan

Menipu
Menyembunyikan

Manusia kehilangan topeng

...

Bentar lagi kok kelas 12 nya. Bentar lagi kok dikelilingi orang-orang yang ga ngerti apa itu perjuangan sebenarnya. Bentar lagi kok denger cibiran orang yang selalu merendahkan orang lain. Bentar lagi kok merasa dikata-katai plin-plan. Bentar lagi kok.

...

Maaf ya, untuk 6 bulan ke depan akan sangat apatis karena saya juga sudah terbawa keadaan untuk tidak mengalah atas hal yang saya inginkan.
Read More

Kamis, 19 Februari 2015

"Saya tahu ini memang fitrah manusia tapi saya hanya takut terjerembab di lubang yang sama. Saya takut semuanya hanya khayal saya saja. Saya tidak ingin "benteng" yang selama ini saya bangun tiba2 hancur begitu saja. Saya....... takut semua ini palsu."





...


"Karena saya juga tidak tahu apa arti ketulusan sebuah perasaan."
Read More

Buku Kecil

Mau nge-post soalnya habis ngubek-ngubek lemari belajar dan nemuin buku catatan kecil yang terlupakan. Dikirain isinya kosong paling to-do-list aja taunya..... Hm, menarik. Yang tadinya mau nyari laporan KI kelas 10 akhirnya berputar haluan pada buku kecil itu. Isinya sedikit sih cuma agak "menyentil" dan ngingetin hal yang kayaknya udah kesingkir sama berbagai rumus dan hafalan buat UN.

Ya begitulah, hidup memang berjalan terus tanpa disadari. Saya pun baru tersadar bahwa saya sudah berubah. Fisik sih tidak terlalu berubah hanya pemikiran saya mulai berbeda. Keadaan juga semakin berbeda. Dulu, awal SMA masih semangat menggebu-gebu buat sekolah sekarang udah kayak zombie yang lagi hunger games. Ngeliat sekolah aja udah kayak liat mulut harimau.

Tapi setidaknya sedikit menyentil saya bahwa saya seharusnya semakin mengobarkan semangat untuk tetap maju. Walau sekarang tujuan saya bukan hanya "jas putih" saja tapi juga banyak hal lain yang merubah tujuan saya. Banyak hal yang sepertinya mulai mencuri perhatian saya dari "jas putih" itu. Walau saya tau saya masih sangat menginginkannya.

Tidak hanya mimpi yang berubah, "ruang" yang selama ini saya kira udah bias keberadannya, seketika menyeruak. Buku kecil itu membuat pikiran saya pergi ke suatu masa, ya kira2 beberapa tahun lalu. Lucu juga "ruang" itu ternyata pernah didera kebingungan yang saya juga tahu itu hal yang aneh.

Ternyata, ngubek2 lemari belajar seru ya kayak ngubek2 masa lalu tapi bukan berarti ditengok terus masa lalunya ya cuman sebagai pecutan kalo ada hal yang memang harus diperjuangkan dan ada kesempatan untuk mewujudkan hal yang memang diimpikan sejak dulu.

Yaudahlah ya makasih buat buku kecilnya. Semoga semua harapan yang tertulis disana bisa jadi nyata ya. aamiin
Read More

Kamis, 31 Desember 2015

Dadah 2015.

Saya cuma mau bilang, " saya lelah menjadi orang baik. "

Menjadi Kuat

Ketika dunia terasa memuakkan, kemanakah tujuanmu kembali?
Ketika kamu melangkahkan kaki untuk pulang ke rumah dan ternyata tak ada orang yang menyambut, apakah yang akan dilakukan?
Ketika semua orang yang dicinta pergi meninggalkan -entah apapun itu caranya-, akankah kamu tetap memutuskan untuk menjalani hidup ? Sendirian?
Ketika di dunia ini kamu mempertahankan hidup sendirian tanpa ada pundak untuk bersandar, telinga untuk mendengarkan, apakah kamu akan menjadi kuat?

Menjadi kuat sendirian di dunia yang terlalu kejam ini,
Apakah kamu sanggup?

...

Dikisahkan, seorang gadis lugu yang tinggal di bumi menjalani hidup normal. Masa kecilnya begitu indah, masih terdengar canda tawanya. Masih banyak orang yang menyukainya. Temannya pun banyak pula.

Seiring waktu berjalan, banyak hal yang dilaluinya. Manis dan pahit mulai dicicipinya. Hingga pada satu titik ia merasa lelah dengan hidupnya. Semakin ia mencari jati dirinya, semakin ia kehilangan jati dirinya. Ia hidup di balik punggung orang lain. Ketergantungan. Saat di lepas bagaikan kepompong yang gagal bermetamorfosis -sayapnya tak muncul. Saat itulah ia sadar dunia begitu kejam hingga ia tak sanggup untuk mengarunginya. Ia pun menyerah.

Di tengah keputusasaan tersebut, teman-temannya berangsur-angsur menghilang, keluarganya seakan-akan selalu tak sepaham dengannya. Ia pun merasa sendiri. Beruntungnya, gadis tersebut masih sanggup bertahan. Tidak tergerus kejamnya hidup. Tidak tenggelam fananya dunia. Ternyata, kesendiriannya menjadikan ia gadis yang kuat.

Apakah seutuhnya kuat? Oh, tentunya tidak. Gadis itu hanya mengumpulkan hatinya yang berserakan. Yang telah dipatahkan orang-orang yang dicintanya. Gadis yang dulunya tawanya paling menggelegar dan kini menjadi yang paling datar senyumnya ini, pernah menyayangi orang-orang di sekelilingnya. Sayangnya, sekali ia menyayangi dan mempercayai seseorang, sekali itu pula hatinya dipatahkan. Mengapa? Karena setulus-tulusnya kasih yang diberi dan kepedulian yang ditunjukkan tak pernah satu orang pun yang menghargainya. Dulu, ia percaya pada pepatah, "Berbuat baiklah pada orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan seperti itu.". Sayangnya, pepatah itu pun mematahkan kepercayaannya karena sekalipun ia berbuat baik dan berusaha peduli hingga mengorbankan kepentingan bahkan hidupnya sendiri, tak pernah seseorang pun yang berusaha membalasnya atau sekadar berterima kasih. Tak ada.


Maka, tumbuhlah gadis itu menjadi seseorang yang dingin. Tak ada pendamping. Tak ada sahabat. Tak ada teman. Tak ada "rumah".

Jadi, apakah dia kuat?

Dia kuat hanya saja dibentuk dari patah hati yang tak ada habisnya.

...

Mungkin, orang akan bilang, "malangnya hidup gadis tersebut". Tidak sekalipun tidak. Dia bahagia walau dalam sedih yang menyakitkan.

...

Tetaplah jadi kuat, wahai gadis yang katanya malang
Biar kau tumbuh sendiri
Menumbuhkan jiwa yang sepi
Merangkai sosok sekuat baja
Tak perlulah hangatnya interaksi dengan manusia lain
Karena kenyataannya hatimu telah mati
Pergi meninggalkan dunia yang menggerusmu

Selamat Tinggal 2015

[21:53]

Oh, bentar lagi 2016.  Tinggal menghitung jam. Sayangnya, saya bukan orang yang senang merayakan pergantian tahun. Apa yang harus dirayakan? Tahun yang baru? Walau sadar bahwa tahun sebelumnya "gini-gini" aja, masih mau ngerayain?

Sebelum 2015 nya bener-bener habis ya mending direnungin udh ngapain aja setahun kemarin.

...

Malam ini, tumben-tumbennya petasan masih sedikit bunyinya. Tahun kemarin udah jedar-jedor kek apa tau. Sepi. 2015 ternyata ga lebih baik dari tahun kemarin. Malah banyak banget penyesalan-penyesalan yang numpuk gara2 salah ngambil keputusan. Apalagi......keputusan tentang masa depan. Sampai detik ini pun masih teramat nyesel.

Hah. Resolusi ternyata tidak pernah bekerja dengan baik buat hidup gue. Hanya sekadar formalitas bahwa tahun selanjutnya sudah ada target walaupun bukan sebenar-benarnya target. Tahun demi tahun selama 4 tahun ke belakang masih terasa sama. Datar. Entahlah seakan ga ada yang berubah malah kayak terpuruk.

Semakin beranjak tua, semakin nyadar pula bahwa sejatinya pergantian tahun bukanlah suatu hal yang harus dirayakan melainkan direnungkan. Mengapa? Karena banyak hal yang semestinya diintropeksi mana saja bagian yang salah agar tak akan terulang lagi. Sayangnya, orang2 terlalu buta untuk sekadar memeriksa dirinya. Terlalu bahagia untuk meninggalkan tahun yang lalu dan segala kesalahannya. Memang, manusia harus bangkit dari keterpurukan dan tidak berlarut-larut dalam kesedihan. Tapi, apa salahnya untuk sekadar merenungi dan memperbaiki?

Dan setelah seharian mikirin apa aja yang udah diukir di tahun ini ternyata... ga ada. Malah semua target bergeser ke arah yang sama sekali ga pernah dipikirin sebelumnya. Lucu. Selalu begitu siklusnya dimana awal tahun begitu berambisi dan di penghujung tahun nyesel gara2 kenapa begitu males buat berubah lebih baik.

Ya, jadi itu 2015 versi gue. Naik, turun, ga ada artinya. Penuh penyesalan.

...

Setelah kilas balik gue udah ngerasa cukup untuk buat resolusi.  Entahlah menurut gue ga begitu penting pula jika hanya sekadar formalitas dan kata "semoga" hanya penghias belaka.

Tapi, terimakasih 2015 telah mengajarkan pelajaran paling berharga,

"Jadi diri sendiri. Ambil keputusan yang pasti dan jalani hidup sebagaimana itu hidupmu -yang patut diperjuangkan."

...

Sekian, selamat tinggal 2015.

Rabu, 28 Oktober 2015

Sedikit Rahasia

Ssssttt ada yang berbisik
Hendak berbagi rahasia
Tentang dirinya
Tentang kisahnya

....

Manusia, jelas raganya tapi abstrak perasaannya. Bagaimana tidak ? Setiap kata selalu ada maknanya. Setiap makna kadang berlawanan dengan katanya. Membingungkan ? Memang.

Saya juga manusia. Penuh misteri. Penuh rahasia. Bertopeng.

Orang yang duduk di sebelah saat perjalanan pulang di kereta juga manusia.

Teman saya manusia.

Keluarga saya manusia.

Mereka berbicara? Ya. Mereka berekspresi ? Ya.

Tapi, apakah nyata? Atau hanya pulasan wajah saja atau topeng yang biasa dikenakannya? Hal itu....saya tidak tahu.

Maka, saya ingin berbagi rahasia tentang topeng yang selama ini dikenakan.


......

Berbalut perasaan tidak enak serta tak ingin menyusahkan orang lain. Kata "tidak apa-apa" selalu menjadi refleks tersendiri. Mengiyakan semuanya seakan menjadi kewajiban. Pada akhirnya, terkapar dengan sendirinya. Terlunta mencari solusi dari "masalah" yang dibuat sendiri.

Saya terlalu polos jika dibandingkan boneka di atas lemari. Terlalu idealis dibanding pemikiran para penggerak nasionalis. Terlalu putih dibanding sayap merpati. Terlalu bodoh menghadapi tipu muslihat dunia.

Senyum yang dulu sempat tersungging manis pun hanya sekadar ekspresi bahwa saya baik-baik saja. Selalu menolak bantuan orang lain. Berusaha berdiri sendiri. Mengejar stereotype "anak baik". Dan, kebiasaan-kebiasaan ini menumbuhkan saya. Seorang manusia bertopeng yang tak jelas jati dirinya.

