Selasa, 30 Juni 2015

Cizi #1

Baru kerasa sedihnya. Bentar lagi pisah ya. Ah, semoga "keep in touch" bukan cuma sekadar basa-basi. Semoga masih bisa selalu ada walaupun tak benar2 ada. Good luck, guys.


Cizinya bersambung. Azeg.

Read More

Sabtu, 27 Juni 2015

Gausah ngarep

Gausah ngarep

Gausah ngarep

Gausah ngarep

Gausah ngarep

Gausah ngarep

...

Ntar jatoh lagi

Rapuh kan

Read More

Siapa lagi yang bisa dipercaya selain diri sendiri?

Kalo sama diri sendiri aja ga percaya gimana bisa buat orang lai percaya sama diri kita?

- lagi nyemangatin diri sendiri biar bisa percaya

Read More

Selasa, 23 Juni 2015

-

Waktu dan jarak adalah penyebab spasi antara kita.

...

Saya tak tahu bagaimana kabarmu sekarang.

Lebih tak tahu lagi bagaimana perasaanmu sekarang.

Saya hanya seseorang yg sedang jatuh hati pada lelaki yg saya tak tahu keberadaannya.

Saya tak pernah berusaha mencari tahu.

Saya tak ingin kamu terganggu.

Biarlah, semua mengalir begitu saja.

Saya masih takut untuk mengetahui kenyataan.

Mungkin, perasaanmu bagai kotak pandora yg tak perlu saya ketahui isinya.

Karena saya sendiri sedang berusaha menata hati

Saya hanya tak ingi ada perdebatan siapa yang salah atau siapa yg melukai.

Sudahlah.

Bilamana nantinya benar-benar berpisah, saya rela.

Sudah tak banyak harap lagi.

Saya tak mau bergantung padamu.

Biar kita tumbuh dewasa di jalan masing-masing, tanpa saya tahu apa isi hatimu.

Read More

Dewasa Nanti

Menjadi dewasa ya.

...

Saya cuma gamau jadi orang dewasa yg nyesel.
Nyesel sama pekerjaan yg dipunya.
Nyesel sama keputusan yg diambil.
Nyesek sama kesempatan yg disia-siain.

Dewasa nanti, saya cuma pengen tersenyum bangga dan bilang, " saya cinta pekerjaan saya."
Dewasa nanti, saya pengen bahagia sama orang yang tersayang.
Dewasa nanti, saya mau jadi alasan orang-orang tersenyum.

Sesederhana itu kok.

Read More

Definisi Mimpi

Mimpi itu apa?

....

Saya ingin menceritakan sedikit perjalanan saya menuju sebuah mimpi. Tidak, tidak hanya sebuah tapi beberapa. Mimpi yang berganti-ganti. Mimpi yg tak selalu pasti wujudnya.

Dulu, cita-cita saya menjadi dokter. Lebih tepatnya dokter anak. Saya ingin punya rumah sakit. Saya pernah membangun mimpi tersebut dengan ayah. Beliau bilang akan membuat sebuah rumah sakit untuk saya. Mulai dari perbincangan itu, semangat saya semakin bergejolak.

Mimpi itu semakin menggebu-gebu sampai kelas 12 semester 1. Dengan tekad yg pasti, saya tuliskan di papan tulis bismillah ca. Dokter anak. Tapi, semuanya berubah saat semester 2 datang. Perdebatan tak hentinya terjadi. Pikiran saya tak tahu lagi arahnya. Hingga ada satu waktu dimana saya merasa tak punya mimpi. Saat itu, saya benar-benar muak dengan keadaan. Saya merasa letih. Tak peduli dengan semuanya. Saat belajar di kelas, pikiran mengembara tak tentu arah. Saat mengerjakan tugas, hanya dilakukan setengah hati. Hari-hari terasa kusam, hanya air mata yg menemani. Ah, saya hilang harap.

