Rabu, 06 Mei 2015

Jangan Hakimi Seorang Anti-Sosial.

  Hidup seringkali disangkut-pautkan dengan keadaan sosial. Tentu saja karena manusia membutuhkan manusia lainnya untuk bertahan hidup. Tapi, adakalanya kita menemukan seseorang membenci kehidupan sosial dan menjauhkan dirinya bahkan mengasingkan diri. Tidak, dia bukan tidak normal. Pasti ada alasannya. Jadi, jangan hakimi seorang anti-sosial.

  Pernahkah sesekali merenungi keadaan diri sendiri? Pernahkah sesekali menanyakan, "Apakah saya bahagia dengan keadaan sosial yang melingkupi diri?" atau "Apakah saya bahagia dengan hidup saya ?". Saya seringkali merenungi hal tersebut dan acapkali menjawab tidak. Oh, saya bukan seorang yang tidak bersyukur. Bukan pula seorang pembangkang atau munafik. Saya hanya merasa masih banyak ruang dalam diri yang memberontak ingin hilang dari kehidupan sosial. Ah, saya seorang anti-sosial.

 Maka berdasarkan kesimpulan itulah saya ingin menjelaskan mengapa seseorang bisa begitu anti-sosial berdasarkan apa yang saya rasakan. Subjektif memang tapi setiap manusia punya latar belakang masing2 atas yang mereka lakukan, bukan?

 Seorang anti-sosial tidak pernah menginginkan hidup jauh dari pergaulan. Dia mungkin membenci dirinya yang tidak bisa masuk atau tidak merasa nyaman dalam pergaulan yang ada sehingga dia merasa lebih baik menjauhkan diri. Seorang anti-sosial mungkin memiliki masa lalu yang kelam dimana ia sering mendapatkan penolakan dari orang lain atau dia seringkali merasa tidak  dianggap dalam sebuah lingkup. Rasa sakit hati yang ditahannya pun tidak terbendung sehingga ia memilih untuk menjauhkan diri. Lebih tepatnya, untuk menjaga hatinya. Seorang anti-sosial mungkin seringkali merasa tidak berguna atas apa yang ia lakukan. Ia merasa selalu disalahkan oleh siapapun. Maka, ia pun menjauhkan diri.

 Sebenarnya, menjadi anti-sosial itu sangat sederhana. Berbagai penolakan, cemoohan atau perasaan sering disalahkan telah mencuci otaknya untuk segera menjauhkan diri dari manusia lain. Tidak mau bergaul pun menjadi akibatnya. Jadi, jangan hakimi seorang anti-sosial.

 Seringkali orang-orang mencemooh seorang anti-sosial atau sekadar mengatakan dirinya sombong karena tak mau bergaul sedikit pun. Kalian tidak tahu apa yang telah dilaluinya. Tidak tahu apa yang dirasakannya. Tidak tahu bagaimana kehidupan sosial telah memojokknya hingga ia terjatuh pada palung kehidupan yang paling kelam. Menjadi seorang anti-sosial adalah pilihan hidup yang diambilnya sebagai jalan pemberontakan. Berontak pada manusia yang mencemoohnya, menolaknya, menyalahkannya. Jadi, jangan hakimi seorang anti-sosial.

....

Sudahkah anda mengerti mengapa di bagian dunia ini ada makhluk yang selama ini anda anggap aneh? Yang selama ini menjauhkan diri dari pergaulan? Sudahkah anda memahami?


0 comments:

Posting Komentar

Rabu, 06 Mei 2015

Jangan Hakimi Seorang Anti-Sosial.

  Hidup seringkali disangkut-pautkan dengan keadaan sosial. Tentu saja karena manusia membutuhkan manusia lainnya untuk bertahan hidup. Tapi, adakalanya kita menemukan seseorang membenci kehidupan sosial dan menjauhkan dirinya bahkan mengasingkan diri. Tidak, dia bukan tidak normal. Pasti ada alasannya. Jadi, jangan hakimi seorang anti-sosial.

  Pernahkah sesekali merenungi keadaan diri sendiri? Pernahkah sesekali menanyakan, "Apakah saya bahagia dengan keadaan sosial yang melingkupi diri?" atau "Apakah saya bahagia dengan hidup saya ?". Saya seringkali merenungi hal tersebut dan acapkali menjawab tidak. Oh, saya bukan seorang yang tidak bersyukur. Bukan pula seorang pembangkang atau munafik. Saya hanya merasa masih banyak ruang dalam diri yang memberontak ingin hilang dari kehidupan sosial. Ah, saya seorang anti-sosial.

 Maka berdasarkan kesimpulan itulah saya ingin menjelaskan mengapa seseorang bisa begitu anti-sosial berdasarkan apa yang saya rasakan. Subjektif memang tapi setiap manusia punya latar belakang masing2 atas yang mereka lakukan, bukan?

 Seorang anti-sosial tidak pernah menginginkan hidup jauh dari pergaulan. Dia mungkin membenci dirinya yang tidak bisa masuk atau tidak merasa nyaman dalam pergaulan yang ada sehingga dia merasa lebih baik menjauhkan diri. Seorang anti-sosial mungkin memiliki masa lalu yang kelam dimana ia sering mendapatkan penolakan dari orang lain atau dia seringkali merasa tidak  dianggap dalam sebuah lingkup. Rasa sakit hati yang ditahannya pun tidak terbendung sehingga ia memilih untuk menjauhkan diri. Lebih tepatnya, untuk menjaga hatinya. Seorang anti-sosial mungkin seringkali merasa tidak berguna atas apa yang ia lakukan. Ia merasa selalu disalahkan oleh siapapun. Maka, ia pun menjauhkan diri.

 Sebenarnya, menjadi anti-sosial itu sangat sederhana. Berbagai penolakan, cemoohan atau perasaan sering disalahkan telah mencuci otaknya untuk segera menjauhkan diri dari manusia lain. Tidak mau bergaul pun menjadi akibatnya. Jadi, jangan hakimi seorang anti-sosial.

 Seringkali orang-orang mencemooh seorang anti-sosial atau sekadar mengatakan dirinya sombong karena tak mau bergaul sedikit pun. Kalian tidak tahu apa yang telah dilaluinya. Tidak tahu apa yang dirasakannya. Tidak tahu bagaimana kehidupan sosial telah memojokknya hingga ia terjatuh pada palung kehidupan yang paling kelam. Menjadi seorang anti-sosial adalah pilihan hidup yang diambilnya sebagai jalan pemberontakan. Berontak pada manusia yang mencemoohnya, menolaknya, menyalahkannya. Jadi, jangan hakimi seorang anti-sosial.

....

Sudahkah anda mengerti mengapa di bagian dunia ini ada makhluk yang selama ini anda anggap aneh? Yang selama ini menjauhkan diri dari pergaulan? Sudahkah anda memahami?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogger templates

Followers