Rabu, 20 Maret 2013

Karena Ini Hidup.

Mengapa ada pertemuan jika berujung perpisahan?
Mengapa harus memilih jika akhirnya menyesal?
Mengapa ada tawa jika akhirnya menangis?
Mengapa bermimpi jika akhirnya terjatuh?

Pertanyaan ini selalu menggerogoti hati setiap manusia. Dikala mereka kalut, entah harus berpikir bagaimana lagi. Jawaban semua pertanyaan itu hanya satu. Karena ini hidup. Hidup bukan berarti kita bernafas dan mememnuhi kebutuhan hidup saja. Banyak yang dapat dan harus kita lakukan. Dunia memang bagai hutan liar dan kita bagai hewan liar. Dan dari pengalaman yang telah kita lalui kita dapat menjinakkan dunia juga diri kita sendiri.

Mengapa ada pertemuan jika berujung perpisahan?
Pertanyaan ini selalu muncul di kala semua orang tersayang harus meninggalkan hidup kita entah untuk sementara atau selamanya. Ketika kita sampai pada suatu tembok raksasa yang memaksa kita untuk menjawab "hidup tidak adil" karna tembok itu menghalangi kita untuk menemukan jawaban sederhana utu. Tahukah jawaban tersebut? Karena kita tak akan pernah belajar memiliki dan menghargai. Perpisahan memang menyakitkan tetapi mengajarkan kita untuk menghargai semua orang dan merasa memiliki mereka. Hidup cuma sekali. Jadikan kesalahan kita sebagai guru bukan hal yang harus terus menerus kita sesali. Sekali kita berpisah dengan orang yang tersayang bukan bagaimana agar orang selanjutnya tidak dapat berpisah dengan kita tapi bagaimana kita menghargai mereka agar terulas senyuman jika perpisahan itu datang.

Mengapa harus memilih jika akhirnya menyesal?
Hidup memang penuh pilihan. Kita belajar tuk dewasa dan tidak terburu - buru mengambil keputusan. Jikalau keadaan memaksa untuk berfikir dan bertindak cepat, ambillah langkah dengan kepala dingin. Bagaimana jika tetap berujung penyesalan? Anggap itu sebagai guru kehidupan agar tak terulang kembali. Kita tak tahu kan berapa kesempatan yang akan datang? Sekali? Dua kali? Hidup penuh kejutan, semua langkah yang telah terayun ingatlah dan perbaiki jika kita merasa belum puas.

Mengapa ada tawa jika akhirnya menangis?
Ini hidup, kawan. Bukan tentang bahagia saja tentu tentang tangis. Hidup itu memang roda yang berputar. Kita dapat bahagia juga sedih. Bagaimana kita tahu rasanya manis bila tak ada pahit? Bagaimana pula kita tahu tawa itu bahagia jika tak ada tangis yang menyakitkan?

Mengapa bermimpi jika akhirnya terjatuh?
Hidup takkan dikatakan hidup jika tak pernah ada mimpi. Karna kita disini dituntut tuk bermimpi. Anggap saja bermimpi itu melukis di atas kertas hitam putih. Menyenangkan bukan? Mimpi tuk dikejar dan diraih. Tak apa jika kita gagal dalam satu mimpi, pertanda kita akan dipertemukan mimpi - mimpi yang tentunya lebih ajaib. Mimpi bukan untuk menjatuhkan tapi untuk membangun.

"Tidak semua hal pahit memang pahit. Semua kepahitan itu ajarkan kita tuk jadi manusia hebat yang mampu jinakkan hutan liar ini."
-hasnanabilaa

0 comments:

Posting Komentar

Rabu, 20 Maret 2013

Karena Ini Hidup.

Mengapa ada pertemuan jika berujung perpisahan?
Mengapa harus memilih jika akhirnya menyesal?
Mengapa ada tawa jika akhirnya menangis?
Mengapa bermimpi jika akhirnya terjatuh?

Pertanyaan ini selalu menggerogoti hati setiap manusia. Dikala mereka kalut, entah harus berpikir bagaimana lagi. Jawaban semua pertanyaan itu hanya satu. Karena ini hidup. Hidup bukan berarti kita bernafas dan mememnuhi kebutuhan hidup saja. Banyak yang dapat dan harus kita lakukan. Dunia memang bagai hutan liar dan kita bagai hewan liar. Dan dari pengalaman yang telah kita lalui kita dapat menjinakkan dunia juga diri kita sendiri.

Mengapa ada pertemuan jika berujung perpisahan?
Pertanyaan ini selalu muncul di kala semua orang tersayang harus meninggalkan hidup kita entah untuk sementara atau selamanya. Ketika kita sampai pada suatu tembok raksasa yang memaksa kita untuk menjawab "hidup tidak adil" karna tembok itu menghalangi kita untuk menemukan jawaban sederhana utu. Tahukah jawaban tersebut? Karena kita tak akan pernah belajar memiliki dan menghargai. Perpisahan memang menyakitkan tetapi mengajarkan kita untuk menghargai semua orang dan merasa memiliki mereka. Hidup cuma sekali. Jadikan kesalahan kita sebagai guru bukan hal yang harus terus menerus kita sesali. Sekali kita berpisah dengan orang yang tersayang bukan bagaimana agar orang selanjutnya tidak dapat berpisah dengan kita tapi bagaimana kita menghargai mereka agar terulas senyuman jika perpisahan itu datang.

Mengapa harus memilih jika akhirnya menyesal?
Hidup memang penuh pilihan. Kita belajar tuk dewasa dan tidak terburu - buru mengambil keputusan. Jikalau keadaan memaksa untuk berfikir dan bertindak cepat, ambillah langkah dengan kepala dingin. Bagaimana jika tetap berujung penyesalan? Anggap itu sebagai guru kehidupan agar tak terulang kembali. Kita tak tahu kan berapa kesempatan yang akan datang? Sekali? Dua kali? Hidup penuh kejutan, semua langkah yang telah terayun ingatlah dan perbaiki jika kita merasa belum puas.

Mengapa ada tawa jika akhirnya menangis?
Ini hidup, kawan. Bukan tentang bahagia saja tentu tentang tangis. Hidup itu memang roda yang berputar. Kita dapat bahagia juga sedih. Bagaimana kita tahu rasanya manis bila tak ada pahit? Bagaimana pula kita tahu tawa itu bahagia jika tak ada tangis yang menyakitkan?

Mengapa bermimpi jika akhirnya terjatuh?
Hidup takkan dikatakan hidup jika tak pernah ada mimpi. Karna kita disini dituntut tuk bermimpi. Anggap saja bermimpi itu melukis di atas kertas hitam putih. Menyenangkan bukan? Mimpi tuk dikejar dan diraih. Tak apa jika kita gagal dalam satu mimpi, pertanda kita akan dipertemukan mimpi - mimpi yang tentunya lebih ajaib. Mimpi bukan untuk menjatuhkan tapi untuk membangun.

"Tidak semua hal pahit memang pahit. Semua kepahitan itu ajarkan kita tuk jadi manusia hebat yang mampu jinakkan hutan liar ini."
-hasnanabilaa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogger templates

Followers