Pahitnya, apa yang diharapkan memang tak selamanya terwujud. Berusaha mandiri dibilang sok bisa. Berusaha berbaik hati tapi diabaikan. Berusaha mengenal baik tapi diabaikan. Berusaha menjadi yang terbaik tapi selalu jatuh.

Kini, kenyataan tersebut melunturkan topeng yang selama ini bertengger manis. Senyumnya pudar. Apatis. Menyerahkan segalanya pada orang lain. Tak ingin peduli.

Ternyata, bertopeng maupun tidak sama saja. Menyusahkan. Dibenci dunia. Membenci dunia.

....

Jadi,  ini sedikit rahasia.
Jangan bilang siapa-siapa.
Barangkali kita bertemu nanti,
mungkin kau bisa menerka apakah saya sedang bertopeng atau tidak.

Selamat Malam.

Sabtu, 24 Oktober 2015

Meninggalkan Dirimu

Siang ini, matahari begitu menyengat. Tak terasa jarum jam menunjukkan pukul 12. Di bawah langit terik ini, aku sedang bergumul dengan kerumunan orang di jalanan. Terlalu padat dan sesak. Tergesa-gesa melewati kerumunan tersebut karena waktu tak kunjung berhenti.

"Akhirnya, sampai di halte", pikirku. Kulirik jam di tangan, masih lama rupanya. Selama penantian bus, pandangan diedarkan pada sekitar. Ada yang sedang bercengkrama. Menyebrang jalan. Sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Kulayangkan pikiran ke masa dimana mimpi masih layak diperbincangkan. Masa dimana belajar pun masih dapat bercanda. Masa dimana aku dan kamu mengunjungi kampus kuning ini.

Mungkin hingga saat ini, kamu tak pernah menyadari sedikitpun apa yang kurasa. Mungkin hingga nanti kita berjumpa kembali, keadaannya tetap sama. Tak ada artinya aku. Biasa saja. Atau mungkin, kita tak akan pernah berjumpa lagi?

Aku rindu.

Pada mata sendu yg sekali menatapku.

Disini, aku masih tak kuasa membayangkan bahwa kamu tak dapat berjuang dalam ruang yang sama. Disini, aku masih berharap tiba-tiba saja kamu datang. Entah apa alasannya. Entah bagaimana caranya.

Disini, aku berharap ada satu waktu dimana kamu tahu pemilik doa yang selalu ditujukan padamu.

Aku.

...

Suara rem bus menyadarkanku. Hah, kupaksa langkah kaki berayun. Meninggalkan kenangan. Meninggalkan dirimu.

Selasa, 20 Oktober 2015

"Dan saya mati karena hal yang dijalani bukan yang ingin diperjuangkan."

Karena ketika saya bersama keluarga, topeng yang dikenakan pun luntur.

Sekali pun, hanya segelintir orang -yang bukan keluarga- yang mampu melihat wajah asli saya.

Senin, 19 Oktober 2015

-

Teruntuk yang sedang berjuang lebih hingga lupa bahwa malam telah larut,

Semangat dan semangat

..

Walau proses seringkali tak dipandang, tapi yakinlah peluh dan letihnya lebih  bermakna dibanding sekadar status keberhasilannya.

Sekali lagi,
Semangat UTS perdananya,
2015

Minggu, 18 Oktober 2015

Dengarkan Cerita Ini

Bila esok nanti masih ada perjumpaan,
Sanggupkah saya berdiri tegak menghadapi kenyataan?

...

Sudah berapa lama melewatkan malam tanpa serangkai tulisan? Saya yakin sudah cukup lama. Sayangnya, tak cukup lama untuk menghapus kenangan yang seharusnya tak usah diingat kembali. Tak cukup lama untuk dapat berpindah hati.

Pernah menyesal akan sesuatu yang pernah terjadi? Akan hal yang tak pernah diduga bahkan direncanakan?
Saya pernah.

Apa yang terjadi memang bukan sebuah kebetulan, katanya. Takdir memang menggariskannya seperti itu, katanya. Agar manusia mampu mengambil pelajaran, katanya. Tapi, bagaimana bila yang tersisa hanya luka dan air mata? Bagaimana bila kenangan itu terasa menyiksa? Hingga letih untuk sekadar melupakannya.

...

Masih terpatri di pikiran, ketika hati telah kuasa untuk melupakan apa yang dikata orang manusiawi. Kala itu, saya sudah cukup tegar dan mati rasa jika harus dikatakan. Apatis akan romantisme yang berada di sekitar. Tak peduli bila harus berkeliaran sendiri, sementara orang-orang mengatakan anti sosial banget. Dunia saya ya milik saya. Tak usahlah dibagi dengan orang lain yang tak cukup mengerti bahagia dalam kesendirian.

Hingga akhirnya pertemuan itu menyeruak dalam garis hidup. Tak kuasa dicegah. Dikira tak akan memberi dampak apapun. Satu waktu, saya sadar bahwa pertahanan hati telah runtuh. Hancur-lebur. Satu waktu itu, tetes air mata mengalir. Jatuh tak tertahankan.

Sayangnya, saya terlambat untuk menyadarinya. Ketika tersadar, ketika itu pula mata yang sendu itu memudar. Hilang. Pudar.

Jelas tersirat bahwa perempuan di hadapannya bukanlah siapa-siapa. Bukan satu yang menjadi alasannya bertahan. Bukan alasan di balik perjuangannya.

Bukan.

Bukan.

Bukan.

Bodohnya, perempuan itu masih berharap keajaiban datang dari langit. Bodohnya, langit pun acuh untuk sekadar mendengar jeritnya. Bodohnya, dia kembali jatuh pada orang yang salah.

Bodohnya, perempuan itu adalah saya.


Sabtu, 17 Oktober 2015

Lelaki di Sebrang Sana

Teruntuk,
Lelaki di sebrang sana

Ada banyak rindu menantimu
Ada banyak doa tertuju padamu
Ada banyak kasih tercipta untukmu

Bila saja kau tahu,
Akulah salah seorangnya

Yang menitip rindu pada langit malam
Yang menitikkan air mata di balik bantal
Yang berselimut tapi sesungguhnya tak tidur

Kau tahu ?
Ada yang bercerita tentangmu
Namun aku hanya mampu tersenyum
Menguatkannya
Walau diriku runtuh

Kau tahu ?
Aku sempat tenggelam pada dalamnya matamu
Pada tulusnya senyummu

Kau tahu ?
Kini aku tenggelam dari mereka yang menantimu
Hilang dari pandanganmu
Tak bersisa wujudnya

....

Kau tahu ?
Hingga detik ini aku masih merindu padamu,
Lelaki di sebrang sana

Ketika waktu telah bergulir
Sempatkah kembali seperti sediakala?

Tentu tidak,
Karena waktu membunuh dengan sunyi
Karena waktu berlalu begitu cepat
Hingga putusan demi putusan diambil dengan tergesa-gesa

Kini,
Saya menyesal

Telah melewatkan dirimu

Me challenge myself

Hai.
Jadi, ceritanya mau nantangin diri sendiri.
Nantangin apa sih?

1. Tiap hari setidaknya nulis 1 post di blog
2. Workout sesuai yg ada di app hape

Ini nekat loh. Lagi UTS wkwkwk.

Jumat, 16 Oktober 2015

Workshop Jurnalistik AYEY

Malam,

Hari ini sangat sangat sangat tidak wacana. Setelah mendapat kabar dari teman tentang workshop jurnalistik, saya berhasil mendarat di fasilkom dengan mulus. Awalnya, banyak hambatan gitu deh gegara perut ga bisa berkompromi terus tapi akhirnya mah dipaksa hehe.

Saya bukan orang yang suka ikutan workshop, sekalipun liat posternya di social media hanya sekadar "ih pengen ikut" tapi gajadi. Maklum, waktu itu masih jadi siswa yang punya keterbatasan waktu dan izin. Setelah jadi mahasiswa, satu mimpi udah terwujud; ikut workshop penulis favorit, sendiri, dan kenalan sama stranger. Gatau sih, soalnya selalu ngira bakal cuma ngayal doang kayak gini atau cuma ada di novel aja yang tokohnya jalan2 sendiri kenalan sama stranger terus nontonin idolanya. Hah, ternyata skenario hidup saya bisa seperti ini :)

Rada kesel juga karena telat dan gadapet konsumsi LAH. Terus dapet ilmunya asa sedikit :( Tapi gapapa tetap senang kok bikin semangat buat nulis lagi, Buat mecut lagi.

Btw, pematerinya siapa sih sampe seneng banget ?

Siapa yha.

.
.
.

Kurniawan Gunadi.
Tau ga? wkwk. Ya, awalnya saya asik fudulin tumblr temen terus ternyata banyak kayak re-blog (saya gatau istilahnya apa) tumblrnya Mas Gun. Yaudah saya baca aja. Waktu itu, saya emang lagi seneng-senengnya baca tulisan semacam prosa yang bijak gitu. Ternyata first impressionnya "lah gue banget". Setelah scroll berkali-kali, akhirnya cuma bisa bilang "ini orang bisa baca pikiran gue bukan sih." Dan, berlanjut seterusnya di tengah hectic masa kelas 12 yang banyak ups and downs nya saya selalu coba buka tumblr Mas Gun. Apalagi, waktu kelas 12 ditambah baperin doi. Eh, tulisannya Mas Gun banyak yg sesuai gitu. Jadi baper. Pas workshop juga tadi dibikin inget doi. Eh maap salah fokus,

Sebenarnya, emang agak tabu sih untuk tahu siap di balik layar tulisan favorit kita. Takut malah jadi subjektif gitu. Tapi, setelah saya workshop dan baca tumblr Mas Gun di kereta ternyata ya tetap gitu cuma jadi kayak  menelaah lebih dalam gitu soalnya udh tau tips and trick dia nulisnya gimana hehe.

Dan, saya baru ngerasain namanya ketemu idola langsung sambil ngegumam "ooh orangnya begini toh". Iya, Mas Gun orangnya keliatan nyantai dan humoris. Bahasan waktu workshopnya ga pake bahasa yang berat dan kadang diselingin joke. Murah senyum pula. Bijaknya juga kepancar gitu -apa karena efek suka baca tulisannya? hehe

Intinya sih, hari ini seneneg. Ternyata emang hidup tuh tentang mencari pengalaman dan menambah ilmu. Ya, bener-bener berharap sama masa kuliah karena waktu sekolah banyak hal yang gabisa dicapai. Semoga to-do-listnya makin banyak centangnya !


Oh ya, mau nyeritain cerita di balik foto ini. Akhirnya, bisa kesampean foto walaupun harus nunggu antrian ttd buku. Nyesel juga ga minta ttd nya -_- Hamdallah, bisa minta foto bareng walaupun setengah maksa. Maafin ya, Mas Gun :p










P.S. : Jadi, baper gitu waktu Mas Gun bilang ada orang yang mau support tulisan dia dan baik banget (ga gini sih bilangnya tapi intinya gitu). Jadi inget sama yang bilang "Has kenapa gama dipublish sih blognya? Ntar gue yang promosiin deh." Hm.

Kamis, 15 Oktober 2015

Sekali Ini Saja

Sekali ini saja, saya ingin apatis
Menjalani apa yg saya inginkan
Apa yg saya sukai
Tak peduli apa kata orang
Saya hanya ingin terbebas
Dari tuntutan
Tanggung jawab

Saya egois?
Ya, katakan sajalah begitu

Karena, sekali ini saja saya tahu apa yg diinginkan

Rabu, 14 Oktober 2015

"Lalu, salah bila saya ingin mengulang satu kenangan saja? Salah bila terlalu berharap?"

Dikira liat2 masa lalu bakal biasa aja. Ternyata, jadi ngarep. Salah lagi.