Akhirnya, saya memutar haluan. Beberapa jurusan sempat terlintas. Teknik dan psikologi. Tapi semuanya kembali buyar. Hitungan bukan keahlian saya. Membaca kepribadian orang sudah jadi makanan sehari-hari dan saya sudah cukup letih untuk peka dengan manusia lain. Dan, jatuhlah pilihan saya ke jurusan kesehatan masyarakat. Sempat ragu. Tapi, saya sudah jatuh hati dengan rumpun kesehatan. Setelah browsing sana-sini, saya semakin mantap. Belum lagi saya sempat ngubek-ngubek lemari dan nemu hasil tes psikologi kelas 10. Social service. Ya, saya baru ingat bahwa apa yg membuat saya bermimpi menjadi dokter adalah saat saya turun tangan ke masyarakat. Walau tak jadi dokter, in shaa Allah saya akan tetap turun ke masyarakat sebagai agen pencegah. Bismillah.

Dan setelah berserah diri untuk apapun hasilnya di 9 mei nanti, semuanya pun terjawab. Saya, mahasiswi ilmu kesehatan masyarakat universitas indonesia. Saya bersyukur Allah memberikan jawaban atas segala tanya setahun ke belakang. Mungkin ini memang jalan yg terbaik. Manusia hanya bisa berencana, tetapi penentu sepenuhnya hanyalah Allah, bukan?

Doakan saya bisa memperjuangkan kesehatan masyarakat indonesia, ya :)

...

Penulis.

Saya sudah terlanjur jatuh hati dengan akasara. Tapi, jujur saya sangat amat tidak bisa dengan tata bahasa. Otak saya benar-benar kosong. Harusnya saya mulai belajar. Hah.

Sastra di mata saya, hanya terlihat seninya. Saat rangkaian kata mampu menghipnotis manusia untuk turut serta dalam cerita. Saat rangkaian kata begitu menyentuh hati. Saat rangkaian kata seakan memahami kita dalam diam.

Tapi, mimpi adalah mimpi. Seringkali berganti. Tiba-tiba ingin jadi editor walau tata bahasa pun tidak bisa. Saya suka sedikit kesal kalau ada typo dan semacamnya di sebuah cerita. Kesal karena menggangu suasana saat membaca. Saya bukan seseorang yg ulung dalam sastra kok hanya berdasarkan kenyamanan saat membaca. Hehe.

Doain ya entah editor atau penulis, semoga bisa punya kerjaan di bidang tulis-menulis :)

Oh ya, semoga taman baca/book gallery/kafe bukunya kesampaian. Aamiin.

...

Mimpi itu ya semacam pecutan buat hidup lu. Supaya ada yg bikin hidup lu tuh berarah. Ada targetnya. Tau yg pengen lu capai. Entah itu kesampean atau engga. Entah itu gonta-ganti atau tetep. Intinya, jangan lelah buat bermimpi. Hidup butuh cahaya dan mimpi menyumbang banyak cahaya untuk hidup.

Selamat bermimpi dan berjuang, kawan.

Read More

Sabtu, 20 Juni 2015

"Ternyata, ego ini terlalu besar. Emosi ini terlanjur menguasai. Bukan karena godaan setan, tapi saya sendiri yang masih tak mampu menguasai diri."

-hari ketiga di bulan Ramadhan

Read More

Jumat, 19 Juni 2015

Mimpi Kesekian Kalinya

Sst, seseorang sedang melambaikan tangan padamu.

Oh, dia berjalan ke arahmu.

Lihatlah! Dia tersenyum padamu.

Begitu menawan. Mempesona.

Lalu sekarang apa?

Dia memintamu pergi bersamanya!

...

Gubrak!

Hanya mimpi.

Lagi-lagi.

Mimpi kesekian kalinya.

Read More

Teman yang Pengertian

Sore itu, saya sedang berjalan menyusuri keramaian kota. Di jalan setapak ini, terdengar bunyi klakson tak henti-hentinya. Semilir angin menemani. Dedaunan kering beterbangan seakan mengiringi langkah saya.

