Kamis, 23 Juli 2015

Kalah

Tak baik memendam itu
Sakit rasanya

Tak baik menanti itu
Lelah rasanya

Tak baik menerka itu
Pahit rasanya

...

ketika yang dipendam tak lagi terbendung, saat itulah membuncah. Banjir tak terelakkan.


....

Katanya lebih baik mengetahui kenyataan, bukan? Daripada hidup dalam kungkungan tipuan.

Tapi, bagaimana bila kenyataan terlalu pahit?

Terlalu sakit tuk diterima

Menghujam jantung

Mematika hati

Sakitnya tiada terperi


...


Kenyataan pun datang, hingga penyesalan menghampiri.

Mengapa dipendam?

Mengapap tak dikatakan?

Atau sekadar ditunjukkan?

Biar dunia tahu

Biar dirinya tahu?

Mengapa?

Mengapa?


...

Saya lagi yang kalah
Read More

Lagi-Lagi

Sepertinya yang lebih menyakitkan jatuh berulang kali karena alasan yang sama

....

Sendu menatap senja
Menemani matahari kembali di peristirahatannya
Menyambut rembulan mengisi sepinya malam

Wanita itu termenung
Tak bergerak
Tak sedikitpun
Tak ada hasrat tuk berpindah
Tenggelam bersama matahari

Apa yang sedang dipikirkannya?
Matanya bulat begitu memikat tapi ada yang janggal
Ada yang kosong
Ada yang hilang
Tak elok seperti biasanya
Tak ceria seperti kemarin

...

Patah hati
Lagi
Lagi

Hatinya patah
Entah dimana berserakannya
Tak tahu lagi bagaimana menyatukannya

Kosong
Pikirannya

Mati
Rasanya

Hilang
Arahnya


...

Ia larut dalam buaian kata manis
Terlena
Tenggelam

Kenyataan pun menghampiri
Ia benar-benar tenggelam

...

Jatuh
Lagi
Lagi
Lagi


Pada lubang yang sama

Read More

Rabu, 22 Juli 2015

.....ketika lu sadar apa yang ditangisin, dikhawatirin, diharapin semuanya sia-sia.


...

Bukan apa ding tapi siapa

Haha.

Pait.

Read More

Selasa, 14 Juli 2015

Pemendam

Hai, kenalkan saya seorang pemendam. Oh bukan, bukan pemendam harta. Bukan pula seorang pemendam ilmu. Saya, pemendam rasa.

Bukan hal yang mudah menjadi manusia jenis ini. Melontarkan dan menunjukkan apa yg dirasakan sangatlah sulit. Rasanya seperti mengangkat beban berkilo-kilo. Berat.

Tak ada niatan apapun hingga saya menjadi pemendam rasa. Saya hanya tak tahu mengapa semua hal sulit diungkapkan kepada orang lain. Seakan tak ada siapapun yang dapat dipercaya kecuali diri sendiri.

Saya bukannya berdiam diri dan tak berusaha mengubahnya. Tetapi, beberapa pengalaman pahit telah menghapus kata percaya dalam kamus hidup. Jadilah saya menyendiri. Memendam semua sendiri.

Siapapun yg terdampar di postingan ini, bisakah anda memberi saran bagaimana agar saya tak selalu memendam? Bagaimana agar saya dapat percaya pada orang lain. Bagaimana agar hidup saya bisa terasa baik-baik saja?

....

Saya lelah.

Read More

Senin, 13 Juli 2015

Selalu ya didekatkan sama yg ingin dijauhi. Dijauhkan sama yg telah banyak secara tak langsung membuka pikiran saya

Read More

Kamis, 09 Juli 2015

Masih merinding sama jurusan itu di universitas itu.....

Ya Allah, ga boleh kufur nikmat na.