.
.
.
.



Kuliah udh ga pernah baper.

Minggu, 11 Oktober 2015

Cerita Hati Masa Sekolah

Katanya sih, cerita masa sekolah

...

Masa sekolah sudah berakhir ya. Masa dimana pagi buta datang ke sekolah dan tak tahu kapan pulangnya-ya, tak tahu karena tak tentu.

Dan, seburuk-buruknya masa yang dikira akan mudah dilupakan tetap saja meninggalkan sisi manis. Apalagi tentang cerita hati.

...

Sekolah, masa dimana emosi fluktuatif dan labil -hingga sekarang pun begitu. Saya masih ingat zaman sd ketika pertama kali menyukai seseorang, rasanya lucu. Berlanjut ke masa putih biru, ah ini terlalu memalukan. Masa dimana emosi benar-benar labil tapi setidaknya saya mampu bertahan menaruh rasa pada seseorang hingga kurang lebih 5 tahun. Berlanjut masa putih abu. Datar tapi tak selamanya. Hingga di penghujung tahun kembali jatuh, sayangnya bukan dia yg sebenar-benarnya tepat.

Harus diakui hati ini sempat berpindah-pindah, tidak tetap. Tapi, setidaknya banyak pelajaran yg mendewasakan. Yang membuat lebih paham dalam mengendalikan emosi juga belajar ikhlas untuk merelakan yang tidak dapat dimiliki, karena memang belum waktunya bukan?

Terimakasih untuk mereka yang sempat menjadi lakon utama di hati. Yang sempat membuat saya tersenyum seharian hanya karena bertemu atau bertegur sapa. Yang sempat membuat air mata berjatuhan dan berujung pada racauan di postingan blog. Terimakasih telah mengajarkan saya bahwa tak semua hal akan berpihak pada kita. Bahwa banyak hal rumit yang sulit dipahami, perasaan.

Cerita hati di sekolah tak akan dilupakan, kan? Saya memang selalu meninggalkan dengan rasa pahit tapi bahagia karena sempat menyimpan rasa itu.

....

Selamat menjadi pelayar hebat, dia dan dia.

Selasa, 06 Oktober 2015

Kangen sama sosok ini. Jaraknya semakin dijauhkan dan waktu untuk bersua semakin singkat.

Sosok yang menjadi alasan saya untuk selalu bangun dan tersenyum. Sosok yang saya tak mampu berkeluh kesah di depannya karena perjuangannya lebih berat dan sekalipun ia tak pernah mengeluh. Sosok yang selalu meyakinkan saya bahwa hidup tak seburuk yang dipikirkan, bahwa semua akan baik-baik saja.

Saya rindu bapak.

Lagi Baper

Jadi, gini. Ada yang lagi kangen jadi anak sekolahan padahal dulu sering ngeluh bgt pengen langsung kuliah. Eh ternyata ga segampang itu buat bener2 siap jadi seorang mahanya siswa. Masih merasa jadi siswa.

Jadi, ya saya kangen sama candaan dulu. Masih bisa lenyeh-lenyeh. Presentasi masih bisa sambil bercanda. Nunggu bel istirahat. Nunggu bel pulang. Nonton film di kelas. Tidur di musola. Jajan di kantin. Dan lain-lainnya. Iya saya kangen.

Dulu, kalau ga betah di sekolah ya tinggal pulang ke rumah. Main sama ade. Berantem lah. Pagi2 dengerin teriakan mama buat bangun tidur. Tiap malem ada obrolan ringan sambil nonton. Iya saya kangen.

Intinya, masih adaptasi kan na?
Butuh proses kan?
Emang ga bakal secepat itu buat nyaman sama fase ini karena semuanya terlalu berbeda. Tetiba harus mandiri dan menjadi dewasa saat masih merasa seperti anak kecil.

Ya, balik lagi sih ada kaki untuk bertopang setidaknya saya masih dapat berpijak. Ada tangan yang mampu membangunkan tubuh setidaknya saya tidak terlalu lama terpuruk. Walaupun rasanya sulit buat nemuin pundak untuk bersandar di fase ini. Dan juga masih belum nemuin rumah ke berapanya untuk kembali.

Bisa kok ya.

....

"Berpura-puralah hingga kamu lupa bahwa kamu sedang berpura-pura."

Minggu, 04 Oktober 2015

Mau post random. Masih inget kejadian sabtu kemarin. Awkward bgt. Sampe sekarang gamau ketemu lagi. Tapi, sialnya seharian sabtu kemarin malab ketemu terus. Rasanya..... pengen pake kresek aja seharian itu :"








....

Udah selesai deh na. Yha. Baper.

Ga ada yang lebih pahit dari penyesalan karena ga pernah nyoba, karena ngambil keputusan yg salah untuk masa depan lo





















.....

Masih belum bisa kerasan di tempat ini. Masih belum bisa janjiin masa depan yg diinginkan.

Kamis, 01 Oktober 2015

"Cause I never thought living a life without passion would be a nightmare."

Saya Malu

Teruntuk
Yang berlari lebih cepat
Yang tidur lebih larut
Yang menjadi lebih peka
Yang menjadi garda terdepan
Yang keluhnya tak pernah tersirat

Saya malu

Karena
Berlari pun tak mau
Tidur pun ingin selalu di awal
Egoisme selalu menguasai
Selalu berusaha menjadi yang dilindungi
Keluhnya tak pernah usai

Lagi-lagi,
Saya malu

...

08.36, kereta menuju kota hujan

Senin, 14 September 2015

-

Teruntuk yg bertemu dalam mimpi,

Apa kabar?

Mungkin jarak yg tercipta hanya meninggalkan beban di pundakku saja. Tidak bagimu.

Mungkin perpisahan hanya menyakitiku saja. Tidak bagimu.

Mungkin pertemuan menjadi hal yang paling dinanti. Tidak bagimu.

Biarlah. Semoga jarak mampu menjaraki perasaanku. Hingga tak berujung. Tak terlihat tampaknya.

Aku Ingin Pulang

Suara kereta melengking keras
Mencipta rindu pada satu kota

Menatap kepergiannya tuk menitip rindu
Pada orang-orang tersayang

Sekali ini, kereta mengiris hati
Meninggalkan pilu dan rindu

Kepergiannya angkuh
Seakan berkata,
"Aku bisa pulang."

Dan, disini aku hanya mampu membalas.
"Bawa diriku. Aku (juga) ingin pulang."

Jumat, 11 September 2015

Sekangen ini, has?

...

Se-bener-benernya jatuh, has?

...

Se-pengennya ngulang semuanya?

...

Diruntuhin lagi.

...

Selasa, 25 Agustus 2015

" ya kalo mau ngobatin hati yang luka kenapa mesti dengan cari hati yang baru? Siapa yang tahu kalau akhirnya bakal luka lagi?"

Selasa, 18 Agustus 2015

Jika

Jika nantinya jalan hidup kita bersilangan, biarkan semua mengalir begitu saja karena saya hanya ingin menikmati tiap detiknya. Bersamamu.

Jika nantinya kita kan berpisah, tak usahlah tangis berderai karena sesal itu tak perlu ada jika kita tak mengizinkannya.

Jika nantinya saya kembali jatuh, bukan salah siapa-siapa. Bukan kamu juga aku.

-

"Biar saya saja yang merasa, tak usahlah mereka tahu. Jangan kau jadikan hatimu jaminan, bisa saja terluka. Hati ini telah terisi, saya tak ingin melukai siapapun."

-yang telah merasakan perasaan tak berbalas

Jumat, 14 Agustus 2015

Tanpa Mereka

Telusuri kota
Temukan memori di tiap sudutnya

Tawa canda tersirat jelas
Seakan terekam manis
Tangis duka tak luput
Dari setiap memori

Hijau
Mendung
Ah, nyaman

Saya,
Yang dulu ingin hengkang
Yang dulu ingin lupa
Yang dulu ingin hilang
Dari kota ini

Kini,
Akan melangkah pergi
Hanya sementara
Tapi.....

Mulai ditinggalkan oleh mereka yang menjadi lakon utama dari panggung hidup

Sepi menyelimuti
Rindu menggigit hati
Secepat ini?

Tak lagi sama
Berbeda

Bukan saya yang harus pergi
Tapi mereka

Saya yang dulu benci
Hanya melangkah sedikit

Bukan saya yang meninggalkan
Tapi mereka

Entahlah,
Tak lagi sama
Tanpa mereka

Rabu, 12 Agustus 2015

Study Tour To Bali

Hai ! Habis browsing tentang blog competition gitu eh nemu Blog Contest "Travelogue Wisata Pantai di Indonesia" dari liang teh cap panda niih https://www.facebook.com/pages/LIANG-TEH-CAP-PANDA/111417062230706. Jadi, ikutan deh!

Flashback SMA deh (mentang-mentang udah jadi maba). Liburan akhir kelas 11 ikut study tour dari sekolah ke Bali yeaay! Pertama kalinya jalan-jalan jauh sama temen-temen perjalanan darat nyebrang pulau. Awalnya, ragu gitu ya secara perjalanan darat Bogor-Bali dan aku belum pernah pergi jauh lewat jalur darat yang waktu di jalannya bisa berhari - hari -_-. Udah gitu, pas udah deket hari keberangkatan nonton berita dan ada kecelakaan di jalur yang bakal dilewatin pas ke Bali. Tapi, untungnya atas restu orang tua bisa liburan dengan selamat dan bahagia :)

Hari keberangkatan..

Ya, sekolah penuh gitu deh terus bawa bawaan berat banget udah kayak mau pindahan. Kelasku 11 ipa 7 se bus bareng 11 ipa 2. Namanya juga masih awal2 berangkat, mukanya masih kinclong berseri gitu deeh hehehe. Terus aku sebangku ya sama rina. Kita berangkat sore gitu jadi selama perjalanan tidur mulu deh terus berhenti buat makan malem. Iya, makan malem di tengah malem wkwkwk. Selama perjalanan ya gitu - gitu sih.Pengalaman pertama mandi di tempat umum (padahal berencana ga mandi aja sampe di Balinya). Itu ngantri banget sampe pengunjung tempat makannya kesel sama kita.

Sama Rina, temen duduk berangkat yeaay!


Nyebrang pulau dulu. Haa mukanya udah lelah wkwk
Akhirnya sampaiii

Aku dan rombongan sekolah sampai hotel malem tuh karena sebelumnya kita makan dulu di Danau Beratan. Suka banget sama view nya terus dingiiinnn. Aku sama temen-temen ga lupa foto-foto setelah sehari lebih mendekam di bus.... Sampai di hotel, langsung tidurrr. Ngantuk !

Sama sebagian anak kelas yippiee!



