Senin, 31 Maret 2014

Tomat atau Mutiara ?

"Jangan jadi tomat yang dengan mudahnya dipegang-pegang tapi pada akhirnya tidak jadi dibeli. Jadilah mutiara yang terjaga dalam sebuah kotak dan jika dibelipun akan selalu dijaga."

Sepertinya perumpamaan ini sudah tidak asing lagi, bukan? Mutiara dan tomat itu sudah seperti benda yang memiliki sifat bertolak belakang. Mutiara bagaikan barang istimewa sedangkan tomat bagaikan barang yang... ya bisa dilihat dari perumpamaan itu. 
Setiap kali perumpamaan itu diucapkan seakan-akan ada bagian dari diri saya yang tersentil. Bagaimana saya tidak tersentil, perumpamaan ini mengumpamakan seorang wanita sholehah yang mampu menjaga dirinya bagaikan mutiara dan wanita yang kurang mampu menjaga dirinya bagaikan tomat. Hm, seringkali saya berpikir apakah saya sudah menjadi mutiara indah tersebut?

Untuk menjadi mutiara yang utuh saja butuh proses yang lama, bagaimana menjadi mutiara utuh yang tersimpan dalam sebuah kotak permata? Seringkali terbesit dalam pikiran saya kata - kata itu. Tapi semakin lama saya mencari tahu, saya semakin mengerti dan yakin akan jalan yang saya tempuh. Ya, saya memutuskan untuk menjadi sebuah mutiara sesulit apapun prosesnya.

Setidaknya dalam proses menjadi mutiara, saya akan berusaha menjaga diri saya seperti mutiara yang menjaga dirinya dengan kotak kaca. Setidaknya saya hanya bisa dipandang tanpa harus disentuh karena ada perasaan takut merusakinya bagi orang yang ingin menyentuhnya. Setidaknya saya bisa menjadi mutiara untuk masa depan saya nanti. Setidaknya saya sudah berusaha untuk menjadi mutiara yang terjaga agar saya bisa mendapatkan masa depan yang juga menjaga dirinya.

Manusia memang tidak sempurna, tapi siapa juga yang ingin menjadi tomat ? Yang tidak terlindung apapun dan dengan mudahnya disentuh kemudian diabaikan. Yang disentuh dan dicoba banyak orang. Yang bisa ditawar dan didapatkan dengan mudah. Saya tidak ingin seperti itu. 

Saya bersyukur pernah dan seringkali mendengar perumpamaan ini. Setidaknya ini dapat menyentil saya. Jadi, untuk kalian para pembaca yang mungkin terdampar di blog saya, kalian pilih jadi tomat atau mutiara? Saya sih mau jadi mutiara :)

0 comments:

Posting Komentar

Senin, 31 Maret 2014

Tomat atau Mutiara ?

"Jangan jadi tomat yang dengan mudahnya dipegang-pegang tapi pada akhirnya tidak jadi dibeli. Jadilah mutiara yang terjaga dalam sebuah kotak dan jika dibelipun akan selalu dijaga."

Sepertinya perumpamaan ini sudah tidak asing lagi, bukan? Mutiara dan tomat itu sudah seperti benda yang memiliki sifat bertolak belakang. Mutiara bagaikan barang istimewa sedangkan tomat bagaikan barang yang... ya bisa dilihat dari perumpamaan itu. 
Setiap kali perumpamaan itu diucapkan seakan-akan ada bagian dari diri saya yang tersentil. Bagaimana saya tidak tersentil, perumpamaan ini mengumpamakan seorang wanita sholehah yang mampu menjaga dirinya bagaikan mutiara dan wanita yang kurang mampu menjaga dirinya bagaikan tomat. Hm, seringkali saya berpikir apakah saya sudah menjadi mutiara indah tersebut?

Untuk menjadi mutiara yang utuh saja butuh proses yang lama, bagaimana menjadi mutiara utuh yang tersimpan dalam sebuah kotak permata? Seringkali terbesit dalam pikiran saya kata - kata itu. Tapi semakin lama saya mencari tahu, saya semakin mengerti dan yakin akan jalan yang saya tempuh. Ya, saya memutuskan untuk menjadi sebuah mutiara sesulit apapun prosesnya.

Setidaknya dalam proses menjadi mutiara, saya akan berusaha menjaga diri saya seperti mutiara yang menjaga dirinya dengan kotak kaca. Setidaknya saya hanya bisa dipandang tanpa harus disentuh karena ada perasaan takut merusakinya bagi orang yang ingin menyentuhnya. Setidaknya saya bisa menjadi mutiara untuk masa depan saya nanti. Setidaknya saya sudah berusaha untuk menjadi mutiara yang terjaga agar saya bisa mendapatkan masa depan yang juga menjaga dirinya.

Manusia memang tidak sempurna, tapi siapa juga yang ingin menjadi tomat ? Yang tidak terlindung apapun dan dengan mudahnya disentuh kemudian diabaikan. Yang disentuh dan dicoba banyak orang. Yang bisa ditawar dan didapatkan dengan mudah. Saya tidak ingin seperti itu. 

Saya bersyukur pernah dan seringkali mendengar perumpamaan ini. Setidaknya ini dapat menyentil saya. Jadi, untuk kalian para pembaca yang mungkin terdampar di blog saya, kalian pilih jadi tomat atau mutiara? Saya sih mau jadi mutiara :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogger templates

Followers