Rabu, 22 Maret 2017

Kemana Hati Berlabuh?

Siang itu begitu terik
Kaki melangkah hendak pulang, melepas penat
Tetiba,
langkah terhenti
Saya tak tahu makna apa yang tersembunyi,
Saat menduga bahwa Rabu bukanlah hari yg biasanya saya dan kamu bersua
Tetiba, 
Mata ini tertuju pada satu sosok

Iya,
Itu kamu

Entah kenapa,
Nafas saya tercekat
Hanya dengan melihatnya
Yang sibuk memandangi layar ponselnya
Yang sedang tersenyum memandangi layar ponselnya
Yang melewati saya yang hampir terdiam bisu

Saya tidak tahu sejak kapan
Bahkan, masih terbilang ragu
Tapi, inilah yang saya rasakan

Tentang kamu

Saya tidak tahu hati 'kan berlabuh dimana
Saya juga tidak tahu kapan akan menambatkan hati
Saya pun tidak tahu kapan akan meninggalkan masa lalu
dan sepenuhnya menetap di masa kini dan memandang masa depan
Saya benar-benar tidak tahu

Yang saya tahu saat ini hanya perasaan campur-aduk ketika berpapasan dengannya
Yang saya tahu saat ini selalu menanti waktu kelas besar saat kuliah
Yang saya tahu,
Saya selalu mencarinya
Mencari
dan menanti
Sosoknya


Saya hanya tahu itu

Jadi, kapan akan benar-benar melabuhkan hati?

Read More

Jumat, 10 Maret 2017

Tidak Tahu Kenapa

                 Saya tidak tahu kenapa, tapi seminggu ini pikiran saya selalu tertuju pada memori tiga tahun lalu. Mengulas balik tentangnya, mengorek segala kenangan yang sudah lam terkubur. Tidak tahu kenapa juga, rasa rindu kembali menyusupi bahkan semakin membuncah hingga air mata pun tak tertahankan. Ini memang berlebihan. Tapi sekali lagi, saya tidak tahu kenapa.

               Tidak tahu kenapa pula, setiap malam kala lampu dipadamkan, mata saya memandang nanar ke langit-langit berharap punya sticker binta glow in the dark atau ada cahaya lampu hias di sekililing kamar. Berharap mencari pencerahan. Berharap mendapatkan semangat lagi. Entahlah. Rindu ini begitu menguras emosi dan pikiran. Saya lelah.

Read More

Rabu, 22 Maret 2017

Kemana Hati Berlabuh?

Siang itu begitu terik
Kaki melangkah hendak pulang, melepas penat
Tetiba,
langkah terhenti
Saya tak tahu makna apa yang tersembunyi,
Saat menduga bahwa Rabu bukanlah hari yg biasanya saya dan kamu bersua
Tetiba, 
Mata ini tertuju pada satu sosok

Iya,
Itu kamu

Entah kenapa,
Nafas saya tercekat
Hanya dengan melihatnya
Yang sibuk memandangi layar ponselnya
Yang sedang tersenyum memandangi layar ponselnya
Yang melewati saya yang hampir terdiam bisu

Saya tidak tahu sejak kapan
Bahkan, masih terbilang ragu
Tapi, inilah yang saya rasakan

Tentang kamu

Saya tidak tahu hati 'kan berlabuh dimana
Saya juga tidak tahu kapan akan menambatkan hati
Saya pun tidak tahu kapan akan meninggalkan masa lalu
dan sepenuhnya menetap di masa kini dan memandang masa depan
Saya benar-benar tidak tahu

Yang saya tahu saat ini hanya perasaan campur-aduk ketika berpapasan dengannya
Yang saya tahu saat ini selalu menanti waktu kelas besar saat kuliah
Yang saya tahu,
Saya selalu mencarinya
Mencari
dan menanti
Sosoknya


Saya hanya tahu itu

Jadi, kapan akan benar-benar melabuhkan hati?

Jumat, 10 Maret 2017

Tidak Tahu Kenapa

                 Saya tidak tahu kenapa, tapi seminggu ini pikiran saya selalu tertuju pada memori tiga tahun lalu. Mengulas balik tentangnya, mengorek segala kenangan yang sudah lam terkubur. Tidak tahu kenapa juga, rasa rindu kembali menyusupi bahkan semakin membuncah hingga air mata pun tak tertahankan. Ini memang berlebihan. Tapi sekali lagi, saya tidak tahu kenapa.

               Tidak tahu kenapa pula, setiap malam kala lampu dipadamkan, mata saya memandang nanar ke langit-langit berharap punya sticker binta glow in the dark atau ada cahaya lampu hias di sekililing kamar. Berharap mencari pencerahan. Berharap mendapatkan semangat lagi. Entahlah. Rindu ini begitu menguras emosi dan pikiran. Saya lelah.

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogger templates

Followers