Hari Pertama 

Aku sekamar sama Mitha dan Hana. Padahal, kita udh pasang alarm terus pake speaker yang ada di hotel biar keras suaranya tapi tetep aja kita bangun. Untung, ga telat. Destinasi pertama ke pantai dulu nih. Kemana? Ke Tanjung Benoa. Disana, aku sama cewek-cewek kelas ke pulau penyu gituuu. Seru hehehe megang penyu gitu terus liat-liat hewan lainnya. Kita di pulau penyu cepe banget. Nah, ada insiden gitu pas mau nyebrang pulang. Perahu yang kita tumpangin pas berangkat gaada -_- yaudah kita panik kan mana panas banget udah siang terus mesti nyari-nyari perahu.Harusnya, siap sedia Liang Teh Cap Panda supaya adem yaa. Gak lama kemudian datanglah perahunya... kata abangnya sih kita kecepetan soalnya abangnya juga baru balik lagi kes pulau penyunya hahaha. Untunglah, kita bisa nyebrang lagi, aku udah mikir yang aneh-aneh aja kalo sampe ga bisa balik lagi hehehe

Sorenya, ke pantai Kuta yeaaay! Menurutku destinasi paling seru ke sini nih soalnya....foto bareng bule hahahaha. Aku sama temen-temen main pasir gitu terus main air menerjang ombak. Waktu itu, aku sama Mitha lagi jalan-jalan di pesisir pantai terus liat bule lagi lari gitu ganteng hehehe. Tadinya, mau minta foto tapi gajadi bulenya keburu pergi ._. Terus anak-anak lain pada foto gitu sama bule. Setelah ragu-ragu buat minta foto dan di menit-menit terakhir bulenya mau pergi.... akhirnya Mitha mengorbankan diri buat minta foto. Ampun ya miit. taraaa kita berhasil foto sama bule hahahaha. Di sana kita foto kaki gitu pake sendal yang penuh pasir. Jadi bikin sandal squad gitu deeh (tapi aku pake selop sih -_-). Seru deh pokoknya di pantai kuta main2 sampe sore gitu.

Malamnya, ada malam angkatan gitu. Itu  udah hampir tengah malem, kita kumpul gitu di ruang makan hotel. Acaranya ya sharing-sharing gitu dari tiap kelas sama nonton video angkatan. Sebenarnya seru, tapi berhubung udah malem banget jadi anak-anaknya udah keburu ngantuk gitu...
Cewek-cewek ipa 7

masih pagi masih fresh!




perahunya ga dateng-dateng mending foto dulu deh...

Kaki Kotor Squad


Hari Terakhir

Yah udah hari terakhir deh. Hari terakhir kebanyakan ke tempat oleh-oleh gitu sih. Kita nonton kesenian Bali sama ke Pasar Seni Sukawati Bali. Rada-rada kecewa di hari terakhir, soalnya ga ke tempat main gitu. Tadinya, mau ke tanah lot tapi gajadi gara-gara udah keburu malem :(

Setelah sehari lebih perjalanan pulang, akhirnya sampai di Bogor dini hari :) Study tournya seruuu nambah pengalaman jalan-jalan jauh sama temen- temen. Terimakasih Liang Teh Cap Panda atas kesempatan lomba blognya :) Semoga menaaang aamiin



P.S : Terimakasih mitha foto-fotonyaa :)


Salahkah Saya

Sudah lama hati ini tak merasa
Suatu hal yang harusnya manusiawi
Sudah lama hati ini tak mendamba
Seseorang di relung hatinya

Hampa


Sudah lama pintu hatinya terkunci rapat
Entah dimana sekarang kuncinya


Kosong


Berdebar
Merona
Menanti
Sudah tak ingat rasanya


Salahkah?
Bila menghindar dari perasaan yang memang manusiawi?
Bila menepis kesempatan yang ada?
Bila menjadi apatis?
Bila.... mematikan hati?


Karena tak ingin jatuh
Karena tak ingin menangis
Karena tak ingin berjuang sendiri
Karena tak ingin merajut mimpi sendiri
Karena.... lelah


Jadi, salahkah saya?

Senin, 10 Agustus 2015

Bulgan Hunters : Kangen Woi

Lagi cizi. Dulu, pas sekolah muak bgt kek bosen idup gitu2 aja. Eh, udah kuliah kangen jadi anak sekolahan. Kangen pake seragam. Kangen jadi bocah. Kangen ngomongin mimpi. Kangen semua-muanya.

Gara2 liat foto2 di laptop sama di fb. Hah. Kangen pagi2 dateng ke sekolah pasang muka bete terus denger obrolannya anak cowo, denger gosipannya anak cewe, guenya mah merem melek di meja. Kangen nonton di kelas, gatau sih hamdalah bgt kelas 11 sama 12 sekelas sama ipa 7. Ga garing jadinya, nonton mulu wkwk. Terus ketemu manusia Bulgan Hunters wkwkwk. Emang mereka teh suka nyebelin, absurd, tapi ngangenin. Terus sma mah jadi manusia ga peka. Beneran ga peka bgt. ga peduli sama orang2. Iye emang salah hahaha.

Kangen masa smp juga. Keknya dulu bocah bgt ya terus suka modus juga bapernya akut bgt. Ya Allah ampuni masa jahiliyah ku. Baca chat sama temen2 getek parah. Kebanyakan hal absurdnya. Smp ngerasa ga pernah belajar.... ketawa mulu kerjaanya, galauin orang mulu, gosip mulu, pokoknya galau galau galau.


Gatau gimana nati kehidupan kuliah. Semoga w ga stress.


...

Mau ngenalin 4 orang yang udah nemenin 2 tahun tapi baru deket nya 1 tahun wkwkwk.

Lala

Annoying pokoknya. Kalo ngomong suka sadis. Alhamdulillah gue udah kebal sama omongannya. Walaupun keliatannya maco gitu, dia teh suka menye2 gitu dan... menyeramkan. HAHAHHA. Ga kok dia love-able bgt. Pertanyaang2 absurd gue dengan setia dijawab olehnya eak. Apa ya, lala tuh termasuk orang yang kayak ngebangunin gue buat gue ga terlalu pake perasaan tapi pake logika juga. Oiya, tempat minta rekomendasi film korea. Fyi, pertama kali ketemu ni orang gue takut banget, keknya dia gasuka bgt sama gue. kayak mau makan gue :( sumpah serem bgt. Terus pas pembagian kelas 11 gue udh males tea. Apalagi dulu dia aktif di suatu ekskul, yang gue gabut disana. Jadi, makin takut. Eh, sekarang malah deket hahahahha. La, kuliah jangan jutek jangan blak2an ya jangan sadis ngomongnya kecuali kalo kayak gue yang udah kebal sama kata2 lu. Sukses ya ibu psikolog!!!

Anin

Temen SD gue hahahhaha ketemu lagi dah.Dulu, kita ga deket ya nin. Biasalah kita mah nge geng gitu ye ga? Gahol kite wakakakak. Sama sih nin gue dulu ngerasa lu gasuka sama gue gitu kayak gamau temenan sama gue huhuhuhuhu :( engga deng pas udah deket mah anaknya koplak bgt. Baca chatnya gatau beneran ngelawak apa emang kalimat biasa aja tapi gue suka ngakak. Nin, kalo udah jadi animator plis bgt ini mah gue minta film buat anak gue nanti wkwk. Btw, kuliah banyakin makan. Jangan lupa makan plis bgt ini mah nin. Jangan jalan sendirian gue suka ga tega kalo lu jalan sendirian kayak anak ilang :( Jangan suka ngopek2 kulit jari lagi!!! Gue gakuat liat darah di baju lu gara2 lu ngopek2 kulit mulu. Selamat menjadi strong di pecinta alam !! woohoo

Hana

Ga punya first impression sama ni anak. Apa ya. Kalo waktu kelas 10 ngeliat, gue suka mikir lu anaknya doyan belajar. Iya, doyan belajar, belajar memahami hatinya HAHAHA. Ya, dia temen baperan temen nge- quote baper. Orang pertama di kelas yang gue percayakan buat jadi tempat cerita masalah hati, Biasanya, kalo mau minta saran tentang masalah hati gue suka ubah kek pertanyaan gitu biar ga ketawan h3h3. Jago ngomong. Gue angkat tangan kalo liat dia debat atau semacamnya. Ga kukuh. Apalagi kalo udah ngomong bahasa inggris. Gue angkat bendera putih aja hee. Oiya temen sekamar pas study tour ya? apa han? lu tidurnya 1 kasur? ga bagi2? HAHAHAHHA. gara2 dia gue jadi fangirling. Terimakasih, kak hana kau mempertemukanku dengan jodohku hahahaha. Han, jagain hatinya bisa kan? Gue titip hewan endemik indonesia sama lu ya!!

Mitha

Temen smp, temen studex, temen sma, temen pmr, temen bulgan hunters wkwkwk. Diantara yg lain keknya mitha "ibu"nya wkwk. Gue gapernah liat mitha baper :( btw, gue kira dia anaknya baik2 aja ga bakal bilang kata2 semacam sinisme gitu.. taunya mit :''' sama aja absurd kek gue wkwkwk. Smp ga deket, waktu studex juga ga deket bgt, pas kelas 10 jadi anak pmr juga ga deket bgt (yaiyalah w gabut kek apa tau). Dan, kelas 11 sama 12 sekelas.... jeng jeng jeng. Kita deket dehhh. Dia yang paling jarang kode keknya malah ga pernah sampe bingung beliin kado apa buat ni anak. Udah mah gue ga peka, yang lain juga bingung (iya gue mah gitu orangnya pgn dipekain tapi ga peka sama orang) terus lunya ga kode2 hufttt ternyata kode itu penting bung. Yang kadonya selalu ga zonk bgt. kado pertama mah w gaikutan ya mit maapin :(( temen sekamar pas study tour juga. kita berbagi kasur (?) wkwkwk. Yang akhirnya bisa mewujudkan mimpi gue buat foto bareng bule. Temen nyari tau jurusan kedokteran. Pada akhirnya, gue melenceng. Ga melenceng bgt sih tapi batal hee. Selamat menjadi budok yang pengertian dan sabar! Selamat menjadi istri idaman. beneran dah lu teh keibuan bgt :((

..

 Dah segitu aja ceritanya. Cizinya. Bapernya. Maapin kalo panjang kalimatnya beda2. Ga maksud diskriminasi. Gue nulis yg gue inget aja. Maklum udh "dewasa" suka lupaan :(((


-----

Teruntuk yang dulu pernah hilang,

Hai, sudah lama tak jumpa. Oh, bukan. Sudah lama saya tak mencari tahu kabarmu. Ternyata, takdir selalu tak berpihak, ya. Semesta tidak berkonspirasi, hanya... ya saya tak tahu hanya kenapa. Bagaimana kabarmu? Sama saja sepertinya. Sama seperti dulu tapi lebih baik tentunya.

Kurang lebih 5 tahun bertahan dalam kondisi seperti itu. Dikira sudah lepas nyatanya malah kembali terjerat. Sebenarnya,ingin sekali menjauh atau kalau bisa benar2 menghapus segalanya. Tapi, tak bisa. Semakin menghindar malah semakin didekatkan. Aneh, ya? Saya.. hanya tak ingin menjadi pengganggu lagi. Menjadi "stalker" yang mengesalkan atau apalah itu jika kamu mengetahuinya. Lagi-lagi, niat tak berjalan sebagaimana mestinya. Lagi-lagi, rencana yg dipersiapkan tak berjalan sebagaimana harusnya. Lagi-lagi, kita di tempat yang sama.

Bohong kalau tak memikirkannya. Saya hanya takut bilamana rasa kembali menghinggapi. Harap kembali menggelayut dalam hati. Takut jatuh untuk yang kesekian kalinya. Memang, kita tak seranah. Tak selalu akan bertemu. Tapi, kenapa sosoknya selalu ada di hadapan? Perasaan saja. Selalu itu yang saya katakan. Menguatkan hati.


.....

Sudahlah, biar semua tanya ditelan langit malam. Saya lelah menyusun mimpi sendiri, lagi.
 

Minggu, 09 Agustus 2015

Gelap
Tak ada pegangan
Tak ada harapan

Hilang
Tak berdaya

Ditelan langit malam
Hanyut terbawa ombak
Digerus kehidupan

Mati hatinya

Buta matanya
Tak mampu melihat putih dan hitam

Tuli telinganya
Nasihat hanya sekadar angin lalu

...

Mencari pulau impian
Apa daya kapal telah karam

Mati
Mati
Mati

Mati Hidup

Mati
Terhina

Mati
Terpuruk

Hidup
Merana

Hidup
Sia-sia

...