Sejujurnya, saya setengah sadar. Berjalan tak tentu arah. Berkhayal entah kemana. Seketika khayalan pun buyar. Seseorang menepuk pundak saya. Dia, yang menepuk saya.

"Hai."
"Hai. Menuju perjalanan pulang?"
"Oh ya."

Sebegitu terkejutnya saya hingga seluruh kata seakan luruh dihembus angin sore.

"Kalau begitu saya juga. Angin sore ini berhembus terlalu kencang. Tak enak rasanya berjalan sendirian hanya dengan semilir angin memuakkan ini."

Saya hanya mampu tersenyum mendengar keluh kesahnya. Ah, saya tersihir magisnya.

"Bilang saja kau mau menemaniku pulang. Haha. Silakan berbincang dengan saya, mungkin mampu mengusir angin yang memuakkan itu."

Akhirnya dan pada akhirnya saya dapat mengikuti alur percakapan ini.

"Kau memang teman paling pengertian."

Hah. Teman. Ya memang sebatas itu hubungan kita.

...

Perbincangan pun berlanjut hingga akhirnyaa saya tersadar bahwa khayal tetaplah khayal. Sekalipun dirinya datang menghampiri, bukan berarti untuk mengetuk pintu hati. Ia hanya mencari kehangatan dari seseorang yg disebutnya teman. Teman yg pengertian.

Tak lebih.

Tak akan pernah lebih.

Read More

Kamis, 18 Juni 2015

"Siapa disana?"

"Ini aku. Seseorang yang akan menghangatkan hatimu yang beku."

...

"Persetan. Semua kata-katamu bualan. Angin besar kan segera datang. Meniup hangatnya dirimu di hatiku."

...

"Sebegitu tak percayanya dirimu pada manusia lain? Walaupun ada niatan tulus pada dirinya?"

"Anda tahu? Dahulu, saya adalah keluguan tetapi dunia merubahnya. Kini, saya bergantung pada sebuah kecurigaan. Menyeleksi setiap manusia yang mungkin akan meruntuhkan pertahanannya. Jika anda benar-benar tulus, setidaknya bangunlah kepercayaan pada hati saya."

Read More

Seandainya

Malam ini saya ingin berandai-andai tentang hal yang telah terjadi. Tentang hal yang saya ingin tahu bagaimana jadinya bila saya mengambil keputusan lain.

...

Seandainya, saya tak bertemu dengannya apakah  akan seperti ini jadinya?

Seandainya, saya tak memberi celah sedikitpun di hati apakah akan seperti ini jadinya?

Seandainya, saya tak pernah berhubungan dengannya apakah akab seperti ini jadinya?

Seandainya, saya tak jadi pergi apakah akan seperti ini jadinya?

Seandainya, saya tak membiarkannya datang apakah akan seperti ini jadinya?

Seandainya, saya tak terlalu memikirkannya apakah akan seperti ini jadinya?

...

Seandainya, saya bisa mewujudkannya secara nyata mungkin tak perlu ada kalimat "seandainya semua tak terjadi."

Read More

Selasa, 16 Juni 2015

Datang lagi dan saya semakin tidak bisa menafsirkannya dengan jelas

Read More

Sabtu, 06 Juni 2015

Aneh emang. Disaat lu ngehindar seseorang malah dideketin. Disaat lu ngarep seseorang malah dijauhin. Kan suka lucu.

Read More

Kamis, 04 Juni 2015

Memori Manis

"jangan pernah memaksa seseorang untuk melupakan sesuatu karena memori akan selalu menyeruak ketika dipaksa untuk hilang."

...

Langit malam begitu gelap
Tiada bintang bertaburan
Hanya bulan yg setia menemani

Di kala semua insan terlelap
Ada yang masih terjaga
Memandang kelamnya langit
Menanti seseorang yg tak kunjung datang

Gadis itu menyesap kopinya
Raut wajahnya lelah
Menekan segala emosi
Agar tidak meluap
Memaksa harap tak kembali tumbuh
Mencoba hapus memori tentang seseorang

...

