Rabu, 23 Januari 2013

Datang. Lagi.

Post kali ini kembali galau. Gue juga bingung disaat gue harus fokus sama pelajaran selalu aja melenceng ke topik ini. Lama lama ga tahan. Terkadang pengen jadi robot aja yg ga usah ngerasain perasaan ini. Mulai aja deh "Puisi"nya.

Bingung. Kalut. Semua kini kurasakan.
Perasaan ini datang pergi semaunya.
Sial. Datang disaat tak tepat.
Disaat aku sama sekali tak ingin.

Aku hindari semua perasaan ini.
Tetapi semakin aku terpojok.
Tersudutkan pada dinding kokoh.
Yang aku sama sekali tak tahu bagaimana merobohkannya.

Perasaan ini bisa sangat kejam.
Dikala aku tak menginginkannya.
Sangat. Dan teramat.
Menghindari semua rasa gila ini.

Kembalikan waktu itu.
Disaat aku tak menemukan rasa gila ini.
Disaat aku masih menatap dirinya seorang.
Bukan dirinya yang aku hindari.

Otak dan hati sudah bertolak belakang.
Tolak menolak. Sudah tak tahu lagi arah perasaan ini kemana.
Tapi kini.
Kujalankan perasaan ini dengan logika.

Kondisi ini tak akan kulibatkan hatiku.
Logika lebih pantas menggerakkan perasaan ini.
Perasaan yang seharusnya tak pernah hinggap.

0 comments:

Posting Komentar

Rabu, 23 Januari 2013

Datang. Lagi.

Post kali ini kembali galau. Gue juga bingung disaat gue harus fokus sama pelajaran selalu aja melenceng ke topik ini. Lama lama ga tahan. Terkadang pengen jadi robot aja yg ga usah ngerasain perasaan ini. Mulai aja deh "Puisi"nya.

Bingung. Kalut. Semua kini kurasakan.
Perasaan ini datang pergi semaunya.
Sial. Datang disaat tak tepat.
Disaat aku sama sekali tak ingin.

Aku hindari semua perasaan ini.
Tetapi semakin aku terpojok.
Tersudutkan pada dinding kokoh.
Yang aku sama sekali tak tahu bagaimana merobohkannya.

Perasaan ini bisa sangat kejam.
Dikala aku tak menginginkannya.
Sangat. Dan teramat.
Menghindari semua rasa gila ini.

Kembalikan waktu itu.
Disaat aku tak menemukan rasa gila ini.
Disaat aku masih menatap dirinya seorang.
Bukan dirinya yang aku hindari.

Otak dan hati sudah bertolak belakang.
Tolak menolak. Sudah tak tahu lagi arah perasaan ini kemana.
Tapi kini.
Kujalankan perasaan ini dengan logika.

Kondisi ini tak akan kulibatkan hatiku.
Logika lebih pantas menggerakkan perasaan ini.
Perasaan yang seharusnya tak pernah hinggap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogger templates

Followers