Selasa, 12 Maret 2013

Bodoh.

    Di tengah tumpukan tugas dan ulangan terselip pikiran bodoh ini. Menghancurkan segala konsentrasi ini. Pikiranmu. Bayanganmu. Kembali hadir. Di saat aku harus berdiri tegak tuk persiapkan esok hari, masa depan yang cerah. Mungkin memang harusnya tak usah ku buka jejaring sosial itu. Hingga akhirnya perasaan ini memakan semua konsentrasiku. Sial. 1 kata ini selalu kuungkapkan saat perasaan ini datang.
 
   Hampir 4 tahun tetap dihantui bayangmu. Khawatir, cemas, takut akan kehilanganmu kembali terus menghantui. Sampai kapan? Entah. Tapi yang pasti aku sudah muak akan jalan hati ini. Bersimpangan, berharap, terjatuh dan tak pernah sampai. Harus berapa kali aku terjatuh dalam lubang yang sama? Harus sampai kapan kutunggu sampai aku raih hatinya? Akankah? Bisakah?

  Tidak. Aku tak bisa jatuh bangun karna rasa ini. Bila rasa ini tak bisa tersampaikan, mungkin memang begini suratan takdir. Tapi jalan hidup masih dapat berikan ku bahagia. Walau sampai sekarang aku masih harapkan dirimu. Masih takut akan hatimu kembali terebut dia yang lain. Dan masih mengalirkan derasnya air mata yang tak dapat terbendung. Aku kan terus langkahkan kaki. Menghilangkan segala bayangmu. Walau aku tahu semuanya hanya akan terasa datar. Tapi saat ini dan sampai 2 tahun ke depan. Bukan dirimu yang aku prioritaskan dalam anganmu, tapi masa depan menuju kesuksesan.

 Ya. aku tak boleh egois dengan mengejarmu terus menerus. Berharap kau tak bersama yang lain. Pendirian yang teguh yang aku butuhkan. Teguh berdiri akan kesuksesan. Kukesampingkan segala memori dan bayangmu. Jika nanti kita dapat bersama tentunya aku bahagia. Tetapi jika kita takkan bisa, semoga kita temukan jalan cerita yang bahagia.
-Teruntuk  kamu yang selalu hadir dalam mimpi dan pikiranku
Kamu dan pandanganmu.

0 comments:

Posting Komentar

Selasa, 12 Maret 2013

Bodoh.

    Di tengah tumpukan tugas dan ulangan terselip pikiran bodoh ini. Menghancurkan segala konsentrasi ini. Pikiranmu. Bayanganmu. Kembali hadir. Di saat aku harus berdiri tegak tuk persiapkan esok hari, masa depan yang cerah. Mungkin memang harusnya tak usah ku buka jejaring sosial itu. Hingga akhirnya perasaan ini memakan semua konsentrasiku. Sial. 1 kata ini selalu kuungkapkan saat perasaan ini datang.
 
   Hampir 4 tahun tetap dihantui bayangmu. Khawatir, cemas, takut akan kehilanganmu kembali terus menghantui. Sampai kapan? Entah. Tapi yang pasti aku sudah muak akan jalan hati ini. Bersimpangan, berharap, terjatuh dan tak pernah sampai. Harus berapa kali aku terjatuh dalam lubang yang sama? Harus sampai kapan kutunggu sampai aku raih hatinya? Akankah? Bisakah?

  Tidak. Aku tak bisa jatuh bangun karna rasa ini. Bila rasa ini tak bisa tersampaikan, mungkin memang begini suratan takdir. Tapi jalan hidup masih dapat berikan ku bahagia. Walau sampai sekarang aku masih harapkan dirimu. Masih takut akan hatimu kembali terebut dia yang lain. Dan masih mengalirkan derasnya air mata yang tak dapat terbendung. Aku kan terus langkahkan kaki. Menghilangkan segala bayangmu. Walau aku tahu semuanya hanya akan terasa datar. Tapi saat ini dan sampai 2 tahun ke depan. Bukan dirimu yang aku prioritaskan dalam anganmu, tapi masa depan menuju kesuksesan.

 Ya. aku tak boleh egois dengan mengejarmu terus menerus. Berharap kau tak bersama yang lain. Pendirian yang teguh yang aku butuhkan. Teguh berdiri akan kesuksesan. Kukesampingkan segala memori dan bayangmu. Jika nanti kita dapat bersama tentunya aku bahagia. Tetapi jika kita takkan bisa, semoga kita temukan jalan cerita yang bahagia.
-Teruntuk  kamu yang selalu hadir dalam mimpi dan pikiranku
Kamu dan pandanganmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogger templates

Followers