Lelaki itu
Telah mengukir manis memori di otaknya
Tak bisa dihapus
Permanen

Bila waktunya tepat, memori itu indah
Bila waktunya salah, memori itu memuakkan

Melambungkan harap
Kemudian menghempaskannya
Hingga jatuh
Hancur berkeping - keping
Tak berwujud

...

Setetes air pun jatuh
Disusul tetes berikutnya

Bukan, bukan air hujan
Tapi air mata
Yang tak mampu lagi dibendung
Yang sudah memaksa untuk mengalir deras
Tanpa ampun

Gadis itu terisak
Memecah keheningan malam

Angin berhembus dari jendela
Seakan mencoba menghapus air matanya

Tak bisa
Sekalipun tak akan bisa

Sama seperti gadis itu
Yang tak akan bisa melupakan semua memori tentangnya

Ia hilang harap
Cinta yang dinantinya tak akan pernah datang

Karena semua memori manis ini
Hanya buaian belaka

Read More

Selasa, 02 Juni 2015

Saya tak ulung merangkai kata. Saya tak mampu membagikan suatu makna. Saya terdampar disini karena ada yg ingin diceritakan. Juga karena saya tak ingin merasa sendiri

Read More

Pertemuan

Suatu hari, ada seorang gadis sedang berjalan di taman, menikmati indahnya bunga di musim semi. Gadis itu memiliki wajah yang menarik, senyumnya menawan, juga matanya begitu berbinar. Ketika sedang berjalan, dia terjatuh di hamparan rerumputan. Kakinya terluka. Seketika itu datanglah seorang lelaki menghampirinya. Memapah langkah gadis yang tertatih. Lelaki itu mengobati lukanya. Tak sengaja sang gadis menatap wajah lelaki tersebut. Tampan, pikirnya. Tiba-tiba, pipi gadis itu memanas. Selesai mengobati, lelaki itu menatap sang gadis. "Ada apa ? Pipimu merah sekali, sebegitu panas kah cuaca hari ini?" Tanya sang lelaki.

"Oh tidak, mengapa jantungku berdegup kencang dan mulut ini mengatup begitu rapat?" Rutuk sang gadis. "Tak apa. hmm terimakasih kau telah menolongku.. mohon maaf aku harus... segera pergi." Jawab sang gadis, terbata. "Oh ya sama-sama. Hati-hati di jalan." Ucap sang lelaki.

Begitu singkatnya dua insan ini bertemu. Mereka berpisah seakan tak mungkin bertemu lagi. Padahal Tuhan memiliki skenario tak terduga yang akan menyisakan suatu rasa dan kenangan. Gadis itu akan jatuh untuk pertama kalinya. Lelaki itu akan menjatuhkan untuk pertama kalinya.

Ada yang dulu disakiti kini menyakiti. Ada yang dulu selalu bahagia kini dirundung pilu. Ada suatu ikatan yang kan mengikat mereka. Ada takdir yang mempertemukan mereka.

.....

Cerita ini fiktif belaka, saya tak pernah mengalaminya. Mungkin cerita ini tidak menyisakan makna sedikit pun. Tapi, saya hanya ingin membagikan suatu makna bahwa setiap pertemuan bukan hanya sebuah kevetulan bisa jadi itu adalah rentetan skenario hidup yg diperuntukkan padamu. Jika kamu bertemu seseorang, kamu tak tahu apa yang akan kamu rasakan padanya, bukan? Tiba-tiba saja kita dipaksa untuk bertemunya lagi dalam jangka waktu yang lama. Kadang menyisakan bahagia. Kadang menyisakan penyesalan. Saya hanya ingin mengatakan bahwa setiap seseorang yang pernah singgah di hidupmu terutama hatimu akan memberikan suatu pelajaran entah itu kau sadari atau tidak.

Sesingkat apapun awal pertemuan itu bisa jadi ada pertemuan-pertemuan selanjutnya yang mengejutkan.