Saya,
Debu yang berlalu tanpa diketahui hadirnya

Rabu, 05 Agustus 2015

Seutuhnya

Tertusuk
Beribu kali

Terjatuh
Berjuta kali

Tertampar
Berkali-kali

Hingga mati rasanya

...

Luka tertinggal menyisakan cerita

Sakit terasa mengecap pahit

Tapi

Saya tetap bangun

Saya tetap mencari

Hingga saya kembali hidup seutuhnya

Sendiri

Biar saya berjalan sendiri
Biar saya arungi samudra sendiri
Biar saya jelajahi hutan sendiri
Biar saya menembus angkasa sendiri

Jika memang harus begitu
Jika memang dengan begitu
Saya temukan tempat yang terbaik tuk habiskan sisa hidup
Saya temukan pulau nan indah
Saya temukan air tenjur nan damai
Saya temukan planet tak terjamah

Jika akhirnya saya bisa mengukir sejarah terhebat di dunia

Kamis, 23 Juli 2015

Kalah

Tak baik memendam itu
Sakit rasanya

Tak baik menanti itu
Lelah rasanya

Tak baik menerka itu
Pahit rasanya

...

ketika yang dipendam tak lagi terbendung, saat itulah membuncah. Banjir tak terelakkan.


....

Katanya lebih baik mengetahui kenyataan, bukan? Daripada hidup dalam kungkungan tipuan.

Tapi, bagaimana bila kenyataan terlalu pahit?

Terlalu sakit tuk diterima

Menghujam jantung

Mematika hati

Sakitnya tiada terperi


...


Kenyataan pun datang, hingga penyesalan menghampiri.

Mengapa dipendam?

Mengapap tak dikatakan?

Atau sekadar ditunjukkan?

Biar dunia tahu

Biar dirinya tahu?

Mengapa?

Mengapa?


...

Saya lagi yang kalah

Lagi-Lagi

Sepertinya yang lebih menyakitkan jatuh berulang kali karena alasan yang sama

....

Sendu menatap senja
Menemani matahari kembali di peristirahatannya
Menyambut rembulan mengisi sepinya malam

Wanita itu termenung
Tak bergerak
Tak sedikitpun
Tak ada hasrat tuk berpindah
Tenggelam bersama matahari

Apa yang sedang dipikirkannya?
Matanya bulat begitu memikat tapi ada yang janggal
Ada yang kosong
Ada yang hilang
Tak elok seperti biasanya
Tak ceria seperti kemarin

...

Patah hati
Lagi
Lagi

Hatinya patah
Entah dimana berserakannya
Tak tahu lagi bagaimana menyatukannya

Kosong
Pikirannya

Mati
Rasanya

Hilang
Arahnya


...

Ia larut dalam buaian kata manis
Terlena
Tenggelam

Kenyataan pun menghampiri
Ia benar-benar tenggelam

...

Jatuh
Lagi
Lagi
Lagi


Pada lubang yang sama

Rabu, 22 Juli 2015

.....ketika lu sadar apa yang ditangisin, dikhawatirin, diharapin semuanya sia-sia.


...

Bukan apa ding tapi siapa

Haha.

Pait.

Selasa, 14 Juli 2015

Pemendam

Hai, kenalkan saya seorang pemendam. Oh bukan, bukan pemendam harta. Bukan pula seorang pemendam ilmu. Saya, pemendam rasa.

Bukan hal yang mudah menjadi manusia jenis ini. Melontarkan dan menunjukkan apa yg dirasakan sangatlah sulit. Rasanya seperti mengangkat beban berkilo-kilo. Berat.

Tak ada niatan apapun hingga saya menjadi pemendam rasa. Saya hanya tak tahu mengapa semua hal sulit diungkapkan kepada orang lain. Seakan tak ada siapapun yang dapat dipercaya kecuali diri sendiri.

Saya bukannya berdiam diri dan tak berusaha mengubahnya. Tetapi, beberapa pengalaman pahit telah menghapus kata percaya dalam kamus hidup. Jadilah saya menyendiri. Memendam semua sendiri.

Siapapun yg terdampar di postingan ini, bisakah anda memberi saran bagaimana agar saya tak selalu memendam? Bagaimana agar saya dapat percaya pada orang lain. Bagaimana agar hidup saya bisa terasa baik-baik saja?

....

Saya lelah.

Senin, 13 Juli 2015

Selalu ya didekatkan sama yg ingin dijauhi. Dijauhkan sama yg telah banyak secara tak langsung membuka pikiran saya

Kamis, 09 Juli 2015

Masih merinding sama jurusan itu di universitas itu.....

Ya Allah, ga boleh kufur nikmat na.

Kamis, 02 Juli 2015

Ditelan Waktu

Kelam
Hilang arah

Biar saya pergi
Meninggalkan semua

Sayangnya, kamu yg terlebih dahulu melangkah

Hilang ditelan waktu

Selasa, 30 Juni 2015

Cizi #1

Baru kerasa sedihnya. Bentar lagi pisah ya. Ah, semoga "keep in touch" bukan cuma sekadar basa-basi. Semoga masih bisa selalu ada walaupun tak benar2 ada. Good luck, guys.


Cizinya bersambung. Azeg.

Sabtu, 27 Juni 2015

Gausah ngarep

Gausah ngarep

Gausah ngarep

Gausah ngarep

Gausah ngarep

Gausah ngarep

...

Ntar jatoh lagi

Rapuh kan

Siapa lagi yang bisa dipercaya selain diri sendiri?

Kalo sama diri sendiri aja ga percaya gimana bisa buat orang lai percaya sama diri kita?

- lagi nyemangatin diri sendiri biar bisa percaya

Selasa, 23 Juni 2015

-

Waktu dan jarak adalah penyebab spasi antara kita.

...

Saya tak tahu bagaimana kabarmu sekarang.

Lebih tak tahu lagi bagaimana perasaanmu sekarang.

Saya hanya seseorang yg sedang jatuh hati pada lelaki yg saya tak tahu keberadaannya.

Saya tak pernah berusaha mencari tahu.

Saya tak ingin kamu terganggu.

Biarlah, semua mengalir begitu saja.

Saya masih takut untuk mengetahui kenyataan.

Mungkin, perasaanmu bagai kotak pandora yg tak perlu saya ketahui isinya.

Karena saya sendiri sedang berusaha menata hati

Saya hanya tak ingi ada perdebatan siapa yang salah atau siapa yg melukai.

Sudahlah.

Bilamana nantinya benar-benar berpisah, saya rela.

Sudah tak banyak harap lagi.

Saya tak mau bergantung padamu.

Biar kita tumbuh dewasa di jalan masing-masing, tanpa saya tahu apa isi hatimu.

Dewasa Nanti

Menjadi dewasa ya.

...

Saya cuma gamau jadi orang dewasa yg nyesel.
Nyesel sama pekerjaan yg dipunya.
Nyesel sama keputusan yg diambil.
Nyesek sama kesempatan yg disia-siain.

Dewasa nanti, saya cuma pengen tersenyum bangga dan bilang, " saya cinta pekerjaan saya."
Dewasa nanti, saya pengen bahagia sama orang yang tersayang.
Dewasa nanti, saya mau jadi alasan orang-orang tersenyum.

Sesederhana itu kok.

Definisi Mimpi

Mimpi itu apa?

....

Saya ingin menceritakan sedikit perjalanan saya menuju sebuah mimpi. Tidak, tidak hanya sebuah tapi beberapa. Mimpi yang berganti-ganti. Mimpi yg tak selalu pasti wujudnya.

Dulu, cita-cita saya menjadi dokter. Lebih tepatnya dokter anak. Saya ingin punya rumah sakit. Saya pernah membangun mimpi tersebut dengan ayah. Beliau bilang akan membuat sebuah rumah sakit untuk saya. Mulai dari perbincangan itu, semangat saya semakin bergejolak.

Mimpi itu semakin menggebu-gebu sampai kelas 12 semester 1. Dengan tekad yg pasti, saya tuliskan di papan tulis bismillah ca. Dokter anak. Tapi, semuanya berubah saat semester 2 datang. Perdebatan tak hentinya terjadi. Pikiran saya tak tahu lagi arahnya. Hingga ada satu waktu dimana saya merasa tak punya mimpi. Saat itu, saya benar-benar muak dengan keadaan. Saya merasa letih. Tak peduli dengan semuanya. Saat belajar di kelas, pikiran mengembara tak tentu arah. Saat mengerjakan tugas, hanya dilakukan setengah hati. Hari-hari terasa kusam, hanya air mata yg menemani. Ah, saya hilang harap.

Akhirnya, saya memutar haluan. Beberapa jurusan sempat terlintas. Teknik dan psikologi. Tapi semuanya kembali buyar. Hitungan bukan keahlian saya. Membaca kepribadian orang sudah jadi makanan sehari-hari dan saya sudah cukup letih untuk peka dengan manusia lain. Dan, jatuhlah pilihan saya ke jurusan kesehatan masyarakat. Sempat ragu. Tapi, saya sudah jatuh hati dengan rumpun kesehatan. Setelah browsing sana-sini, saya semakin mantap. Belum lagi saya sempat ngubek-ngubek lemari dan nemu hasil tes psikologi kelas 10. Social service. Ya, saya baru ingat bahwa apa yg membuat saya bermimpi menjadi dokter adalah saat saya turun tangan ke masyarakat. Walau tak jadi dokter, in shaa Allah saya akan tetap turun ke masyarakat sebagai agen pencegah. Bismillah.

Dan setelah berserah diri untuk apapun hasilnya di 9 mei nanti, semuanya pun terjawab. Saya, mahasiswi ilmu kesehatan masyarakat universitas indonesia. Saya bersyukur Allah memberikan jawaban atas segala tanya setahun ke belakang. Mungkin ini memang jalan yg terbaik. Manusia hanya bisa berencana, tetapi penentu sepenuhnya hanyalah Allah, bukan?

Doakan saya bisa memperjuangkan kesehatan masyarakat indonesia, ya :)

...

Penulis.

Saya sudah terlanjur jatuh hati dengan akasara. Tapi, jujur saya sangat amat tidak bisa dengan tata bahasa. Otak saya benar-benar kosong. Harusnya saya mulai belajar. Hah.

Sastra di mata saya, hanya terlihat seninya. Saat rangkaian kata mampu menghipnotis manusia untuk turut serta dalam cerita. Saat rangkaian kata begitu menyentuh hati. Saat rangkaian kata seakan memahami kita dalam diam.

Tapi, mimpi adalah mimpi. Seringkali berganti. Tiba-tiba ingin jadi editor walau tata bahasa pun tidak bisa. Saya suka sedikit kesal kalau ada typo dan semacamnya di sebuah cerita. Kesal karena menggangu suasana saat membaca. Saya bukan seseorang yg ulung dalam sastra kok hanya berdasarkan kenyamanan saat membaca. Hehe.

Doain ya entah editor atau penulis, semoga bisa punya kerjaan di bidang tulis-menulis :)

Oh ya, semoga taman baca/book gallery/kafe bukunya kesampaian. Aamiin.

...

Mimpi itu ya semacam pecutan buat hidup lu. Supaya ada yg bikin hidup lu tuh berarah. Ada targetnya. Tau yg pengen lu capai. Entah itu kesampean atau engga. Entah itu gonta-ganti atau tetep. Intinya, jangan lelah buat bermimpi. Hidup butuh cahaya dan mimpi menyumbang banyak cahaya untuk hidup.

Selamat bermimpi dan berjuang, kawan.

Sabtu, 20 Juni 2015

"Ternyata, ego ini terlalu besar. Emosi ini terlanjur menguasai. Bukan karena godaan setan, tapi saya sendiri yang masih tak mampu menguasai diri."

