Rabu, 31 Desember 2014

Penghujung 2014

....

Di luar, terdengar suara petasan, candaan anak - anak dan terompet. Sedang saya disini duduk manis dan merutuki orang - orang yang mengganggu pendengaran saya dengan petasannya. Hm, bukan kesukaan saya untuk menghabiskan malam pergantian tahun dengan bersenang - senang. Saya lebih suka mencurahkan apa yang telah saya lakukan di tahun yang akan saya tinggalkan. Tidak. Saya tidak ingin berbangga diri ataupun sok alim. Saya merasa lebih nyaman dan tenang untuk sekedar lebih memahami diri saya selama setahun ke belakang.

2014  bukanlah tahun yang mudah bagi saya. Kelas 11 semester 2, saya harus berkutat dengan semua yang berbau ekstrakurikuler. Kelas 12 semester 1, saya harus visioner mengejar mimpi saya. Siklus SMA tak pernah tidak sulit, bung. Tapi, bukan itu yang membuat semuanya terasa sulit. Di pertengah semester 5 saya merasakan gejolak pikiran yang tiada henti mengenai masa depan saya dan apa yang telah saya berikan untuk orang yang paling saya sayangi, kedua orang tua saya. Gejolak itu semakin tidak terkendali. Saya semakin apatis. Mencoba tidak peduli dengan keadaan. Saya benci diri saya. Saya benci dengan semua orang di lingkungan saya terkecuali keluarga. Dan, saya benci dengan bangunan abu itu,

Pergejolakan yang terjadi telah merubah pribadi saya hingga akhirnya saya menemui bulan di penghunjung tahun, Bulan Desember. Tepat di hari ini saya merasakan sesuatu yang berbeda. Saya merasa awan gelap yang menyelimuti pikiran saya telah sirna. Digantikan dengan hangatnya sebuah sinar yang membakar semangat saya untuk menjadi lebih baik dan memperbaiki semuanya. Tidak ada kata terlambat. bukan?

Kini, saya hanya ingin berdoa untuk diberikan segala yang terbaik di tahun berikutnya. Memberikan kabar bahagia untuk orang yang paling ingin saya bahagiakan. 

...

Dan, untuk pertama kalinya saya melewati malam di tanggal kelahiran saya dengan rasa berbeda. Dengan rasa lega. Sudah 17 tahun menjejaki dunia. Mungkin, banyak yang belum dicapai tapi banyak pula yang akan dicapai. Dan saya tidak ingin menjadi pribadi yang dulu. Saya percaya bahwa apa yang saya pikirkan belum tentu benar.

0 comments:

Posting Komentar

Rabu, 31 Desember 2014

Penghujung 2014

....

Di luar, terdengar suara petasan, candaan anak - anak dan terompet. Sedang saya disini duduk manis dan merutuki orang - orang yang mengganggu pendengaran saya dengan petasannya. Hm, bukan kesukaan saya untuk menghabiskan malam pergantian tahun dengan bersenang - senang. Saya lebih suka mencurahkan apa yang telah saya lakukan di tahun yang akan saya tinggalkan. Tidak. Saya tidak ingin berbangga diri ataupun sok alim. Saya merasa lebih nyaman dan tenang untuk sekedar lebih memahami diri saya selama setahun ke belakang.

2014  bukanlah tahun yang mudah bagi saya. Kelas 11 semester 2, saya harus berkutat dengan semua yang berbau ekstrakurikuler. Kelas 12 semester 1, saya harus visioner mengejar mimpi saya. Siklus SMA tak pernah tidak sulit, bung. Tapi, bukan itu yang membuat semuanya terasa sulit. Di pertengah semester 5 saya merasakan gejolak pikiran yang tiada henti mengenai masa depan saya dan apa yang telah saya berikan untuk orang yang paling saya sayangi, kedua orang tua saya. Gejolak itu semakin tidak terkendali. Saya semakin apatis. Mencoba tidak peduli dengan keadaan. Saya benci diri saya. Saya benci dengan semua orang di lingkungan saya terkecuali keluarga. Dan, saya benci dengan bangunan abu itu,

Pergejolakan yang terjadi telah merubah pribadi saya hingga akhirnya saya menemui bulan di penghunjung tahun, Bulan Desember. Tepat di hari ini saya merasakan sesuatu yang berbeda. Saya merasa awan gelap yang menyelimuti pikiran saya telah sirna. Digantikan dengan hangatnya sebuah sinar yang membakar semangat saya untuk menjadi lebih baik dan memperbaiki semuanya. Tidak ada kata terlambat. bukan?

Kini, saya hanya ingin berdoa untuk diberikan segala yang terbaik di tahun berikutnya. Memberikan kabar bahagia untuk orang yang paling ingin saya bahagiakan. 

...

Dan, untuk pertama kalinya saya melewati malam di tanggal kelahiran saya dengan rasa berbeda. Dengan rasa lega. Sudah 17 tahun menjejaki dunia. Mungkin, banyak yang belum dicapai tapi banyak pula yang akan dicapai. Dan saya tidak ingin menjadi pribadi yang dulu. Saya percaya bahwa apa yang saya pikirkan belum tentu benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogger templates

Followers