Selamat malam.

Read More

Selasa, 30 Juni 2015

Cizi #1

Baru kerasa sedihnya. Bentar lagi pisah ya. Ah, semoga "keep in touch" bukan cuma sekadar basa-basi. Semoga masih bisa selalu ada walaupun tak benar2 ada. Good luck, guys.


Cizinya bersambung. Azeg.

Sabtu, 27 Juni 2015

Gausah ngarep

Gausah ngarep

Gausah ngarep

Gausah ngarep

Gausah ngarep

Gausah ngarep

...

Ntar jatoh lagi

Rapuh kan

Siapa lagi yang bisa dipercaya selain diri sendiri?

Kalo sama diri sendiri aja ga percaya gimana bisa buat orang lai percaya sama diri kita?

- lagi nyemangatin diri sendiri biar bisa percaya

Selasa, 23 Juni 2015

-

Waktu dan jarak adalah penyebab spasi antara kita.

...

Saya tak tahu bagaimana kabarmu sekarang.

Lebih tak tahu lagi bagaimana perasaanmu sekarang.

Saya hanya seseorang yg sedang jatuh hati pada lelaki yg saya tak tahu keberadaannya.

Saya tak pernah berusaha mencari tahu.

Saya tak ingin kamu terganggu.

Biarlah, semua mengalir begitu saja.

Saya masih takut untuk mengetahui kenyataan.

Mungkin, perasaanmu bagai kotak pandora yg tak perlu saya ketahui isinya.

Karena saya sendiri sedang berusaha menata hati

Saya hanya tak ingi ada perdebatan siapa yang salah atau siapa yg melukai.

Sudahlah.

Bilamana nantinya benar-benar berpisah, saya rela.

Sudah tak banyak harap lagi.

Saya tak mau bergantung padamu.

Biar kita tumbuh dewasa di jalan masing-masing, tanpa saya tahu apa isi hatimu.

Dewasa Nanti

Menjadi dewasa ya.

...

Saya cuma gamau jadi orang dewasa yg nyesel.
Nyesel sama pekerjaan yg dipunya.
Nyesel sama keputusan yg diambil.
Nyesek sama kesempatan yg disia-siain.

Dewasa nanti, saya cuma pengen tersenyum bangga dan bilang, " saya cinta pekerjaan saya."
Dewasa nanti, saya pengen bahagia sama orang yang tersayang.
Dewasa nanti, saya mau jadi alasan orang-orang tersenyum.

Sesederhana itu kok.

Definisi Mimpi

Mimpi itu apa?

....

Saya ingin menceritakan sedikit perjalanan saya menuju sebuah mimpi. Tidak, tidak hanya sebuah tapi beberapa. Mimpi yang berganti-ganti. Mimpi yg tak selalu pasti wujudnya.

Dulu, cita-cita saya menjadi dokter. Lebih tepatnya dokter anak. Saya ingin punya rumah sakit. Saya pernah membangun mimpi tersebut dengan ayah. Beliau bilang akan membuat sebuah rumah sakit untuk saya. Mulai dari perbincangan itu, semangat saya semakin bergejolak.

Mimpi itu semakin menggebu-gebu sampai kelas 12 semester 1. Dengan tekad yg pasti, saya tuliskan di papan tulis bismillah ca. Dokter anak. Tapi, semuanya berubah saat semester 2 datang. Perdebatan tak hentinya terjadi. Pikiran saya tak tahu lagi arahnya. Hingga ada satu waktu dimana saya merasa tak punya mimpi. Saat itu, saya benar-benar muak dengan keadaan. Saya merasa letih. Tak peduli dengan semuanya. Saat belajar di kelas, pikiran mengembara tak tentu arah. Saat mengerjakan tugas, hanya dilakukan setengah hati. Hari-hari terasa kusam, hanya air mata yg menemani. Ah, saya hilang harap.