-hari ketiga di bulan Ramadhan

Jumat, 19 Juni 2015

Mimpi Kesekian Kalinya

Sst, seseorang sedang melambaikan tangan padamu.

Oh, dia berjalan ke arahmu.

Lihatlah! Dia tersenyum padamu.

Begitu menawan. Mempesona.

Lalu sekarang apa?

Dia memintamu pergi bersamanya!

...

Gubrak!

Hanya mimpi.

Lagi-lagi.

Mimpi kesekian kalinya.

Teman yang Pengertian

Sore itu, saya sedang berjalan menyusuri keramaian kota. Di jalan setapak ini, terdengar bunyi klakson tak henti-hentinya. Semilir angin menemani. Dedaunan kering beterbangan seakan mengiringi langkah saya.

Sejujurnya, saya setengah sadar. Berjalan tak tentu arah. Berkhayal entah kemana. Seketika khayalan pun buyar. Seseorang menepuk pundak saya. Dia, yang menepuk saya.

"Hai."
"Hai. Menuju perjalanan pulang?"
"Oh ya."

Sebegitu terkejutnya saya hingga seluruh kata seakan luruh dihembus angin sore.

"Kalau begitu saya juga. Angin sore ini berhembus terlalu kencang. Tak enak rasanya berjalan sendirian hanya dengan semilir angin memuakkan ini."

Saya hanya mampu tersenyum mendengar keluh kesahnya. Ah, saya tersihir magisnya.

"Bilang saja kau mau menemaniku pulang. Haha. Silakan berbincang dengan saya, mungkin mampu mengusir angin yang memuakkan itu."

Akhirnya dan pada akhirnya saya dapat mengikuti alur percakapan ini.

"Kau memang teman paling pengertian."

Hah. Teman. Ya memang sebatas itu hubungan kita.

...

Perbincangan pun berlanjut hingga akhirnyaa saya tersadar bahwa khayal tetaplah khayal. Sekalipun dirinya datang menghampiri, bukan berarti untuk mengetuk pintu hati. Ia hanya mencari kehangatan dari seseorang yg disebutnya teman. Teman yg pengertian.

Tak lebih.

Tak akan pernah lebih.

Kamis, 18 Juni 2015

"Siapa disana?"

"Ini aku. Seseorang yang akan menghangatkan hatimu yang beku."

...

"Persetan. Semua kata-katamu bualan. Angin besar kan segera datang. Meniup hangatnya dirimu di hatiku."

...

"Sebegitu tak percayanya dirimu pada manusia lain? Walaupun ada niatan tulus pada dirinya?"

"Anda tahu? Dahulu, saya adalah keluguan tetapi dunia merubahnya. Kini, saya bergantung pada sebuah kecurigaan. Menyeleksi setiap manusia yang mungkin akan meruntuhkan pertahanannya. Jika anda benar-benar tulus, setidaknya bangunlah kepercayaan pada hati saya."

Seandainya

Malam ini saya ingin berandai-andai tentang hal yang telah terjadi. Tentang hal yang saya ingin tahu bagaimana jadinya bila saya mengambil keputusan lain.

...

Seandainya, saya tak bertemu dengannya apakah  akan seperti ini jadinya?

Seandainya, saya tak memberi celah sedikitpun di hati apakah akan seperti ini jadinya?

Seandainya, saya tak pernah berhubungan dengannya apakah akab seperti ini jadinya?

Seandainya, saya tak jadi pergi apakah akan seperti ini jadinya?

Seandainya, saya tak membiarkannya datang apakah akan seperti ini jadinya?

Seandainya, saya tak terlalu memikirkannya apakah akan seperti ini jadinya?

...

Seandainya, saya bisa mewujudkannya secara nyata mungkin tak perlu ada kalimat "seandainya semua tak terjadi."

Selasa, 16 Juni 2015

Datang lagi dan saya semakin tidak bisa menafsirkannya dengan jelas

Sabtu, 06 Juni 2015

Aneh emang. Disaat lu ngehindar seseorang malah dideketin. Disaat lu ngarep seseorang malah dijauhin. Kan suka lucu.

Kamis, 04 Juni 2015

Memori Manis

"jangan pernah memaksa seseorang untuk melupakan sesuatu karena memori akan selalu menyeruak ketika dipaksa untuk hilang."

...

Langit malam begitu gelap
Tiada bintang bertaburan
Hanya bulan yg setia menemani

Di kala semua insan terlelap
Ada yang masih terjaga
Memandang kelamnya langit
Menanti seseorang yg tak kunjung datang

Gadis itu menyesap kopinya
Raut wajahnya lelah
Menekan segala emosi
Agar tidak meluap
Memaksa harap tak kembali tumbuh
Mencoba hapus memori tentang seseorang

...

Lelaki itu
Telah mengukir manis memori di otaknya
Tak bisa dihapus
Permanen

Bila waktunya tepat, memori itu indah
Bila waktunya salah, memori itu memuakkan

Melambungkan harap
Kemudian menghempaskannya
Hingga jatuh
Hancur berkeping - keping
Tak berwujud

...

Setetes air pun jatuh
Disusul tetes berikutnya

Bukan, bukan air hujan
Tapi air mata
Yang tak mampu lagi dibendung
Yang sudah memaksa untuk mengalir deras
Tanpa ampun

Gadis itu terisak
Memecah keheningan malam

Angin berhembus dari jendela
Seakan mencoba menghapus air matanya

Tak bisa
Sekalipun tak akan bisa

Sama seperti gadis itu
Yang tak akan bisa melupakan semua memori tentangnya

Ia hilang harap
Cinta yang dinantinya tak akan pernah datang

Karena semua memori manis ini
Hanya buaian belaka

Selasa, 02 Juni 2015

Saya tak ulung merangkai kata. Saya tak mampu membagikan suatu makna. Saya terdampar disini karena ada yg ingin diceritakan. Juga karena saya tak ingin merasa sendiri

Pertemuan

Suatu hari, ada seorang gadis sedang berjalan di taman, menikmati indahnya bunga di musim semi. Gadis itu memiliki wajah yang menarik, senyumnya menawan, juga matanya begitu berbinar. Ketika sedang berjalan, dia terjatuh di hamparan rerumputan. Kakinya terluka. Seketika itu datanglah seorang lelaki menghampirinya. Memapah langkah gadis yang tertatih. Lelaki itu mengobati lukanya. Tak sengaja sang gadis menatap wajah lelaki tersebut. Tampan, pikirnya. Tiba-tiba, pipi gadis itu memanas. Selesai mengobati, lelaki itu menatap sang gadis. "Ada apa ? Pipimu merah sekali, sebegitu panas kah cuaca hari ini?" Tanya sang lelaki.

"Oh tidak, mengapa jantungku berdegup kencang dan mulut ini mengatup begitu rapat?" Rutuk sang gadis. "Tak apa. hmm terimakasih kau telah menolongku.. mohon maaf aku harus... segera pergi." Jawab sang gadis, terbata. "Oh ya sama-sama. Hati-hati di jalan." Ucap sang lelaki.

Begitu singkatnya dua insan ini bertemu. Mereka berpisah seakan tak mungkin bertemu lagi. Padahal Tuhan memiliki skenario tak terduga yang akan menyisakan suatu rasa dan kenangan. Gadis itu akan jatuh untuk pertama kalinya. Lelaki itu akan menjatuhkan untuk pertama kalinya.

Ada yang dulu disakiti kini menyakiti. Ada yang dulu selalu bahagia kini dirundung pilu. Ada suatu ikatan yang kan mengikat mereka. Ada takdir yang mempertemukan mereka.

.....

Cerita ini fiktif belaka, saya tak pernah mengalaminya. Mungkin cerita ini tidak menyisakan makna sedikit pun. Tapi, saya hanya ingin membagikan suatu makna bahwa setiap pertemuan bukan hanya sebuah kevetulan bisa jadi itu adalah rentetan skenario hidup yg diperuntukkan padamu. Jika kamu bertemu seseorang, kamu tak tahu apa yang akan kamu rasakan padanya, bukan? Tiba-tiba saja kita dipaksa untuk bertemunya lagi dalam jangka waktu yang lama. Kadang menyisakan bahagia. Kadang menyisakan penyesalan. Saya hanya ingin mengatakan bahwa setiap seseorang yang pernah singgah di hidupmu terutama hatimu akan memberikan suatu pelajaran entah itu kau sadari atau tidak.

Sesingkat apapun awal pertemuan itu bisa jadi ada pertemuan-pertemuan selanjutnya yang mengejutkan.

Selamat malam.

Minggu, 31 Mei 2015

Senang bisa mengenal dirimu.

:)

Sabtu, 30 Mei 2015

Random

Abis baca2 file di laptop... dan baca surat yg ga bakal nyampe ke penerimanya. Sedih bacanya. Surat yg pertama penuh harap. Surat yg selanjutnya nyesel. Hidup emang roller coaster ya. Kadang ngasih harapan kadang bikin down. Masalahnya sekarang... lagi di bawah. Lagi masa ngelupain tapi keingetan terus. Nyay.

Kamis, 28 Mei 2015

Penjara Tak Berwujud

Ada gadis yang meracau
Mempertanyakan hidup
Sebegitu tak adilnya
Sebegitu tak berpihak padanya
Ia benci
Benci

Terkurung di balik jeruji besi
Dihina
Tak dianggap

Dunia tak adil
Tak adil
Jeritnya

Pilu menyayat hati
Tapi tak ada yang mampu tuk selamatkannya
Hanya dialah yang mampu selamatkan
Batinnya dari keterkoyakan
Pikirannya yang dikendalikan
Manusia lain dengan segala cemoohnya

Kini ia terlepas dari jeruji besi
Menghirup udara segar
Lepas
Bebas

Secepat mungkin ia pergi
Sejauh mungkin ia pergi

Dari penjara tak berwujud

Alasan Sang Peri

Dahulu, seorang peri kecil diturunkan ke bumi. Sayapnya indah nmenawan. Terlihat lemah tapi sebenarnya tak begitu. Ada gejolak harap menggelora tuk tebarkan benih kebahagiaan di muka bumi.

Ia tak seorang diri, dua sosok insan mengasuhnya. Sepasang kekasih yang diikatkan janji suci. Mereka bahagia Tuhan telah menitipkan peri kecil tersebut. Menyulut gejolak harap pada sang peri semakin besar.  Menanam cinta dan kasih.

Kini, peri kecil tersebut telah dewasa. Sayapnya tak semanis dahulu. Senyumnya tak begitu merekah. Harapnya kebanyakan pupus. Gejolak harap tlah sirna. Ia tergerus kejamnya dunia. Benci telah terpatri dalam hatinya. Ia membenci dunia.

Tetapi, dua sosok insan tersebut selalu tersenyum dan bersabar. Tak kenal letih tuk menbuat sang peri untuk terus berjuang mengarungi samudra kehidupan. Mereka percaya bahwa sang peri memiliki kekuatan. Hanya saja, ia terlalu takut tuk menunjukkannya. Tertutupi rasa kecewanya pada dunia.

Oh ya, dua sosok insan itu seringkali sang peri sebut sebagai bapa dan mama. Sang peri selalu percaya bahwa sebutan tersebut memiliki kekuatan magis tersendiri yang melecutnya agar tetap bertahan. Ya, dia harus bertahan agar senyum mereka tetap merekah. Agar segala peluh dan tetes keringat mereka dapat terbayar walau hanya sedikit.

Sekalipun sang peri kehilangan alasan untuk tinggal di muka bumi, ia kan teringat dua sosok insan tersebut. Bapa dan mama adalah alasan perjuangan hidupnya.