Read More

Kamis, 02 Juli 2015

Ditelan Waktu

Kelam
Hilang arah

Biar saya pergi
Meninggalkan semua

Sayangnya, kamu yg terlebih dahulu melangkah

Hilang ditelan waktu

Read More

Kamis, 23 Juli 2015

Kalah

Tak baik memendam itu
Sakit rasanya

Tak baik menanti itu
Lelah rasanya

Tak baik menerka itu
Pahit rasanya

...

ketika yang dipendam tak lagi terbendung, saat itulah membuncah. Banjir tak terelakkan.


....

Katanya lebih baik mengetahui kenyataan, bukan? Daripada hidup dalam kungkungan tipuan.

Tapi, bagaimana bila kenyataan terlalu pahit?

Terlalu sakit tuk diterima

Menghujam jantung

Mematika hati

Sakitnya tiada terperi


...


Kenyataan pun datang, hingga penyesalan menghampiri.

Mengapa dipendam?

Mengapap tak dikatakan?

Atau sekadar ditunjukkan?

Biar dunia tahu

Biar dirinya tahu?

Mengapa?

Mengapa?


...

Saya lagi yang kalah

Lagi-Lagi

Sepertinya yang lebih menyakitkan jatuh berulang kali karena alasan yang sama

....

Sendu menatap senja
Menemani matahari kembali di peristirahatannya
Menyambut rembulan mengisi sepinya malam

Wanita itu termenung
Tak bergerak
Tak sedikitpun
Tak ada hasrat tuk berpindah
Tenggelam bersama matahari

Apa yang sedang dipikirkannya?
Matanya bulat begitu memikat tapi ada yang janggal
Ada yang kosong
Ada yang hilang
Tak elok seperti biasanya
Tak ceria seperti kemarin

...

Patah hati
Lagi
Lagi

Hatinya patah
Entah dimana berserakannya
Tak tahu lagi bagaimana menyatukannya

Kosong
Pikirannya

Mati
Rasanya

Hilang
Arahnya


...

Ia larut dalam buaian kata manis
Terlena
Tenggelam

Kenyataan pun menghampiri
Ia benar-benar tenggelam

...

Jatuh
Lagi
Lagi
Lagi


Pada lubang yang sama

Rabu, 22 Juli 2015

.....ketika lu sadar apa yang ditangisin, dikhawatirin, diharapin semuanya sia-sia.


...

Bukan apa ding tapi siapa

Haha.

Pait.

Selasa, 14 Juli 2015

Pemendam

Hai, kenalkan saya seorang pemendam. Oh bukan, bukan pemendam harta. Bukan pula seorang pemendam ilmu. Saya, pemendam rasa.

Bukan hal yang mudah menjadi manusia jenis ini. Melontarkan dan menunjukkan apa yg dirasakan sangatlah sulit. Rasanya seperti mengangkat beban berkilo-kilo. Berat.

Tak ada niatan apapun hingga saya menjadi pemendam rasa. Saya hanya tak tahu mengapa semua hal sulit diungkapkan kepada orang lain. Seakan tak ada siapapun yang dapat dipercaya kecuali diri sendiri.

Saya bukannya berdiam diri dan tak berusaha mengubahnya. Tetapi, beberapa pengalaman pahit telah menghapus kata percaya dalam kamus hidup. Jadilah saya menyendiri. Memendam semua sendiri.

Siapapun yg terdampar di postingan ini, bisakah anda memberi saran bagaimana agar saya tak selalu memendam? Bagaimana agar saya dapat percaya pada orang lain. Bagaimana agar hidup saya bisa terasa baik-baik saja?

....

Saya lelah.

Senin, 13 Juli 2015

Selalu ya didekatkan sama yg ingin dijauhi. Dijauhkan sama yg telah banyak secara tak langsung membuka pikiran saya

Kamis, 09 Juli 2015

Masih merinding sama jurusan itu di universitas itu.....

Ya Allah, ga boleh kufur nikmat na.

Kamis, 02 Juli 2015

Ditelan Waktu

Kelam
Hilang arah

Biar saya pergi
Meninggalkan semua

Sayangnya, kamu yg terlebih dahulu melangkah

Hilang ditelan waktu

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogger templates

Followers