Akhirnya, saya memutar haluan. Beberapa jurusan sempat terlintas. Teknik dan psikologi. Tapi semuanya kembali buyar. Hitungan bukan keahlian saya. Membaca kepribadian orang sudah jadi makanan sehari-hari dan saya sudah cukup letih untuk peka dengan manusia lain. Dan, jatuhlah pilihan saya ke jurusan kesehatan masyarakat. Sempat ragu. Tapi, saya sudah jatuh hati dengan rumpun kesehatan. Setelah browsing sana-sini, saya semakin mantap. Belum lagi saya sempat ngubek-ngubek lemari dan nemu hasil tes psikologi kelas 10. Social service. Ya, saya baru ingat bahwa apa yg membuat saya bermimpi menjadi dokter adalah saat saya turun tangan ke masyarakat. Walau tak jadi dokter, in shaa Allah saya akan tetap turun ke masyarakat sebagai agen pencegah. Bismillah.

Dan setelah berserah diri untuk apapun hasilnya di 9 mei nanti, semuanya pun terjawab. Saya, mahasiswi ilmu kesehatan masyarakat universitas indonesia. Saya bersyukur Allah memberikan jawaban atas segala tanya setahun ke belakang. Mungkin ini memang jalan yg terbaik. Manusia hanya bisa berencana, tetapi penentu sepenuhnya hanyalah Allah, bukan?

Doakan saya bisa memperjuangkan kesehatan masyarakat indonesia, ya :)

...

Penulis.

Saya sudah terlanjur jatuh hati dengan akasara. Tapi, jujur saya sangat amat tidak bisa dengan tata bahasa. Otak saya benar-benar kosong. Harusnya saya mulai belajar. Hah.

Sastra di mata saya, hanya terlihat seninya. Saat rangkaian kata mampu menghipnotis manusia untuk turut serta dalam cerita. Saat rangkaian kata begitu menyentuh hati. Saat rangkaian kata seakan memahami kita dalam diam.

Tapi, mimpi adalah mimpi. Seringkali berganti. Tiba-tiba ingin jadi editor walau tata bahasa pun tidak bisa. Saya suka sedikit kesal kalau ada typo dan semacamnya di sebuah cerita. Kesal karena menggangu suasana saat membaca. Saya bukan seseorang yg ulung dalam sastra kok hanya berdasarkan kenyamanan saat membaca. Hehe.

Doain ya entah editor atau penulis, semoga bisa punya kerjaan di bidang tulis-menulis :)

Oh ya, semoga taman baca/book gallery/kafe bukunya kesampaian. Aamiin.

...

Mimpi itu ya semacam pecutan buat hidup lu. Supaya ada yg bikin hidup lu tuh berarah. Ada targetnya. Tau yg pengen lu capai. Entah itu kesampean atau engga. Entah itu gonta-ganti atau tetep. Intinya, jangan lelah buat bermimpi. Hidup butuh cahaya dan mimpi menyumbang banyak cahaya untuk hidup.

Selamat bermimpi dan berjuang, kawan.

Sabtu, 20 Juni 2015

"Ternyata, ego ini terlalu besar. Emosi ini terlanjur menguasai. Bukan karena godaan setan, tapi saya sendiri yang masih tak mampu menguasai diri."

-hari ketiga di bulan Ramadhan

Jumat, 19 Juni 2015

Mimpi Kesekian Kalinya

Sst, seseorang sedang melambaikan tangan padamu.

Oh, dia berjalan ke arahmu.

Lihatlah! Dia tersenyum padamu.

Begitu menawan. Mempesona.

Lalu sekarang apa?

Dia memintamu pergi bersamanya!

...

Gubrak!

Hanya mimpi.

Lagi-lagi.

Mimpi kesekian kalinya.

Teman yang Pengertian

Sore itu, saya sedang berjalan menyusuri keramaian kota. Di jalan setapak ini, terdengar bunyi klakson tak henti-hentinya. Semilir angin menemani. Dedaunan kering beterbangan seakan mengiringi langkah saya.