Rabu, 27 Mei 2015

Melepas Rasa

Untuk yang sempat mengisi hati belakangan ini,

...

Ada yang terpendam
Menyesaki hati
Memenuhi pikiran
Suatu rahasia
Yang saya simpan rapat - rapat

Ada yang memaksa
Ego tuk miliki
Logika pun melarang
Biar semua berjarak
Biar tak ada yang jatuh
Apalagi hancur
Terpuruk

Ada yang berharap
Tapi tak ingin
Karena realita berbanding terbalik
Tak ingin dirinya terjungkir balik
Karena kejujuran yang menyakitkan

Ada yang merindu
Tak mampu sampaikan
Cukup Sang Pencipta sampaikan
Segala doa yang tercurah
Di malam kelam

Diam-diam
Diam-diam
Sudahlah sudah

Biar penghujung tahun melepas
Segala harap yang tercipta
Merelakan yang tersayang
Pergi tanpa mengetahui
Bahwa
Ada yang menaruh rasa padanya

...

Bilamana beberapa tahun ke depan kita berjumpa, mungkin kita telah terpaut pada hati yang lain.
Selamat tinggal.

Lembar Baru

Dan, masa sekolah pun telah berakhir.

...

Sudah resmi menjadi alumni, nih. Artinya, masa SMA saya sudah selesai. Tak ada yang spesial selama 3 tahun ke belakang karena jujur saya anti-sosial sekali di masa ini. Teman pun ya hanya sebatas teman kelas atau ekskul. Tida kurang atau lebih. Saya tak begitu menikmati masa ini. Mengapa? Memang pada dasarnya masa SMA adalah masa terindah bagi seseorang. Dimana mereka mebentuk momen - momen manis yang langka ditemukan pada jenjang kehidupan selanjutnya. Tapi, saya terlalu larut dalam pikiran sendiri. Terlalu banyak pikiran negatif menghampiri hingga saya terlalu lelah untuk mengenal orang - orang. Mungkin, saya tidak menemukan zona nyaman dalam masa ini. Manusia mencari zona nyaman, bukan?

Setidaknya banyak kekurangan yang saya temukan di masa ini. Saya pun jadi bisa intropeksi diri. Memperbaiki kesalahan agar tidak kembali terulang di masa selanjutnya. Tidak, saya tidak ingin intropeksi diri hanya sebagai teori belaka. Saya benar-benar ingin merubah diri menjadi lebih baik semacam lebih optimis, percaya diri, dan aktif karena saya lelah menjadi diri saya yang sekarang.

Selamat datang masa baru. Semoga segala harap dapat terwujud. Semoga lembar baru menjadikan pribadi baru yang lebih baik bagi saya. Walau dunia SMA sangatlah abu - abu, tetapi saya berterimakasih karena tanpa masa ini saya tak akan bisa memahami diri saya. Saya tak akan mampu memecut diri untuk menjadi lebih baik. Terimakasih :)

Semoga 5 tahun ke depan saya telah menjadi pribadi yang lebih baik lagi yang orang kira saya tak akan mampu menjadi seperti itu. Tidak sering cengengesan. Mampu membawa diri pada keadaan.

Selamat berjumpa lagi di masa depan, teman SMA :)

Jumat, 22 Mei 2015

"Rasa sakit itu bukan saat kali pertama hati terluka. Tapi, ketika ada yang kembali membuka luka lama tersebut."

-hasnanabilaa

Kamis, 21 Mei 2015

Harapnya

Hujan
Datang
Temani langkah kakiku
Bergemericik
Menggema

Basah kuyup
Tak mengapa
Hujan telah menjadi teman
Di kala mata berkaca-kaca
Membendung perih yang mengisi
Meneteskan letih yang menyiksa

Airnya jatuh ke bumi
Bercampur tetes air mata
Yang tersamarkan

Ada harap dalam tetes itu
Meresap ke tanah
Berharap kan tumbuh
Berbuah kemudian dipetik

Tapi tidak
Tidak

Harap ini kosong belaka
Tiada makna
Tiada arti

Sang empunya telah melepas pergi harapnya
Bersamaan dengan orang yang diharapnya

Merelakan harapnya jatuh ke tanah
Mati
Terkubur
Hilang

Senin, 18 Mei 2015

Numb. Numb. Numb. Numb. Numb. Numb. Numb. Numb. Numb .numb. numb. Numb. Numb. Numb. Numb .numb. numb. Numb. Numb. Numb.


Udah ga peduli. Cape gini terus. Cape jatoh.

Minggu, 17 Mei 2015

"Ada kalanya logika harus merajai perasaan supaya menjadi tameng bagi hati. Biar tak terluka. Biar saja semua mengalir."

"Mungkin masing2 harus berjuang tanpa ada yang menemani."

"Sepertinya saya harus berhenti dabln meninggalkan masa lalu."

- tertanda, yang sedang lelah batinnya

Hidup mah kudu pindah, has.

Jumat, 15 Mei 2015

Merindu

Merindu.
Saya merindu.
Pada seorang yang bisa jadi tak merindu.
Pada saya.
Yang sedang menerka.
Tentang siapa yang mengisi ruang hatinya.

Merindu.
Ingin hati berkata.
Ingin hati bersua.
Ingin hati berbincang.
Apa daya tak kuasa.
Takut.
Takut.
Takut.

Merindu.
Bagi sebagian orang adalah hal yang wajar.
Sebagiannya lagi tersiksa.

Merindu.
Membuncah.
Menyesakkan.

Lantunan Musik Malam Hari

Sunyi. Hanya detik jarum jam menemani serta lantunan musik mengalun. Andai telinga mampu dengarkan kata hati mungkin malam ini sangat ramai dengan keluh kesah banyak orang sebelum tidur. Hati saya pun begitu, sedang menjeritkan perasaan yang terpendam tak berujung.

Sudah berapa lama? Menunggu tanpa menunjukkan. Diam seribu bahasa. Menantinya membuka pintu hati yang bisa jadi sarang laba-laba sudah memenuhinya. Letih tuk menerka. Letih tuk berharap.

Siklusnya selalu sama. Menanti kemudian jatuh. Terluka tuk kesekian kalinya karena rasa hanya mampu dipendam. Hanya mampu memercikkan api pengharapan, tiada kata atau pertanda.

Saya tak tahu.
Saya bingung.

Malam ini sangatlah ramai. Hati saya sedang menjerit tuk mencoba lepas dari segala hal. Segala kenangan. Segala memori.

Mengapa? Karena setiap hal kecilnya selalu mengingatkan saya padanya.

....

dan playlist pun memutar lagu tentang perasaan saya.

Hah, semesta kembali berkonspirasi. Paling mengerti bagaimana mewujudkan abstraksi rasa ini. Sayang, si empunya perasaan ini tak sekalipun mampu mewujudkannya.

Lantunan lagu ini seakan membawa saya pada kilasan memori yang untungnya semakin pudar. Terasa manis namun pahit. Manis tuk dikenang. Pahit tuk disadari.

Segala praduga pun bermunculan. Cukup. Cukup. Cukup. Tak ada lagi. Tak akan ada lagi.

Sudahilah semua perkara ini. Saya muak. Lagu ini semakin membunuh saya secara perlahan. Membuai kemudian menampar.

....

Semuanya memang belum jelas. Hanya saja saya tak ingin berharap lebih karena jatuh yang kesekian kalinya mungkin saja membuat mati rasa.

Kamis, 14 Mei 2015

Takut plis. Takut banget.

Selasa, 12 Mei 2015

Pergi, Pergi, Pergi

Sekian lama terkungkung rantai pengharapan
Menjerit, memberontak pun tak kuasa
Berlari hanya membuang peluh
Menguras emosi dan tenaga
Saya lelah

Semesta berkonspirasi 
Membuat situasi rumit
Takdir menyudutkan 
Memojokkan pada sudut mati
Saya menyerah

Saya ingin pergi, tak diizinkan
Saya ingin menghindar, tak diizinkan
Saya ingin menghilang, tak diizinkan
Saya ingin rasa ini mati, ditolak mentah - mentah

Lalu bagaimana?

Tolong pergi
Saya memohon

Jangan datang lagi
Jangan kembali lagi
Jangan meninggalkan apapun

Cukup luka ini saja yang menjadi kenangan
Cukup air mata ini yang menjelaskan
Tentang rasa terpendam yang telah mati
Yang telah berontak 
Yang telah letih
Untuk terus berharap dunia memihaknya

Jadi,
pergilah
pergilah
pergilah

Dan, jangan kembali.



Senin, 11 Mei 2015

Lagi - Lagi Kamu

Gelap, kelam, dingin                                         Seketika itu pula cahaya menerangi
Tak terlihat apapun                                            Ah, cahaya lilin
Tak terdengar apapun                                        Siapa?
                                                                           Sesosok bayangan tegap menghampiri
Dimana?                                                             Sekilas terlihat wajahnya
Dimana?                                                             Ah, kamu. Lagi - lagi kamu.
Dimana?                                                
                                                                           Kesadaranku sudah tak kuasa
Bruk, jatuh tersungkur                                       Aku pun tak sadarkan diri
Perih menggigiti kaki                                        Pikiran terakhirku hanyalah,                               
Kerikil tajam mengoyak kulit                           "Mengapa lagi-lagi kamu yang datang?"
Sakit.

Tolong, siapapun.
Tidak, suaraku habis.

Tetes air mata kini membasahi

Seseorang tolonglah.



Rabu, 06 Mei 2015

"Jika ada yang bertanya fase hidup apa yang telah saya jalani, saya akan menjawab...
"Bayi, anak-anak, (hampir) dewasa." 
Mengapa tak ada fase remaja dalam hidup saya?
Karena memang begitulah adanya.
Fase remaja terlalu kelam hingga tak terlihat wujudnya."

Jangan Hakimi Seorang Anti-Sosial.

  Hidup seringkali disangkut-pautkan dengan keadaan sosial. Tentu saja karena manusia membutuhkan manusia lainnya untuk bertahan hidup. Tapi, adakalanya kita menemukan seseorang membenci kehidupan sosial dan menjauhkan dirinya bahkan mengasingkan diri. Tidak, dia bukan tidak normal. Pasti ada alasannya. Jadi, jangan hakimi seorang anti-sosial.

  Pernahkah sesekali merenungi keadaan diri sendiri? Pernahkah sesekali menanyakan, "Apakah saya bahagia dengan keadaan sosial yang melingkupi diri?" atau "Apakah saya bahagia dengan hidup saya ?". Saya seringkali merenungi hal tersebut dan acapkali menjawab tidak. Oh, saya bukan seorang yang tidak bersyukur. Bukan pula seorang pembangkang atau munafik. Saya hanya merasa masih banyak ruang dalam diri yang memberontak ingin hilang dari kehidupan sosial. Ah, saya seorang anti-sosial.

 Maka berdasarkan kesimpulan itulah saya ingin menjelaskan mengapa seseorang bisa begitu anti-sosial berdasarkan apa yang saya rasakan. Subjektif memang tapi setiap manusia punya latar belakang masing2 atas yang mereka lakukan, bukan?

 Seorang anti-sosial tidak pernah menginginkan hidup jauh dari pergaulan. Dia mungkin membenci dirinya yang tidak bisa masuk atau tidak merasa nyaman dalam pergaulan yang ada sehingga dia merasa lebih baik menjauhkan diri. Seorang anti-sosial mungkin memiliki masa lalu yang kelam dimana ia sering mendapatkan penolakan dari orang lain atau dia seringkali merasa tidak  dianggap dalam sebuah lingkup. Rasa sakit hati yang ditahannya pun tidak terbendung sehingga ia memilih untuk menjauhkan diri. Lebih tepatnya, untuk menjaga hatinya. Seorang anti-sosial mungkin seringkali merasa tidak berguna atas apa yang ia lakukan. Ia merasa selalu disalahkan oleh siapapun. Maka, ia pun menjauhkan diri.