Sejujurnya, saya setengah sadar. Berjalan tak tentu arah. Berkhayal entah kemana. Seketika khayalan pun buyar. Seseorang menepuk pundak saya. Dia, yang menepuk saya.

"Hai."
"Hai. Menuju perjalanan pulang?"
"Oh ya."

Sebegitu terkejutnya saya hingga seluruh kata seakan luruh dihembus angin sore.

"Kalau begitu saya juga. Angin sore ini berhembus terlalu kencang. Tak enak rasanya berjalan sendirian hanya dengan semilir angin memuakkan ini."

Saya hanya mampu tersenyum mendengar keluh kesahnya. Ah, saya tersihir magisnya.

"Bilang saja kau mau menemaniku pulang. Haha. Silakan berbincang dengan saya, mungkin mampu mengusir angin yang memuakkan itu."

Akhirnya dan pada akhirnya saya dapat mengikuti alur percakapan ini.

"Kau memang teman paling pengertian."

Hah. Teman. Ya memang sebatas itu hubungan kita.

...

Perbincangan pun berlanjut hingga akhirnyaa saya tersadar bahwa khayal tetaplah khayal. Sekalipun dirinya datang menghampiri, bukan berarti untuk mengetuk pintu hati. Ia hanya mencari kehangatan dari seseorang yg disebutnya teman. Teman yg pengertian.

Tak lebih.

Tak akan pernah lebih.

Kamis, 18 Juni 2015

"Siapa disana?"

"Ini aku. Seseorang yang akan menghangatkan hatimu yang beku."

...

"Persetan. Semua kata-katamu bualan. Angin besar kan segera datang. Meniup hangatnya dirimu di hatiku."

...

"Sebegitu tak percayanya dirimu pada manusia lain? Walaupun ada niatan tulus pada dirinya?"

"Anda tahu? Dahulu, saya adalah keluguan tetapi dunia merubahnya. Kini, saya bergantung pada sebuah kecurigaan. Menyeleksi setiap manusia yang mungkin akan meruntuhkan pertahanannya. Jika anda benar-benar tulus, setidaknya bangunlah kepercayaan pada hati saya."

Seandainya

Malam ini saya ingin berandai-andai tentang hal yang telah terjadi. Tentang hal yang saya ingin tahu bagaimana jadinya bila saya mengambil keputusan lain.

...

Seandainya, saya tak bertemu dengannya apakah  akan seperti ini jadinya?

Seandainya, saya tak memberi celah sedikitpun di hati apakah akan seperti ini jadinya?

Seandainya, saya tak pernah berhubungan dengannya apakah akab seperti ini jadinya?

Seandainya, saya tak jadi pergi apakah akan seperti ini jadinya?

Seandainya, saya tak membiarkannya datang apakah akan seperti ini jadinya?

Seandainya, saya tak terlalu memikirkannya apakah akan seperti ini jadinya?

...

Seandainya, saya bisa mewujudkannya secara nyata mungkin tak perlu ada kalimat "seandainya semua tak terjadi."

Selasa, 16 Juni 2015

Datang lagi dan saya semakin tidak bisa menafsirkannya dengan jelas

Sabtu, 06 Juni 2015

Aneh emang. Disaat lu ngehindar seseorang malah dideketin. Disaat lu ngarep seseorang malah dijauhin. Kan suka lucu.

Kamis, 04 Juni 2015

Memori Manis

"jangan pernah memaksa seseorang untuk melupakan sesuatu karena memori akan selalu menyeruak ketika dipaksa untuk hilang."

...

Langit malam begitu gelap
Tiada bintang bertaburan
Hanya bulan yg setia menemani

Di kala semua insan terlelap
Ada yang masih terjaga
Memandang kelamnya langit
Menanti seseorang yg tak kunjung datang

Gadis itu menyesap kopinya
Raut wajahnya lelah
Menekan segala emosi
Agar tidak meluap
Memaksa harap tak kembali tumbuh
Mencoba hapus memori tentang seseorang

...

Lelaki itu
Telah mengukir manis memori di otaknya
Tak bisa dihapus
Permanen

Bila waktunya tepat, memori itu indah
Bila waktunya salah, memori itu memuakkan

Melambungkan harap
Kemudian menghempaskannya
Hingga jatuh
Hancur berkeping - keping
Tak berwujud

...

Setetes air pun jatuh
Disusul tetes berikutnya

Bukan, bukan air hujan
Tapi air mata
Yang tak mampu lagi dibendung
Yang sudah memaksa untuk mengalir deras
Tanpa ampun

Gadis itu terisak
Memecah keheningan malam

Angin berhembus dari jendela
Seakan mencoba menghapus air matanya

Tak bisa
Sekalipun tak akan bisa

Sama seperti gadis itu
Yang tak akan bisa melupakan semua memori tentangnya

Ia hilang harap
Cinta yang dinantinya tak akan pernah datang

Karena semua memori manis ini
Hanya buaian belaka

Selasa, 02 Juni 2015

Saya tak ulung merangkai kata. Saya tak mampu membagikan suatu makna. Saya terdampar disini karena ada yg ingin diceritakan. Juga karena saya tak ingin merasa sendiri

Pertemuan

Suatu hari, ada seorang gadis sedang berjalan di taman, menikmati indahnya bunga di musim semi. Gadis itu memiliki wajah yang menarik, senyumnya menawan, juga matanya begitu berbinar. Ketika sedang berjalan, dia terjatuh di hamparan rerumputan. Kakinya terluka. Seketika itu datanglah seorang lelaki menghampirinya. Memapah langkah gadis yang tertatih. Lelaki itu mengobati lukanya. Tak sengaja sang gadis menatap wajah lelaki tersebut. Tampan, pikirnya. Tiba-tiba, pipi gadis itu memanas. Selesai mengobati, lelaki itu menatap sang gadis. "Ada apa ? Pipimu merah sekali, sebegitu panas kah cuaca hari ini?" Tanya sang lelaki.

"Oh tidak, mengapa jantungku berdegup kencang dan mulut ini mengatup begitu rapat?" Rutuk sang gadis. "Tak apa. hmm terimakasih kau telah menolongku.. mohon maaf aku harus... segera pergi." Jawab sang gadis, terbata. "Oh ya sama-sama. Hati-hati di jalan." Ucap sang lelaki.

Begitu singkatnya dua insan ini bertemu. Mereka berpisah seakan tak mungkin bertemu lagi. Padahal Tuhan memiliki skenario tak terduga yang akan menyisakan suatu rasa dan kenangan. Gadis itu akan jatuh untuk pertama kalinya. Lelaki itu akan menjatuhkan untuk pertama kalinya.

Ada yang dulu disakiti kini menyakiti. Ada yang dulu selalu bahagia kini dirundung pilu. Ada suatu ikatan yang kan mengikat mereka. Ada takdir yang mempertemukan mereka.

.....

Cerita ini fiktif belaka, saya tak pernah mengalaminya. Mungkin cerita ini tidak menyisakan makna sedikit pun. Tapi, saya hanya ingin membagikan suatu makna bahwa setiap pertemuan bukan hanya sebuah kevetulan bisa jadi itu adalah rentetan skenario hidup yg diperuntukkan padamu. Jika kamu bertemu seseorang, kamu tak tahu apa yang akan kamu rasakan padanya, bukan? Tiba-tiba saja kita dipaksa untuk bertemunya lagi dalam jangka waktu yang lama. Kadang menyisakan bahagia. Kadang menyisakan penyesalan. Saya hanya ingin mengatakan bahwa setiap seseorang yang pernah singgah di hidupmu terutama hatimu akan memberikan suatu pelajaran entah itu kau sadari atau tidak.

Sesingkat apapun awal pertemuan itu bisa jadi ada pertemuan-pertemuan selanjutnya yang mengejutkan.

Selamat malam.

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogger templates

Followers