 Sebenarnya, menjadi anti-sosial itu sangat sederhana. Berbagai penolakan, cemoohan atau perasaan sering disalahkan telah mencuci otaknya untuk segera menjauhkan diri dari manusia lain. Tidak mau bergaul pun menjadi akibatnya. Jadi, jangan hakimi seorang anti-sosial.

 Seringkali orang-orang mencemooh seorang anti-sosial atau sekadar mengatakan dirinya sombong karena tak mau bergaul sedikit pun. Kalian tidak tahu apa yang telah dilaluinya. Tidak tahu apa yang dirasakannya. Tidak tahu bagaimana kehidupan sosial telah memojokknya hingga ia terjatuh pada palung kehidupan yang paling kelam. Menjadi seorang anti-sosial adalah pilihan hidup yang diambilnya sebagai jalan pemberontakan. Berontak pada manusia yang mencemoohnya, menolaknya, menyalahkannya. Jadi, jangan hakimi seorang anti-sosial.

....

Sudahkah anda mengerti mengapa di bagian dunia ini ada makhluk yang selama ini anda anggap aneh? Yang selama ini menjauhkan diri dari pergaulan? Sudahkah anda memahami?


Selasa, 05 Mei 2015

Bingung.
Mulai darimana.

Ya gamau "terlambat" lagi sih. 

Udah itu aja.





Kamis, 23 April 2015

Ketika Introvert Jatuh Hati.

Sadar dirinya punya perasaan saja sudah bersyukur.

Kadang, masih saja bingung menafsirkannya.

Diam seribu bahasa, hanya menanti.

Bicara pun, lidah kelu.

Ingin peduli pun tak kuasa.

Mengutarakan tak kunjung mampu.

Jatuh hati berarti jatuh pada siklus yang sama.

Dihadapkan dua pilihan.

Terlambat dan menyesal atau tak tersampaikan.

Ceritanya hanya diam dan harap.

Diam, harap, diam, harap.

Yang berujung pada rindu yang membucah.

Hingga sakit tiada terperi.

...




Menurut saya,


"Perasaan yang setulus-tulusnya ketika menumpahkan semuanya pada Sang Pencipta, Yang Maha membolak-balikan hati dan menetapkannya."


Juga,

"Perasaan yang dikata polos karena hanya mampu diam tak mengerti apa yang harus dilakukan, tetapi mendoakannya seusai shalat."







....

Ternyata, sudah sampai tahap ini, has.

Sabtu, 11 April 2015

Sekurangnya 6 Tahun

Sepi mengundang tanya
Tanya menanti jawaban
Jawaban tak kunjung sampai
Hingga penantian tak pernah usai

....

Kurang lebih 6 tahun menggantungi hati dengan perasaan tak pasti. Sempat beralih namun berujung kembali. Di saat yang ditunggu pun tak pernah terjadi. Sepatah kata memang benar - benar hanya satu kata saja yang mampu terucap, "Ya." . Tak ayal saya merutuki diri mengapa bisa sebodoh ini. Seperti memberikannya peluru yang menembus dada saya bertubi - tubi. 

Kini semuanya tak lagi samar. Mungkin kabut yang selama ini menepis cahaya akhirnya pergi. Saya tahu apa yang harus saya lakukan. Cukup mengarahkan hati agar tak hanya diam dan menanti. Mungkin saja sudah banyak pintu yang tertutup karena ego hati ini.  Dan, mungkin saja sudah banyak kesempatan yang diabaikan. Saya tak ingin lagi terjerat rantai hati atau pula terkungkung jeruji penantian. Say ingin bebas. Menuju kepastian yang menanti. Menuju jawaban yang seutuhnya ada.

Selamat tinggal bayang-bayang tak tersampaikan. Bilamana nanti kita berjumpa, harap saya 2 patah kata mampu terucap, "Apa kabar?"

Semoga sukses. 

H-2 UN 

Rabu, 18 Maret 2015

"Gimana caranya buat fokus sementara ada hal yang selalu berhasil nguasain pikiran."

Selasa, 17 Maret 2015

Yaudahlah ya kalo emang jodoh mah ga akan kemana


.....
























Asik.
Biasanya alam selalu tau caranya mewakili perasaan saya. 


...

Yeay. Teori ini bisa luntur juga.
Hari ini hujan, tapi hujannya bikin bahagia. hehehe.

Sabtu, 14 Maret 2015

Sama.

 "Andai saya mampu melupakan semuanya. Mungkin tak perlu ada rasa khawatir untuk mengulang perasaan manusiawi ini pada orang yang berbeda. Sayangnya, saya masih takut untuk melangkah. Saya takut semuanya kembali sama."

Hai, Hujan.

"Hujannya enakeun gatau kenapa. Apalagi sambil makan mie. Nikmat dunia."

....


Tentang hujan yang melukis kehangatan


Bilamana rintiknya jatuhi bumi
Seketika itu pula alam bergeming
Terbasuh air jatuhan dari langit
Tersapu angin yang menyusuli

Bilamana deras air mengucuri bumi
Seketika itu pula hatiku bergumam
Berharap segala hal yang diinginkan
Mengandaikan hujan tuk sampaikan doaku pada-Nya

Teduh tapi sendu
Dingin tapi hangat
Sepi tapi ramai

Bilamana guyuran air mereda
Seketika itu pula bebauan khasnya tercium
Menenangkan hati yang gundah
Meredakan amarah yang sedang terpendam

Bilamana ia datang kembali
Akankah segala harap sudah terkabul?
Akankah segala doa digantikan dengan doa yang lain?

....

Dan, bilamana hujan membasahi kembali
Kuharap aku sedang bersyukur atas hidup yang sedang aku jalani.



Selamat datang kembali, Hujan.

Bogor, 14 Maret 2015

Jumat, 13 Maret 2015

Fase Waspada.

"Hati2 aja, na. Nanti jatuh ke lubang yang sama."

Rindu.

Rindu.
Mengulang setiap kilasan hidup.
Memutar semua memori.


...

Saya rindu dengan mereka. Rindu dengan tawa candanya. Rindu akan segala hal yang diperbincangkan.

Kini, masing-masing dari kita sedang berjuang untuk mimpinya. Sudah semakin terbentuk jati dirinya. Sudah tidak labil lagi ya. Haha.

Kini, beberapa dari mereka sudah terasa jauh. Ah, pasti akan ada waktunya dimana semuanya kembali lagi dengan cara yang berbeda ya, kan?


...

Selamat berjuang, kawan. Jangan lupain gue ya :)

Kamis, 12 Maret 2015

 Hm. Ternyata idealisme saya bisa luntur juga.





Doakan ya 9 Mei nanti :)

Yang Terlupakan

Tentang kisah yang tak lagi terdengar ceritanya.
Tentang nada yang tak lagi terdengar lantunannya.
Tentang sosok yang tak lagi nampak adanya.


.....


Akhirnya, saya mampu melewati hari tanpa harus sadar akan keberadaannya.
Akhirnya, saya menikmati hujan tanpa harus terlintas bayangnya.
Akhirnya, saya terbebas dari jerat yang selalu menahan.


.....

Akhirnya, saya berlalu dan meninggalkan semua cerita yang tertulis.


-Untuk sosok yang terlupakan.

Jenuh.

Seharusnya lagi berkutat sama soal-soal latihan. Tapi, apa daya lagi di titik jenuh yang kayaknya semakin memuncak. Capek. Tapi, kalo ga inget buat masa depan.... Hah.




.....




Masa depan, tunggu saya ya. Doakan supaya saya tidak menyerah begitu saja.

Selasa, 10 Maret 2015

Dituntut terus-terusan.

Dituntut untuk memahami.

Dituntut untuk mengalah.


tapi, ga ada yang sedikitpun peduli.



Iya, gapapa kok.
udah cape mentalnya, emosinya. 
memang tempat kembali sepenuhnya adalah Dia Yang Maha Kuasa tapi bohong jika saya tidak butuh "seseorang" buat numpahin semuanya.
gatau sih, kayak semua orang udah jadi predator yang kelaparan.



...


Intinya, capek.

Rabu, 04 Maret 2015

Nightmare

"Oh, ini toh waktu dimana manusia menampakkan wajah yang sebenarnya."

Teruntuk orang-orang yang meng-alibikan perjuangan untuk menghalalkan segala cara

......

Beringas
Liar
Egois

Mencibir
Merendahkan

Menipu
Menyembunyikan

Manusia kehilangan topeng

...

Bentar lagi kok kelas 12 nya. Bentar lagi kok dikelilingi orang-orang yang ga ngerti apa itu perjuangan sebenarnya. Bentar lagi kok denger cibiran orang yang selalu merendahkan orang lain. Bentar lagi kok merasa dikata-katai plin-plan. Bentar lagi kok.

...

Maaf ya, untuk 6 bulan ke depan akan sangat apatis karena saya juga sudah terbawa keadaan untuk tidak mengalah atas hal yang saya inginkan.

Kamis, 19 Februari 2015

"Saya tahu ini memang fitrah manusia tapi saya hanya takut terjerembab di lubang yang sama. Saya takut semuanya hanya khayal saya saja. Saya tidak ingin "benteng" yang selama ini saya bangun tiba2 hancur begitu saja. Saya....... takut semua ini palsu."





...


"Karena saya juga tidak tahu apa arti ketulusan sebuah perasaan."

Buku Kecil

Mau nge-post soalnya habis ngubek-ngubek lemari belajar dan nemuin buku catatan kecil yang terlupakan. Dikirain isinya kosong paling to-do-list aja taunya..... Hm, menarik. Yang tadinya mau nyari laporan KI kelas 10 akhirnya berputar haluan pada buku kecil itu. Isinya sedikit sih cuma agak "menyentil" dan ngingetin hal yang kayaknya udah kesingkir sama berbagai rumus dan hafalan buat UN.

Ya begitulah, hidup memang berjalan terus tanpa disadari. Saya pun baru tersadar bahwa saya sudah berubah. Fisik sih tidak terlalu berubah hanya pemikiran saya mulai berbeda. Keadaan juga semakin berbeda. Dulu, awal SMA masih semangat menggebu-gebu buat sekolah sekarang udah kayak zombie yang lagi hunger games. Ngeliat sekolah aja udah kayak liat mulut harimau.

Tapi setidaknya sedikit menyentil saya bahwa saya seharusnya semakin mengobarkan semangat untuk tetap maju. Walau sekarang tujuan saya bukan hanya "jas putih" saja tapi juga banyak hal lain yang merubah tujuan saya. Banyak hal yang sepertinya mulai mencuri perhatian saya dari "jas putih" itu. Walau saya tau saya masih sangat menginginkannya.

Tidak hanya mimpi yang berubah, "ruang" yang selama ini saya kira udah bias keberadannya, seketika menyeruak. Buku kecil itu membuat pikiran saya pergi ke suatu masa, ya kira2 beberapa tahun lalu. Lucu juga "ruang" itu ternyata pernah didera kebingungan yang saya juga tahu itu hal yang aneh.

Ternyata, ngubek2 lemari belajar seru ya kayak ngubek2 masa lalu tapi bukan berarti ditengok terus masa lalunya ya cuman sebagai pecutan kalo ada hal yang memang harus diperjuangkan dan ada kesempatan untuk mewujudkan hal yang memang diimpikan sejak dulu.

Yaudahlah ya makasih buat buku kecilnya. Semoga semua harapan yang tertulis disana bisa jadi nyata ya. aamiin
Diberdayakan oleh Blogger.

Blogger templates

Followers